News & Events
Kehidupan Ieyasu Tokugawa, Sang Legenda Shogun Jepang
- December 6, 2022
- Posted by: Appkey 001
- Category: Sejarah jepang
Ieyasu Tokugawa yang lahir dengan nama Matsudaira Takechiyo ini hidup dari 31 Januari 1543 hingga 1 Juni 1616, dirinya merupakan pendiri dan shogun pertama dalam Keshogunan Tokugawa Jepang. Kemudian memerintah Jepang dari tahun 1603 sampai Restorasi Meiji pada tahun 1868, Ieyasu merupakan salah satu dari ‘Pemersatu Besar’ yang dimiliki Jepang bersama mantan tuannya Oda Nobunaga dan Toyotomi Hideyoshi.
Kehidupan Ieyasu Tokugawa
Sebagai putera seorang daimyo kecil, Ieyasu pernah hidup sebagai sandera di bawah daimyo Imagawa Yoshimoto atas nama ayahnya. Kemudian menggantikannya sebagai daimyo setelah kematian ayahnya, menjabat sebagai bawahannya dan jenderal klan Oda. Pada akhirnya berhasil membangun kekuatannya di bawah Oda Nobunaga.
Pasca kematian Oda Nobunaga, Ieyasu pernah menjadi saingan Toyotomi Hideyoshi. Sebelum menyatakan kesetiaannya dan berperang atas namanya. Di bawah Toyotomi Hideyoshi, Ieyasu dipindahkan ke daratan Kanto di Jepang timur jauh dari basis kekuatan Toyotomi di Osaka. Dirinya membangun istananya di desa nelayan Edo (sekarang dikenal dengan Tokyo).
Ieyasu Tokugawa menjadi daimyo terkusut dan perwira paling senior di bawah rezim Toyotomi, Ieyasu mempertahankan kekuatannya dalam upaya gagal Toyotomi untuk menaklukkan Korea. Setelah kematian Toyotomi, Ieyasu merebut kekuasaan dan menjadi pemimpin pada tahun 1600. Setelah pertempuran Sekigahara, dirinya diangkat menjadi Shogun pada tahun 1603.
Namun secara sukarela turun tahta pada tahun 1605, tetapi tetap berkuasa sampai kematiannya pada tahun 1616. Dia menerapkan seperangkat aturan yang dikenal sebagai sistem bakuhan, yang dirancang untuk menjaga daimyo dan samurai di bawah Keshogunan Tokugawa. Selama periode Muromachi, klan Matsudaira menguasai provinsi Mikawa (bagian timur prefektur Aichi Modern).
Ayah Ieyasu, Matsudaira Hirotada merupakan seorang panglima perang lokal kecil yang bermarkas di kastil Okazaki. Dirinya menguasai sebagian jalan raya Toukaidou yang menghubungkan Kyoto dengan provinsi-provinsi timur, wilayahnya terjepit di antara tetangga yang lebih kuat dari lainnya. Termasuk klan Imagawa di timur yang berbasis di provinsi Suruga dan klan Oda di barat.
Musuh utama Hirotada adalah ayah dari Oda Nobunaga, Oda Nobuhide. Ieyasu Tokugawa memiliki sejumlah kualitas yang membuatnya naik ke kursi kekuasaan, pola pikirnya yang bijak dan pemberani berhasil membantu dalam saat-saat krusial. Ieyasu beralih aliansi ketika dia pikir akan mendapatkan manfaat dari perubahan tersebut.
Klan houjou diajak untuk bersekutu, kemudian dia bergabung dengan pasukan penakluk Toyotomi Hideyoshi yang menghancurkan houjou. Dia sendiri yang mengambil alih tanah kekuasaan, dalam hal ini dirinya bertindak sebagai daimyo lain pada masanya. Era ini berkaitan erat dengan kekerasan, kematian mendadak, dan pengkhianatan.
Kepemimpinan Ieyasu Tokugawa
Dirinya tidak terlalu disukai atau popule segara pribadi, tetapi dia ditakuti dan dihormati karena kemampuannya dalam memimpin disertai kecerdikannya dalam mengatur strategi. Misalnya dia bisa dengan bijak menjauhkan tentaranya dari kampanye Hideyoshi di Korea, hal ini yang dibutuhkan dari seorang pemimpin di Jepang pada masanya.
Memiliki loyalitas yang tinggi begitu dia bersekutu dengan Oda Nobunaga, dia tidak pernah menentangnya dan kedua pemimpin tersebut mendapatkan keuntungan dari aliansi panjang mereka. Dikenal seria terhadap teman dan pengikut pribadinya. Dikatakan bahwa dirinya memiliki persahabatan yang dekat dengan bawahannya Hattori Hanzou, namun dirinya juga mengingat orang-orang jahat di masa lalunya.
Dikatakan bahwa Ieyasu mengeksekusi seorang pria yang berkuasa karena telah menginapnya ketika Ieyasu masih muda, dirinya berhasil melindungi banyak menitan pengikut Takeda dari kemarahan Oda Nobunaga yang dikenal menyimpan dendam pahit terhadap Takeda. Ieyasu Tokugawa berhasil mengubah banyak pengikut klan Takeda, Houjou, dan Imagawa menjadi pengikut setia.
Di saat yang bersamaan, dia bisa menjadi kejam dan tanpa ampun. Seperti saat memerintahkan eksekusi istri pertamanya dan putra sulungnya (menantu Oda Nobunaga). Nobunaga juga merupakan paman dari istri Hidetada, Oeyo. Tanpa ampun menghilangkan pengintai Toyotomi setelah kejadian Osaka, selama berhari-hari lusinan pria dan wanita diburu dan dieksekusi.
Tidak seperti Toyotomi Hideyoshi, dia tidak memiliki keinginan untuk menaklukkan mereka yang ada di luar Jepang. Dia hanya ingin membuat kondisi tertib dan akan sehingga perang antar saudara bisa berakhir, setelah itu dirinya bermaksud untuk memerintah Jepang. Meskipun pada awal, dirinya toleran terhadap agama Kristen. Namun sikapnya berubah setelah tahun 1613, kemudian dilanjutkan eksekusi.
Salah satu hobinya adalah memelihara binatang elang, dia menganggap bila memelihara burung satu ini merupakan pelatihan yang baik untuk seorang pejuang. “Ketika Anda pergi ke desa dan belajar untuk memahami semangat juga kehidupan keras kelas bawah, maka Anda melatih otot dan pikiran kreatif sehingga bisa bertahan dalam kondisi apapun.” Begitu ucap Ieyasu Tokugawa.
Selain itu, hobi lain dari Ieyasu adalah berenang. Bahkan di akhir hidupnya dikabarkan bahwa dirinya pernah berenang di parit kastil Edo, dua kutipan yang paling terkenal dari Ieyasu adalah sebagai berikut :
“Hidup ini layaknya perjalanan panjang dan memikul beban yang berat setiap waktu, biarkan langkahmu lambat lambat tapi pasti. Agar tidak tersandung dengan hal yang tidak disadari. Yakinkan diri bahwa ketidaksempurnaan dan ketidaknyamanan merupakan hal yang biasa terjadi pada manusia, dan buat diri untuk tidak ada ruang bagi ketidakpuasan serta tidak juga untuk keputusasaan.
Ketika keinginan ambisius muncul, ingatlah untuk hari-hari menyedihkan yang sudah dilalui. Kesabaran merupakan akar dari segala ketenangan dan jaminan selamanya, perhatikan dengan baik gerakan dari musuhmu. Ketika ada celah manfaatkan untuk mengalahkannya, jika bertindak gegabah maka celaka lah kalian. Temukan kesalahan diri sendiri sebelum melihat orang lain.”
Kematian Ieyasu Tokugawa
Pada tahun 1616, Ieyasu Tokugawa meninggal pada usia 73 tahun. Penyebab kematian diduga kanker atau sifilis, hal ini masih diperdebatkan hingga sekarang karena kepastiannya belum diketahui. Shogun Tokugawa pertama secara anumerta dijadikan dewa dengan nama Toushou Daigongen atau disebut sebagai “Gongen Agung, terang dari Timur”.
Hal ini karena dirinya diyakininya seorang Gongen sebagai Buddha yang muncul di bumi dalam bentuk dewa, untuk menyelamatkan makhluk hidup. Dalam kehidupan, Ieyasu Tokugawa telah mengungkapkan keinginannya untuk dijadikan dewa setelah kematiannya untuk melindungi keturunannya dari kejahatan. Jenazahnya dimakamkan kembali di kuil Nikkou, Nikkou Toushou-guu.
Hingga sekarang makamnya masih bisa dilihat di tempat yang sama, tidak ada kuil yang menawarkan untuk membuka kuburan. Sehingga lokasi jenazah Ieyasu masih menjadi misteri, gaya arsitektur mausoleum kemudian dikenal sebagai gongen-zukuri. Dia pertama kali diberi nama Buddha Tosho Dai-Gongen, kemudian setelah kematiannya diubah menjadi Hoto Onkokuin.
Seperti itulah kisah hidup dari Ieyasu Tokugawa yang berhasil dibahas kali ini, meskipun begitu masih banyak yang bisa diketahui oleh teman-teman. Mengenai hubungannya dengan Toyotomi Hideyoshi, Oda Nobunaga, dan perannya terhadap pemerintahan Jepang. Karakter yang tidak begitu disukai oleh banyak orang Jepang tapi memiliki sifat tegas tanpa ampun. Ikuti konten budaya Jepang lainnya di www.Jepang-Indonesia.co.id.