News & Events
Sejarah dan Perkembangan Marga Jepang di Zaman Modern
- August 11, 2022
- Posted by: Appkey 001
- Category: Budaya Jepang
Memiliki marga Jepang merupakan hal yang lazim bagi masyarakat di sana, hal ini memang sudah berlangsung sejak awal terbentuknya Jepang. Sebelum zaman kekaisaran, Jepang menganut sistem klan atau marga. Marga ini muncul berkat adanya sebuah pernikahan atau karena nenek moyang yang sama, masing-masing memiliki marga dan berpengaruh terhadap negara terlebih bangsawan.
Marga Jepang
Para bangsawan ini juga menjabat sebagai pemimpin agama klan mereka, saat zaman itu agama dan kepercayaan yang dipegang teguh adalah Shinto. Orang-orang ini percaya bahwa roh nenek moyang mereka akan melindungi keluarga dan desa dari gangguan yang akan mencelakakan, para leluhur ini diyakini mendengarkan doa mereka sehingga banyak ritual yang dilakukan sebagai penghormatan.
Kaisar pertama Jepang berasal dari klan Yamato dengan memiliki lambang kepala samurai, bisa dikatakan bahwa pada masanya klan ini merupakan yang paling kuat pada tahun 300an. Kaisar Jimmu adalah yang pertama kali memerintah pada zaman ini, klan lain dapat mempertahankan wilayah mereka dengan syarat mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan.
Pada tahun 400an, kaisar Jimmu menjadi pemimpin yang paling kuat dari seluruh klannya. Kaisar kuno ini adalah seorang manusia biasa, namun para masyarakat memperlakukannya seakan dewa karena memiliki kekuatan yang tiada bandingan. Kaisar ini pun memegang kendali atas kekuasaan militer pada saat itu, sistem kekaisaran ini mengharuskan mereka memimpin sampai akhir hayat.
Kekayaan dan kekuasaan diukur berdasarkan kepemilikan tanah, sumber pendapatan utama pemilik tanah ini berasal dari bertani atau memancing. Beberapa dari orang-orang ini memiliki bakat besar dalam seni menenun dan membuat pakaian, bagi mereka yang memiliki perekonomian tidak baik akan diperbudak dan dipaksa menjadi juru masak atau pembantu bagi bangsawan.
Klan Yamato menjadi salah satu yang paling menarik dalam sejarah perkembangan marga Jepang, karena disebutkan bahwa mereka merupakan salah satu keturuan langsung dari dewa Amaterasu Omikami (dewa matahari). Tidak hanya itu saja, klan Yamato begitu terkenal pada masa imperial. Dikatakan bahwa sebagai keturunan dari lima raja Wa dan Yamato.
Saat ini di Jepang terdapat empat klan bangsawan utama yang masih bertahan,
- Klan Minamoto atau Genji yang terdiri dari 21 cabang rumah kekaisaran di Jepang
- Klan Taira atau Heishi yang terdiri dari empat cabang imperial house of Japan
- Klan Fujiwara merupakan klan paling disegani pada masa restorasi Meiji
- Klan Tachibana yang berasal dari keturunan pangeran Naniwa-O
Klan Minamoto adalah anggota keluarga dari kekaisaran yang diturunkan dari pangkatnya, atau dikenal dengan marga Jepang Genji. Sistem ini lazim digunakan selama periode Heian bahkan berlangsung hingga periode Sengoku. Kaisar Saga memiliki banyak anak dengan jumlah 49 sehingga disebutkan bahwa hal ini menjadi beban bagi rumah tangga kekaisaran.
Maka dari itu, untuk menghindari tekanan dari keluarga besar kekaisaran. Sang kaisar mengubah putra dan putrinya menjadi bangsawan dan wanita bangsawan yang bertanggung jawab atas dirinya sendiri, Minamoto adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada klan baru. Namun tidak terlepas dari ikatan klan lama.
Cabang-cabang atau pecahan klan ini dinamai menurut nama kaisar dari mana mereka berasal, sayangnya, beberapa dari mereka justru tidak memiliki keturunan untuk melanjutkan ‘warisannya’. Klan Taira adalah cabang lain dari dinasti kekaisaran, mereka dianggap sebagai salah satu empat klan penting yang mendominasi dunia politik di Jepang.
Klan Taira ini semakin melebarkan sayapnya dengan cara menguasai dunia politik dan membentuk pemerintahan dengan didominasi oleh para Samura. Bahkan hal ini pada akhirnya dikenal bahwa sebagai Samurai pertama di Jepang, maka dari itu teman-teman bisa menemukan Marga Jepang Taira pada nama-nama para Samurai generasi awal.
Marga Jepang dan Klan
Klan Oda mengklaim bahwa mereka merupakan keturunan dari klan Taira, klan Fujiwara termasuk dalam kelompok pemimpin pemerintahan negara yang berasal dari klan Nakatomi. Klan Fujiwara mendominasi panggung politik di Jepang selama periode mereka ada, mereka naik ke tingkat tertinggi kekuasaan karena berhasil mengkudeta pimpinan pada masa itu.
Strategi yang digunakan oleh klan ini adalah dengan cara menikahkan putri mereka dengan sang kaisar, mereka ingin mendapatkan pengaruh atas kaisar selanjutnya yang akan berkuasa. Maraknya kelas prajurit membuat klan ini semakin perlahan kehilangan kendali atas politik Jepang, bahkan pengaruh politik mereka pun pada akhirnya menghilang.
Namun kendatipun demikian, mereka tetap menjadi penasihat dekat pada kaisar berikutnya. Klan Tachibana berbasis di istana Tachibana. Klan ini berasal Otomo Sadatoshi, pengambilan nama ini berasal dari seorang penjaga istana yang kemudian mendapatkan warisan karena kekaisaran tidak memiliki ahli waris pada masanya.
Klan bangsawan terdiri dari klan asli keturunan bangsawan atau bisa didapatkan sebagai pahlawan legendaris Jepang, ada juga klan yang disebut sebagai imigran dan masuk ke dalam keturunan bangsawan misalnya seperti negara tetangga Jepang (China). Sebagai bentuk penghormatan terhadap Toyotomi Hideyoshi (pahlawan legendaris Jepang).
Marga Jepangnya memiliki tempat istimewa di hati para kaisar, nama keluarga dari era kuno akhir dan seterusnya Myoji umumnya digunakan oleh para Samurai untuk menunjukkan identitas keluarga mereka. Tidak hanya itu, gengsi dan nama baik keluarga pun dibawa sebagai bentuk penghormatan serta tanggung jawab.
Perkembangan Klan dan Marga
Struktur politik pertama di Jepang didasari pada klan atau uji independen siapa pemimpin paling kuat pada masa itu, pemimpin setiap klan memiliki peran krusial dan penting dalam hal kekuasaan maupun kepercayaan terhadap agama. Dari abad ke 4 penduduk Jepang yang berimigrasi dari daratan, karena adanya sistem yang kuat. Setiap klan memberikan penghormatan pada para Dewa.
Jelas bahwa agama memainkan peran yang besar dalam kehidupan klan dan marga Jepang, maka dari itu inilah alasannya mengapa bahwa klan Yamato mengklaim bahwa mereka merupakan keturunan dari dewa matahari, Amaterasu. Sebuah kisah penciptaan disebarkan untuk mencatatkan bagaimana sang kaisar turun dari matahari.
Dengan demikian keluarga kerajaan akan menganut agama Shinto sebagai salah satu cara mengontrol dunia politik di Jepang, agama ini memiliki pengikut yang luas di Jepang. Klan Yamato yang merupakan keturunan kaisar pertama masih memerintah Jepang hingga masa kini, dengan sistem klan ini sang pimpinan disebut sebagai uji no kami.
Kemudian para anggota atau tangan kanan dikenal dengan nama ujibito, ujibito memiliki peran sebagai pemerintah bagi kelas bawah yang dikenal sebagai benotami dan nuhi. Tidak semua klan memiliki hak dan fungsi sama, klan Yamato mengklasifikasikan dengan menyesuaikan pekerjaan masing-masing sehingga tidak saling mengganggu kepada yang lain.
Omi dan Muraji adalah gelar yang diberikan kepada mereka yang memiliki status lebih tinggi, perbedaan antara keduanya adalah sebagai pendukung lama dan pendukung baru. Beberapa klan diberi tugas untuk mengelola pemerintahan, namun terlepas dari hak dan tanggung jawab atau fungsi yang diberikan. Tujuan semua tetap sama, yaitu selalu membuat Jepang berjaya.
Itulah sejarah bagaimana terbentuknya klan dan marga Jepang hingga saat ini, bagi teman-teman yang memiliki kenalan dari Jepang mungkin akrab dengan istilah menyebut nama panggilan dengan nama ‘keluarga’. Bagaimana? Masih ingin mengetahui pembahasan lainnya tentang kebudayaan Jepang? Ikuti terus artikel terbaru dari kami!