News & Events
Beras Japonica, Bahan Dasar Makanan Pokok Masyarakat Jepang
- October 18, 2022
- Posted by: Appkey 001
- Category: Makanan Jepang
Beras Japonica adalah salah satu jenis produk yang digemari oleh orang Jepang, seperti yang telah diketahui bersama bahwa makanan pokok negara-negara di kawasan Asia adalah nasi. Berbeda dengan negara di barat, lebih mengutamakan gandum. Hal ini mengakar hingga menjadi sebuah filosofi, bahwa nasi itu mewah dan berharga setiap butirnya.
Beras Japonica
Nasi merupakan makanan pokok kaya gizi dan karbohidrat, konsep ini berlaku untuk semua kalangan tidak terkecuali bagi kalangan atas atau bawah. Maka dari itu, penting untuk menghormati ‘nilai’ yang ada pada nasi. Maksudnya adalah menghargai setiap butir nasi, sehingga tidak diperkenankan untuk membuang-buang nasi.
Meskipun negara-negara di barat tidak begitu menjadikan nasi sebagai makanan pokok, namun mayoritas penduduk dunia sangat menghargai nasi untuk dikonsumsi setiap hari. Bahkan untuk Indonesia sendiri, hampir dikonsumsi tiga hari sekali. Lebih dari separuh orang di dunia bergantung pada beras sebagai makanan pokok, yang merupakan sumber utama karbohidrat.
Sebagian besar beras yang ditanam di seluruh dunia (untuk kawasan Asia) masih diproduksi dengan menggunakan metode padat karya dan sumber daya, karena nasi biasanya dimakan sebagai gandum utuh bukan sebagai makanan lain atau tepung. Biaya yang terkait dengan penyimpanan dan perdagangan beras lebih tinggi daripada produk lainnya seperti tepung terigu dan gandum.
Terlebih lagi, beras bukanlah bahan yang dikonsumsi per buah melainkan sekelompok (ratusan hingga ribuan butir) dari varietas berbeda-beda. Masing-masing disesuaikan dengan budaya, kelompok, keluarga yang tidak bisa disamakan, hal tersebut merupakan komoditas yang lebih sulit untuk disimpan dan dijual dari pada tepung dan gandum.
Meskipun tidak murah untuk diproduksi, namun produksi beras dari generasi ke generasi mengalami perkembangan sehingga menjadi lebih mudah dan menyesuaikan kemampuan dana masyarakat. Namun ada banyak biji-bijian dan makanan lain yang dapat berfungsi sebagai karbohidrat utama, seperti ubi jalar yang bisa didapatkan lebih terjangkau dan memberikan variasi rasa.
Apa itu Beras Japonica
Jenis beras Japonica sebagian besar memiliki bentuk pendek hingga sedang, dengan aroma yang sangat tipis dan tekstur yang sangat lengket saat dimasak. Karena kandungan amilopektin yang relatif tinggi, meskipun jenis beras ini ditanam di seluruh dunia, namun tingkat konsumsinya tidak seberapa dibandingkan dengan konsumsi jenis beras indica di seluruh dunia.
Dalam budaya Jepang, istilah sushi kerap kali disebut sebagai nasi. Hal ini mengacu kepada kultivar beras berbutir pendek dan sedang dari jenis yang disukai di Jepang, jenis ini akan bisa banyak ditemui dan disajikan di restoran sushi. Kualitas yang paling menonjol untuk pembuatan sushi adalah mudahnya jenis nasi ini saling menempel, sehingga mudah ditempel dengan lauk seperti ikan mentah.
Akibatnya jenis beras ini biasanya dipoles dengan cuka sehingga terlihat berkilauan, tetapi teman-teman pun bisa membeli versi coklatnya serta versi yang telah berkecambah. Jenis ini disebut dengan GABA, namanya diambil dari fakta bahwa proses perkecambahannya meningkatkan asam gamma-aminobutyric yang memiliki kandungan nutrisi tinggi.
Sebagian besar beras Jepang berbutir pendek dan banyak diproduksi di Amerika Serikat, tepatnya di wilayah California. Secara umum, jenisnya adalah calrose atau koshihikari. Beras tipe ini merupakan salah satu yang digemari oleh negara asing, maka dari itu tidak jarang bagi orang Jepang yang sedang ada di Amerika Serikat memperkenalkan jenis beras ini.
Nasi di Jepang
Beras yang sebagian besar dikenal hingga saat ini berasal dari nama latin Oryza Sativa, jenis ini menghasilkan beras beragam seperti menggunakan bahan cuka yang digunakan pada sushi dan biji-bijian panjang serta halus. Hal ini bisa ditemukan di nasi biryani dan menjadi produk lokal di Cina selama bertahun-tahun.
Sementara beras lokal yang berasal dari Brazil tidak ada lagi, setelah ditinggalkan setelah penjajah Eropa tiba. Untuk beras dari Afrika (oryza glaberrima) menjadi produk lokal sekitar 2.000 hingga 3.000 tahun yang lalu, dan masih ditanam dan diproduksi hingga saat ini. Meskipun hanya untuk dijadikan makanan pokok, teman-teman akan sulit menemukannya di toko-toko.
Setelah dikembangkan, oryza sativa menyebar ke seluruh Asia. Jenis besar Japonica ditandai dengan butiran lemak pendek yang biasnaya lengket saat dimasak, maka dari itu beras ini banyak digunakan untuk membuat sushi. Tidak jarang juga digunakan untuk makanan tradisional asal Italia, risotto, carnaroli, dan arborio.
Lalu untuk variasi beras Indica yang memiliki butiran panjang dan tipis lebih kering serta rapuh saat dimasak, sedangkan beras basmati merupakan salah satu contoh yang paling dikenal. Untuk satu kantong besar jenis beras carolina yang bisa ditemui di toko-toko pun merupakan jenis dari beras indica, karena jenis ini pun lazim untuk dikonsumsi.
Padi juga diklasifikasikan menurut cara penanamannya, dengan perbedaan utama adalah padi di dataran tinggi dengan padi di dataran rendah. Istilah ini merujuk pada ketinggian tempat padi untuk tumbuh, sedangkan untuk sumber air yang digunakan merujuk pada irigasi dan padi dengan menggunakan sumber air tadah hujan.
Sebagian besar beras di dunia (sekitar 75%) dari total produksi beras, menurut sumber pusat informasi yang dijalankan dalam kemitraan antara Internasional Rice Research Institute Africa Rice. Beras dataran rendah ditanam di sawah yang memiliki irigasi baik, tetapi meskipun untuk dataran tinggi menggunakan dataran tinggi tadah hujan.
Namun produk yang dihasilkan membuat proporsi jauh lebih kecil dari total produksi beras di dunia, namun terdapat 100 juta orang yang mengandalkan beras jenis ini sebagai makanan pokok mereka. Khususnya untuk negara-negara di kawasan Asia yang menjadikan nasi sebagai sumber makanan utama.
Mengapa Nasi Populer?
Sejarah padi menjelaskan bahwa salah satu alasan utama dibalik keberadaannya hampir berada di banyak tempat, sebagai makanan pokok yang kemampuannya sangat bagi dalam beradaptasi. Jenis yang berbeda dapat ditanam sebagai gandum atau jagung di daerah dataran tinggi, dengan sedikit atau tanpa irigasi sekali pun.
Tapi terdapat aspek lain dari nasi yang menjelaskan popularitasnya, yaitu rasa. Sejarah nasi juga menunjukkan bahwa orang-orang di seluruh dunia menyukai rasa dari beberapa jenis. Orang-orang yang berbeda pada waktu tidak bersamaan mengadopsi referensi rasa tentang nasi, sering kali menolak untuk mengikuti perkembangan teknologi.
Misalnya seperti jenis beras champa, varietas yang cepat matang dan tahan kekeringannya membuat sifat budidaya padi di seluruh dunia pun berubah. Diperkenalkan ke Cina pada abad ke 11, banyak petani mengadopsinya agar lebih mudah membayar pajak beras mereka kepada pemerintah. Meskipun varietas beras yang lebih tua jauh lebih ‘berharga’.
Tantangan serupa muncul selama revolusi hijau pada tahun 1960 di Jepang, bahkan baru-baru ini dengan upaya seperti proyek beras emas yang diproduksi. Membuat beras berhasil dimodifikasi secara genetik, harapannya dapat mengatasi kekurangan zat gizi mikro. Salah satu contohnya adalah kemajuan pertanian yang dirancang untuk meningkatkan hasil padi.
Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan banyaknya jenis makanan dan sumber karbohidrat pada masa kini, namun beras Japonica menjadi salah satu yang paling digemari untuk dikonsumsi. Karena beras masih menjadi sumber utama untuk memberikan tenaga dalam menjalani kegiatan sehari-hari, penasaran dengan pembahasan selanjutnya? Tunggu selalu di www.jepang-indonesia.co.id.