News & Events
Kadomatsu, Hiasan Indah untuk Tahun Baru Khas Jepang
- June 13, 2022
- Posted by: Appkey 001
- Category: Budaya Jepang
Menambahkan hiasan dalam sebuah perhelatan acara merupakan sentuhan manis layaknya sebuah krim pada kue, hiasan indah ini bisa teman-teman temukan juga saat berkunjung ke Jepang. Salah satu yang terkenal memiliki nama kadomatsu, lalu apakah kadomatsu ini? Apakah perbedaan hiasan satu ini dengan lainnya? Penasaran?
Kadomatsu adalah
Bila diterjemahkan secara harfiah, kadomatsu memiliki arti ‘gerbang pinus’ hal ini merujuk kepada sepasang pajangan yang terbuat dari pinus dan bambu serta dipasang di tempat-tempat tertentu. Biasanya hal ini dilakukan pada tahun baru atau hari-hari penting lainnya bernuansa perayaan, tidak jarang hiasan ini pun disebut dengan matsukazari atau dekorasi yang terbuat dari pinus.
Makna yang terkandung dalam kadomatsu (門松) adalah sebuah tempat tinggal bagi para dewa dalam menyambut tahun baru yang akan datang, diyakini bahwa kadomatsu merupakan simbol dari tempat tinggal para dewa tersebut. Terkadang untuk beberapa tempat dan kondisi hiasan pinus ini diganti dengan komponen bervariasi lainnya.
Dekorasi kadomatsu
Seiring dengan perkembangan zaman, kadomatsu pada masa ini memiliki tampilan dengan tambahan bambu pada bagian tengah. Namun pinus tetap menjadi ‘tema’ utama untuk hiasan tahun baru di Jepang ini, budaya ini pada awalnya berasal dari kebiasaan populer yang dikenal dengan nama ‘pinus pada hari tikus’.
Kebiasaan ini berada pada zaman Heian yang dilakukan oleh para bangsawan dengan membawa pulang pohon pinus selama acara komatsu-hiki atau mencabut pohon pinus pada hari tikus. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan berdoa guna panjang umur, hingga saat ini keluarga dari keturunan zaman dahulu pada wilayah Kansai masih mengikuti kebiasaan satu ini.
Menampilkan pohon pinus kecil dengan akar yang dibungkus oleh kertas Jepang pada kedua sisi pintu masuk rumah merupakan kadomatsu modern, terdapat perbedaan gaya pada beberapa kadomatsu. Di wilayah Kansai, satu set yang terdiri dari tiga batang bambu ditempatkan pada bagian tengah serta ditambahkan kubis hias dilengkapi warna merah dan putih.
Di depan pinus muda diikat dengan bambu pada bagian bawah, kadomatsu yang termasuk mewah memilik bentuk layaknya pohon plum tua, nandina (bambu surgawi) sebuah bambu bergaris rendah yang disebut kumazasa, dan yururiha. Kadomatsu standar atau dekorasi tradisional Jepang di wilayah Kanto memiliki bentuk serupa hanya saja disertai tali jerami sebagai pengikat.
Dua gaya yang terdapat pada bagian ujung batang bambu (sogi) diiris secara diagonal dan (zundo) diiris secara horizontal. Menurut kepercayaan populer, Ieyasu Tokugawa merupakan orang yang membuat sogi atau gaya iris secara diagonal setelah pertempuran Mikatagahara pada tahun 1572. Pertempuran yang sangat diingat oleh Ieyasu Tokugawa seumur hidupnya.
Hal ini karena pada pertempuran tersebut untuk pertama kalinya Ieyasu Tokugawa kalah oleh sang musuh bernama, Shingen Takeda. Oleh karena itu dirinya bertekad untuk menebas habis Shingen Takeda bila tertemu lagi pada pertempuran berikutnya, namun nyatanya justru kedua gaya sogi dan zundo berasal dari keluarga samurai.
Secara umum, gaya tersebut biasanya hanya didapati pada wilayah Kansai saja. Potongan bambu tersebut memiliki bagian termasuk pada sambungannya, sehingga bisa dibentuk menyerupai bagian mulut yang tersenyum.
Periode Kadomatsu
Di Jepang terdapat sebuah acara yang melibatkan pohon pinus bernama matsu-mukae, secara arti istilah ini berarti (menyambut pohon pinus). Orang-orang mendaki gunung untuk mengumpulkan cabang pohon pinus yang diadakan pada tanggal 10 Desember, sebuah teori menyatakan bahwa hal ini mengundang Toshigami-sama untuk pulang dari pegunungan.
Toshigami-sama adalah dewa tahun baru yang dipercaya mengatur panen oleh orang Jepang, namun untuk di beberapa daerah biasanya kadomatsu paling cepat dirayakan pada tanggal 20 Desember. Tidak jarang juga terdapat orang yang merayakan pada tanggal 25 Desember seperti halnya natal pada tanggal bersamaan.
Kepercayaan yang ada mengatakan bahwa kadomatsu harus diletakkan sebelum tanggal 28 Desember, karena bila kadomatsu disimpan pada tanggal 29 Desember akan memberikan makna niju-ku yang berarti memberikan rasa sakit hal ini memiliki pengucapan sama dengan tanggal 29 dalam bahasa Jepang, atau memiliki makna ku-matsu yang memiliki arti menunggu rasa sakit.
Untuk sebagian daerah, pameran kadomatsu berakhir pada malam tanggal 6 Januari dan periode pameran hingga 7 Januari untuk mencocokan dengan nanoka- shougatsu (perayaan hari ketujuh tahun baru) atau disebut dengan matsu no uchi. Tetapi pada hal ini bisa berbeda dari satu daerah ke daerah lainnya, karena untuk beberapa tempat kadomatsu dipajang hingga tanggal 15 Januari.
Mendapatkan kadomatsu
Untuk bisa membuat kadomatsu, orang Jepang biasanya akan merangkai sendiri dengan membuat secara manual. Cara lain yang bisa digunakan adalah mengunjungi toko bunga, perusahaan perkebunan, dan beberapa tempat lainnya yang menyediakan layanan lengkap untuk memasang kadomatsu. Biaya pasang yang ditawarkan pun cukup bervariasi satu sama lainnya.
Kisaran harganya berada di 10.000 hingga 50.000 yen atau sekitar sejuta hingga lima juta pada kurs saat ini, semakin formal kadomatsu yang ada maka harganya semakin mahal. Namun satu kadomatsu hanya untuk satu perayaan saja, tidak bisa digunakan kembali pada tahun berikutnya karena harus menggunakan bunga yang segar.
Kadomatsu saat ini
Bila membicarakan kadomatsu pada saat ini, lebih sedikit orang yang memasang hiasan tahun baru di Jepang ini. Hal ini karena timbulnya rasa khawatir mengenai kerusakan alam, kesulitan menemukan bahan pembuat, dan adanya perubahan lingkungan sosial dalam pembangunan gedung serta apartemen di Jepang.
Karena tidak jarang untuk proses gaya penanaman kadomatsu tertentu mengakibatkan kerugian berupa merusak rak-rak toko pada akhir tahun, beberapa orang lebih memilih untuk memasang kadomatsu versi kecil di rumahnya. Versi dekorasi tradisional Jepang sederhana lainnya hanya menggunakan pinus kecil saja dan dilengkapi dengan hiasan kertas di sekelilingnya.
Hal ini justru lebih populer digunakan pada akhir-akhir ini karena sederhana dan praktis. Untuk sektor komersial, terdapat jenis kadomatsu yang digunakan untuk bisnis tertentu seperti pusat perbelanjaan. Hal ini karena pusat perbelanjaan kembali dibuka pada tanggal 2 setelah libur tahun baru, maka menarik minat pengunjung untuk datang karena tertarik oleh hiasan kadomatsu.
Untuk beberapa toko kelontong kecil bahkan tidak membuat kadomatsu sendiri, hanya saja tetap menawarkan nuansa serupa dengan menempelkan brosur atau poster berbentuk kadomatsu. Namun tidak sedikit toko yang buka pada tahun baru sama sekali tidak menempelkan poster ini, hal ini memang kembali lagi kepada kepercayaan masing-masing.
Teori Kadomatsu
Menurut sebuah teori, kebiasaan membawa pulang pinus dari hari ke hari pada tahun baru di mulai selama era Heian dan gaya kadomatsu disimpan pada pintu masuk merupakan penerapan dari era Muromachi. Terdapat sebuah puisi tradisional Jepang bernama waka, hal ini kerap kali dikaitkan dengan kadomatsu.
Waka sendiri memiliki makna sebuah tonggak atau tahapan untuk perjalanan ke dunia orang yang sudah meninggal, Jepang memang merupakan negara yang istimewa dengan bisa menggabungkan kemajuan teknologi tanpa menghilangkan kepercayaan terhadap kepercayaan tradisional. Hal tersebut yang membuat banyak negara kagum akan Jepang,
Begitu pula dengan kadomatsu yang merupakan sebuah dekorasi tradisional Jepang, apakah teman-teman tertarik untuk menggunakan hiasan indah ini di rumah kalian? Jangan lupa untuk selalu mengikuti perkembangan budaya dan artikel menarik dari kami ya!