News & Events
Festival Tanabata Jepang | Sejarah & Legendanya
- May 21, 2021
- Posted by: appkey
- Category: Budaya Jepang
Jepang merupakan salah satu negara modern yang mempunyai banyak festival seperti di Bali yang mempunyai banyak upacara. Meskipun di Jepang sudah berkembang menjadi negara yang modern tetapi festival tradisional masih tetap terjaga sampai sekarang. Di Jepang ada berbagai festival di setiap musim, misalnya festival yang dirayakan pada musim panas yaitu festival Tanabata, festival Bon Odori, festival hanabi dan lainnya.
Pada segmen ini saya khusus mengulas tentang festival Tanabata. Festival Tanabata merupakan salah satu perayaan yang berkaitan dengan musim di Jepang, China dan Korea. Festival Tanabata disebut juga dengan festival bintang yang dirayakan setiap tahun yaitu tanggal 7 Juli. Dilihat dari kanjinya 七夕 (dibaca : shichiseki) artinya malam ke tujuh.
Sejarah Festival Tanabata
Dahulu sebelum di Jepang menggunakan kalender Gregorius (kalender yang paling banyak di gunakan di barat, penanggalannya berdasarkan tahun masehi), perayaan festival Tanabata dilakukan pada hari ke tujuh bulan ketujuh pada setiap tahunnya. Tetapi pada beberapa wilayah timur di Jepang seperti Hokkaido dan Sendai merayakan festival Tanabata sebulan lebih lambat yaitu pada tanggal 7 bulan agustus. Di Sendai perayaan festival Tanabata dirayakan dengan sangat meriah. Festival Tanabata diperkenalkan pertama kali di Jepang pada zaman Nara.
Di Tiongkok festival Tanabata dikenal dengan perayaan Qi Xi. Asal muasal festival Tanabata di Jepang berdasarkan legenda Tanabata yaitu tentang kisah cinta putri Orihime dengan seorang penggembala sapi yang bernama Hikoboshi. Putri Orihime dilambangkan dengan bintang Vega yang merupakan bintang tercerah pada rasi bintang Lyra. Sedangkan Hokoboshi dilambangkan dengan bintang Altair yang berada di rasi bintang Aquila.
Festival Tanabata dan Pertemuan Orihime dan Hikoboshi
Dikisahkan pada zaman dahulu Orihime adalah putri dari raja langit yang pandai menenun, sedangkan Hikoboshi adalah seorang penggembala sapi. Hikoboshi sangat rajin bekerja sehingga diijinkan menikahi Orihime oleh raja langit. Mereka pun hidup bahagia, tetapi karena mereka sangat menikmati kehidupan rumah tangganya sehingga lupa dengan tugasnya.
Orihime tidak lagi menenun dan Hikoboshi pun tidak lagi menggembalakan sapinya yang membuat raja langit menjadi marah dan akhirnya memisahkan mereka. Tempat tinggal Orihime dan Hikoboshi dipisahkan oleh sungai Amano (galaksi Bima Sakti). Orihime dan Hikoboshi hanya diizinkan bertemu setahun sekali yaitu pada malam ke tujuh bulan ke tujuh. Apabila pada hari itu hujan dan sungai Amano meluap maka Orihime tidak bisa menyebrangi sungai untuk menemui Hikoboshi.
Supaya Orihime bisa menemui Hikoboshi, sekelompok burung Kasasagi (burung Magpie) menghampiri Orihime dan berbaris membentuk jembatan sehingga Orihime bisa menyebrangi sungai untuk bertemu Hikoboshi. Di tengah malam pada bulan ini bintang-bintang naik mendekati zenith, dan saat itulah bintang Altair, bintang Vega, dan galaksi Bima Sakti paling mudah dilihat.
Pada kalender Tionghoa, pada bulan tujuh hari ketujuh paling besar kemungkinan cerahnya dibandingkan dengan tanggal 7 Juli yang mana di Jepang masih pertengahan musim panas. Hujan yang turun di malam Tanabata disebut Sairuiu dan menurut legenda berasal dari air mata Orihime dan Hikoboshi yang menangis karena tidak bisa bertemu. Literatur klasik tentang festival Tanabata melahirkan berbagai versi cerita rakyat di China.
Versi lain legenda festival Tanabata
Di beberapa tempat berbagai versi cerita rakyat Tanabata diangkat sebagai naskah cerita opera di China. Cerita yang paling terkenal yaitu Tian He Pei yang dipentaskan di Beijing sebagai opera. Tian He Pei ini adalah kisah Niulang si penggembala sapi yang mencuri pakaian seorang bidadari yang bernama Zhinu yang sedang mandi dengan teman-temannya.
Zhinu yang kebingungan kemudian menikahi Niulang meskipun pada akhirnya mereka berpisah karena Zhinu harus kembali ke kerajaan langit. Niulang yang sedihpun naik ke langit untuk mengejar Zhinu, meski berhasil bertemu Zhinu mereka tetap diharuskan tinggal terpisah oleh Xi Wangmu ibu Zhinu (dewi surga) dengan memisahkan tempat tinggal mereka dengan sebuah sungai. Cerita ini serupa dengan kisah Orihime dan Hikoboshi hanya berbeda nama dan latar.
Ucapkan Permohonanmu Saat Festival Tanabata
Festival Tanabata mendapat pengaruh kepercayaan Budha karena berasal dari Cina.
Sehari sebelum perayaan yaitu pada tanggal 6 Juli malam harinya. Di Tanzaku inilah nanti orang-orang menulis permohonan mereka. Menulis permohonan di Tanzaku mulai sejak zaman Edo. Tanzaku yang sudah ditulisi permohonan akan diikat pada ranting daun bambu sehingga terbentuk sebagai pohon harapan. Selain di tempat umum, Tanzaku banyak di jumpai di mall atau pusat perbelanjaan. Jika di tempat umum biasanya di pajang satu hari yaitu dari tanggal 6 Juli malam sampai tanggal 7, maka di pusat perbelanjaan biasanya dipajang lebih lama sekitar semingguan.
Dekorasi Khas Saat Festival Tanabata
Pada perayaan festival ini, para penduduk menyiapkan hiasan Tanzaku, Temari dan juga bola Tsugi. Tetapi saat ini kebiasaan festival tanabata yang meriah sudah semakin ditinggalkan. Penduduk di wilayah tertentu hanya memajang dekorasi dari plastik. Hanya beberapa wilayah saja yang masih merayakannya dengan meriah seperti di Sendai sehingga disebut Sendai Tanabata.
Selain di tempat umum, di sekolah juga anak-anak di ajak berpartisipasi dalam perayaan festival Tanabata ini, mulai dari taman kanak-kanak sampai sekolah dasar. Berikut ini adalah beberapa hiasan khas yang biasa digunakan dalam perayaan Tanabata.
Tanzaku
Tanzaku yaitu secarik kertas warna-warni seperti hijau, kuning, merah, putih dan hitam. Di sekolah-sekolah (khususnya sekolah dasar) anak-anak diajak menuliskan harapan di tanzaku dan digantung pada pohon bambu. Lalu pohon bambu yang sudah digantungi kertas harapan akan dipajang sebagai dekorasi.
Temari
Selain Tanzaku ada juga hiasan yang digunakan pada saat festival Tanabata yaitu Temari. Temari merupakan simbol perfeksionis Jepang. Dahulu Temari digunakan sebagai hadiah pada saat yang berbahagia. Temari juga dikenal sebagai bola kesayangan ibu. Dulu Temari digunakan sebagai mainan anak-anak. Sekarang Temari hanya digunakan sebagai hiasan dekorasi pada festival Tanabata.
Di Jepang ada berbagai macam jenis temari yaitu bola Kuke dari Hachinoe, Aomori yang merupakan bola kertas berlapis kain perca dengan patron yang kaya warna. Temari yang dahulu adalah permainan mewah istana lama kelamaan berubah menjadi seni yang lebih merakyat dan menjadi kerajinan rumah tangga seiring dengan bergantinya waktu dan kehidupan istana yang menjadi lebih konservatif. Bola Temari umumnya menggunakan benang dengan warna dasar hitam, merah, hijau, merah muda kuning, unggu, jingga, emas, biru, coklat.
Bola Tsugi/Goten
Tipe lain adalah bola Tsugi yang dilapisi potongan kain berpola persegi panjang. Bola Goten dari Yamagata terbuat dari kertas dan katun berhias benang. Pada zaman kerajaan dulu, bola – bola ini dibuat di istana oleh para dayang dan digunakan dalam permainan di lingkungan istana sementara sekarang permainan bola ini juga bisa dimainkan oleh rakyat biasa pada umumnya.
Begitulah perayaan festival Tanabata di Jepang, jika mina san kebetulan ada di Jepang saat perayaan festival Tanabata, mina san bisa ikut berpartisipasi dalam menulis Tanzaku dan gratis lho atau tidak dipungut biaya apapun. Itulah tadi penjelasan singkat tentang festival Tanabata di Jepang, bagaimana asal usulnya, hingga hiasan-hiasan yang digunakan pada festival Tanabata. Semoga tulisan saya bermanfaat dan maaf jika ada kesalahan. Sampai bertemu di segmen berikutnya 😊.