News & Events
Konsep Honne Tatemae dalam Kebudayaan Jepang
- May 14, 2022
- Posted by: Appkey 001
- Category: Budaya Jepang
Dalam berinteraksi dengan orang lain, sebuah bentuk sebab akibat berupa aksi reaksi kerap terjadi. Karena reaksi dari lawan bicara tergantung dari apa yang dilakukan oleh teman-teman, hal ini begitu dipercaya oleh orang-orang Jepang. Karena itu, dalam budaya Jepang terdapat sebuah tindakan yang dikenal dengan honne tatemae. Sebuah tindakan atau cara bersikap yang menjadi ciri khas Jepang.
Apa itu honne tatemae?
Jepang dikenal memiliki sikap yang sempurna dalam beretika dan bertindak tutur, hal ini karena mereka memiliki kemampuan sosialisasi yang sudah mengakar sejak lama. Sikap ini dikenal dengan isitlah honne tatemae yang banyak dianut oleh kebanyakan orang Jepang, saat sedang berada di depan umum. Orang Jepang memiliki cara berpikir dan cara berkomunikasi yang khas bernama tatemae.
Hal ini menyiratkan bahwa mereka tidak akan mengatakan apa yang sedang dipikirkan kepada lawan bicara secara ‘terbuka’, namun lebih memfokuskan kepada bagaimana reaksi dari lawan bicara terhadap pendapat yang sedang diutarakan. Sedangkan honne(本音) adalah isitlah yang digunakan untuk menggambarkan perasaan sebenarnya dari dalam diri seseorang.
Pada dasarnya, tindakan ini tidak bisa diucapkan kepada sembarang orang begitu saja karena hal ini hanya bisa disampaikan kepada orang terdekat seperti keluarga atau sahabat. Honne dan tatemae merupakan konsep kebudayaaan Jepang yang banyak dipercaya oleh orang-orang Jepang dalam kehidupan sehari-hari.
Penerapan ini biasanya berlaku dalam interaksi sosial, pekerjaan, dan hal-hal lain yang melihatkan komunikasi dengan orang lain. Honne merupakan perwakilan perasaan dari emosi sebenarnya yang dimiliki oleh seseorang, tindakan honne tidak dipengaruhi oleh apa yang diterima secara umum di masyarakat melainkan bentuk representasi dari sifat asli seseorang dari dalam diri.
Oleh karena itu, seseorang biasanya tidak menunjukkan sikap honne mereka kepada orang yang tidak dikenal atau mereka hanya menunjukkannya kepada orang yang dipercaya saja. Sikap tatemae lebih memfokuskan terhadap perilaku seseorang, reaksi, dan emosi yang diperlihatkan kepada orang lain atau saat seseorang sedang berada di depan umum.
Sikap tatemae umumnya merupakan sifat yang bisa diterima oleh masyarakat atau sebuah reaksi dari kepribadian yang ingin dilihat oleh orang-orang.
Apakah hubungan honne dan tatemae?
Honne dan tatemae dari seseorang bisa jadi bertentangan satu dengan lainnya, hal ini karena kedua sikap ini memang tidak memiliki kesamaan serta saling bertolak belakang. Tidak jarang juga menyebabkan pergejolakan hati sehingga seseorang harus mengetahui kapan memunculkan sikap honne tatemae seusai dengan kondisi dan situasi.
Terdapat sebuah konsep dalam budaya Cina yang dikenal dengan isitlah wajah luar dan wajah dalam, dari sinilah istilah muka dua berasal dan tidak jarang istilah ini dianggap memiliki kesan negatif. Namun bukan berarti orang yang kerap kali menunjukkan honne tatemae adalah pembohong atau tidak jujur dalam bertindak tutur.
Mengapa honne tatemae penting di Jepang?
Anggapan atau asumsi publik merupakan hal yang penting bagi kebanyakan orang Jepang, bahkan tidak jarang perilaku seseorang diatur oleh anggapan orang lain untuk menjaga nama baik pribadi dan nama baik keluarga. Tindakan ini juga penting dalam konsep kebudayaan Jepang, untuk selalu bertindak bijaksana dalam menghadapi situasi sosial dan selalu menjunjung tinggi sopan santun.
Penting juga bagi mereka untuk menghindari konflik atau perbedaan pendapat, khususnya saat berada di tempat umum. Oleh karena itu, orang Jepang menganut hal ini tidak akan mengatakan atau melakukan tindakan yang menyebabkan orang lain bereaksi negatif. Karena mereka lebih mementingkan anggapan orang lain daripada diri sendiri.
Mereka ingin menghindari apapun yang akan menyebabkan orang lain menjadi agresif atau merasa bahwa mereka akan bereaksi agresif.
Pikiran pribadi vs pikiran publik
Di lain sisi isitlah honne tatemae tidak memiliki arti secara langsung, melainkan biasanya dijelaskan dengan sebuah kalimat atau tindakan. Istilah yang mendekati arti sebenarnya dari honne tatemae bisa ditemui dalam kosa kata bahasa Inggris, yaitu private mind untuk honne dan public mind untuk tatemae. Terdapat cara bagi teman-teman untuk berperilaku di rumah dan adapula cara untuk di depan umum.
Konsep yang dipercaya oleh orang Jepang adalah seiring bertambahnya usia maka mereka harus bisa untuk mengendalikan diri sendiri, begitu juga memiliki kemampuan dalam menjaga tindakan diri sendiri. Namun tidak sedikit orang yang tidak setuju akan hal tersebut, karena tidak semua orang yang diperlakukan baik akan memberikan reaksi positif.
Honne tatemae zaman sekarang
Tidak diketahui secara pasti kapan konsep honne tatemae mulai ditemukan dan berkembang hingga saat ini, namun bisa dipastikan bukan merupakan konsep modern. Generasi zaman dulu menganut hal ini untuk menghindari konflik dan selisih paham. Dan berkaitan dengan zaman sekarang, konsep honne tatemae tidak begitu banyak diaplikasikan oleh generasi muda.
Hal ini disebabkan oleh peningkatan tekanan sosial untuk menjadi pribadi yang lebih mandiri dan liberal dalam hal berpikir serta bertindak lebih dari generasi-generasi sebelumnya. Dampak yang terjadi adalah timbulnya fenomena sosial yang baru dalam budaya Jepang, karena generasi muda berusaha untuk menghindari interaksi sosial.
Fenomena ini dikenal dengan istilah hikikomori atau merupakan perilaku untuk menarik diri dari kehidupan sosial maupun interaksi sosial, orang-orang yang terjerumus ke dalam hikikomori berusaha menghindari perselisihan yang memungkinkan terjadi selama kegiatan sosial atau situasi tidak nyaman. Hikikomori lebih ekstrim bisa dikatakan sebagai kecemasan sosial.
Gaya hidup ini mirip dengan cara bagaimana para pertapa hidup, yaitu untuk mengisolasi diri dari luar dan menjauhkan diri dari keramaian banyak orang. Fenomena lain yang berpontensi lahir dari tekanan honne tatemae adalah parasit lajang, istilah ini digunakan untuk menggambarkan seseorang berusia 20an hingga 30an yang masih tinggal bersama dengan orang tuanya.
Akhir-akhir ini istilah lajang kerap kali dianggap sebagai bentuk hinaan yang digunakan kepada wanita cukup umur tapi belum menikah, dalam bahasa Jepang dikenal dengan isitlah パラシトシングル (parashito shinguru).
Kritik kepada honne tatemae
Tindakan honne tatemae mendapatkan kritik dari beberapa kalangan di Jepang, alasannya karena honne tatemae dianggap memberikan tekanan yang tidak seharusnya kepada orang-orang. Kritik yang datang karena tindakan ini dinilai palsu dan tidak mampu untuk mengungkapkan emosi atau perasaan mereka yang sebenarnya kepada orang lain.
Sebaliknya dalam budaya Jepang, hal ini tidak bermaksud untuk memberikan kepribadian yang palsu kepada orang-orang. Melainkan menginspirasi orang-orang untuk hidup rukun, damai, serta menghindari konflik dalam berbagai situasi. Namun hal ini masih menjadi persoalan yang dibesar-besarkan sehingga membuat salah paham dalam menyikapi honne tatemae.
Inti yang ingin disampaikan dari honne tatemae bukanlah mengenai ucapan dan tindakan jujur atau bohong, namun bagaimana untuk bisa memahami emosi diri saat berhadapan dengan banyak orang di berbagai macam situasi. Terkadang hal ini bertabrakan dengan norma-norma sosial dan sering kali membuat salah paham bagi beberapa orang.
Pemahaman honne tatemae memiliki makna berbeda sesuai dengan interpretasi masing-masing orang,
Apakah tatemae adalah kebohongan?
Terkait anggapan bahwa tatemae kerap kali diasumsikan dengan kebohongan, hak ini berdasarkan beberapa kasus yang ditemukan karena tatemae bisa menyebabkan perilaku bohong atau tidak berucap sebenarnya. Namun tatemae tidak memiliki maksud demikian, sayangnya masih ada banyak orang yang menafsirkan berbeda sehingga tatemae kerap dijadikan ‘topeng’ untuk menutupi sifat aslinya.
Contoh kasus adalah bila teman-teman mendapatkan sebuah hadiah namun tidak menyukainya, jika teman-teman memberitahu hal tersebut kepada orang yang memberikan hadiah. Tindakan ini akan mengakibatkan kesan tidak nyaman, padahal rasa tidak suka ini merupakan bentuk honne karena rasa sebenernya yang muncul dari dalam diri.
Sebaliknya, teman-teman akan merasa lebih nyaman saat menerima hadiah tersebut dan mengucapkan rasa terima kasih. Tindakan ini merupakan bentuk dari tatemae dalam bertindak, terlepas diri sendiri menyukai hadiah tersebut atau tidak. Tapi teman-teman bisa menghargai orang yang memberikan hadiah karena sudah meluangkan waktu dan bermaksud untuk membuat teman-teman bahagia.
Sikap berbohong bisa terlihat saat reaksi teman-teman justru berlebihan, bahkan saat teman-teman tidak menyukai hadiah tersebut. Hal ini yang menjadi pembeda antara kebohongan dan sikap tatemae.
Honne tatemae terhadap orang asing
Jika teman-teman mengunjungi Jepang, penting untuk memahami honne tatemae serta kaitannya dengan etika yang ada di Jepang saat berinteraksi sosial. Kemana pun teman-teman pergi di Jepang, teman-teman akan berinteraksi dengan macam-macam orang dengan memiliki kepribadian dan sifat yang berbeda-beda.
Jika teman-teman memiliki sifat tidak peduli terhadap orang lain dalam bertutur kata, nampaknya teman-teman harus mempertimbangkannya kembali saat berkomunikasi dengan orang Jepang. Karena sopan santun merupakan tindakan penting bagi orang Jepang, bagaimana teman-teman? Apakah bisa membedakan antara honne dan tatemae? Dan apakah bisa membedakan kebohongan dan tatemae?
Hal tersebut sama sekali berbeda, karena honne tatemae merupakan sebuah konsep kebudayaan Jepang yang sudah ada sejak lama. Maka dari itu sebagai pendatang, teman-teman harus saling menghargai hal tersebut. Lalu apa lagi kebudayaan Jepang yang akan dibahas tuntas selanjutnya? Penasaran? Maka dari itu jangan sampai ketinggalan update dari situs https://jepang-indonesia.co.id/