News & Events
Bishamon Dewa Penjaga Wilayah Utara dari Mitologi Jepang
- October 19, 2022
- Posted by: Appkey 001
- Category: Budaya Jepang
Bishamon merupakan dewa yang diagungkan oleh ajaran agama Buddha, konsep ajaran agama di Asia Timur menarik dipelajari bukan hanya karena memiliki hubungan baik antar manusia saja. Melainkan banyaknya dewa dan roh yang mengalir di kehidupan sehari-hari, terkadang dikisahkan begitu erat kaitannya dengan kebudayaan yang ada sampai saat ini.
Bishamon
Hal ini berlaku juga untuk negara maju seperti Jepang, di mana banyak agama yang telah hidup berdampingan selama bertahun-tahun beriringan dengan kemajuan teknologi. Dan terdapat satu dewa yang bisa menggambarkan lebih dari kebanyakan, dipercaya sebagai pelindung mata angin utara. Dikenal dengan beberapa nama yaitu Bishamon, Bishamonten, Vaisravana, atau Tamonten.
Bishamonten dapat dilihat dari beberapa sudut pandang agama, seperti Hindu, Hindu-Buddha, Buddha Cina, dan Taoisme. Di Jepang, kepercayaan terhadap dewa ini banyak dikisahkan menurut sudut pandang Buddha Jepang. Meskipun akar awalnya dapat ditelusuri kembali ke ajaran Hindu, di mana berasal dari kekayaan Hindu Kubera atau Kuvera.
Untuk mengetahui nama, identitas, dan asal usul dari Bishamonten. Dibutuhkan lebih dari sekedar tulisan semata, karena subjek ini disebutkan dalam banyak buku-buku kuno dan bacaan mengenai mitologi dewa Jepang. Namun nama aslinya adalah Vaisravana atau Vessavana, dewa Hindu-Buddha yang pertama kali dikisahkan dalam ajaran Hindu.
Vaisravana kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Cina sebagai Pishamen, ketika agama Buddha pindah ke bagian utara Cina. Kemudian berubah penyebutan menjadi BIshamon, dari sana istilah lain kemudian muncul menjadi Tamonten. Terjemahan langsung dari Tamonten atau Bishamonten dalam bahasa Cina adalah ‘dia yang banyak mendengar’.
Bishamonten juga dikenal sebagai pelindung kuil Buddha dan segala macam pengetahuan yang ada di dalamnya. Dengan kata lain, dewa ini terus berdiri di samping kuil Buddha dan mendengarkan semua yang terjadi di dalamnya sambil menjaga agar ilmu pengetahuan tidak dicuri orang lain. Setelah agama Buddha masuk ke Jepang, namanya tidak berubah. Namun kepribadiannya masih berkembang hingga saat ini.
Bishamon Sebagai Dewa
Dalam ajaran Buddhisme tradisional Cina, Bishamon atau Tamonten dikenal sebagai salah satu dari empat Shitennou (empat raja surgawi yang melindungi empat arah dunia). Seperti namanya, empat raja surgawi merupakan pelindung arah geografis dan wilayah di dunia. Yaitu arah utara, arah selatan, arah timur, dan arah barat.
- Raja dari Timur adalah Jikokuten.
- Raja Barat adalah Kōmokuten.
- Raja Selatan adalah Zōchten.
- Raja Utara adalah Tamonten, juga dikenal sebagai Bishamonten.
Fakta menarik, terdapat raja kelima yang menemani empat raja tersebut. Yaitu Taishakuten, raja dari pusat dunia. Raja atau dewa ini memiliki peran sebagai penyeimbang di bagian tengah pusat dunia, sehingga raja di keempat arah bisa bekerja dengan baik mengamankan wilayahnya masing-masing. Untuk penempatan daerah masing-masing pun berbeda-beda.
Tamonten atau Bishamonten sebagai raja utara, dirinya dipercaya menguasai dan melindungi tanah di bagian ‘atas’. Daerah ini termasuk Mongolia dan Siberia di bagian atas, sebagai dewa perang dirinya sering digambarkan dengan tombak di satu tangan serta membawa pagoda. Hal ini melambangkan kekayaan dan kebijaksanaan Buddhis.
Dia juga biasanya digambarkan menginjak beberapa setan sebagai lambang bentuk kekuasaan, hal ini menunjukkan bahwa dia merupakan pelindung agama Buddha melawan semua roh dan kekuatan jahat di alam semesta. Di Jepang, Tamonten semakin populer pada abad ke 6 ketika dia dan empat raja surgawi lainnya ‘memasuki’ negara Jepang bersama dengan agama Buddha.
Meskipun Jepang secara teknis berada di sebelah Timur wilayah Cina, Bishamon lah yang menjadi sangat populer di negara ini daripada raja Jikokuten penjaga daerah timur. Hal ini karena dewa utara dipandang sebagai pelindung terhadap setan dan kekuatan roh jahat, sebagaimana umat Buddha melihat berbagai roh dewa dan youkai Jepang Tengu yang menyakiti umat Buddha di Jepang.
Selain itu, Bishamon akhirnya dipandang sebagai dewa terkuat dari keempat raja surgawi berdasarkan alasan lain mengapa orang-orang Jepang mulai memujanya secara terpisah daripada yang lain. Di Cina, dirinya bahkan dipandang sebagai dewa penyembuh yang dapat mengobati kaisar Cina dari penyakit apa pun.
Salah Satu Tujuh Dewa Keberuntungan
Tamonten atau Vaisravana juga dianggap sebagai salah satu dari tujuh dewa keberuntungan di Jepang bersama Ebisu, Daikokuten, Benzaiten, Fukurokuju, Hotei, dan Jurojin. Masuknya Bishamon ke dalam kelompok ini memiliki dua alasan sebagai berikut.
Pertama, dewa utara ini digambarkan sebagai pelindung kuil Buddha. Ditambah lagi dirinya dipandang sebagai pelindung kekayaan baik materi maupun pengetahuan. Dewa kekayaan seperti dirinya sering dipandang sebagai dewa keberuntungan dan sepertinya itulah yang dianggap oleh masyarakat Jepang hingga saat ini.
Kedua, sebagai salah satu dari Empat Raja Surgawi. Bishamonten juga dipandang sebagai dewa perang atau lebih khusus sebagai dewa prajurit. Dirinya yang melindungi mereka dalam pertempuran, dari situ penyembahan Bishamonten dengan mudah berkembang menjadi orang-orang yang berdoa kepadanya untuk bantuan dan keberuntungan dalam pertempuran.
Akan tetapi, bisa dikatakan bahwa penyertaan dewa ini ke dalam kelompok tujuh dewa keberuntungan terjadi agak terlambat. Sekitar abad ke 15 M atau 900 tahun setelah dia memasuki negara kepulauan tersebut, sebagai salah satu dari empat raja surgawi. Selain itu, akhirnya dewa ini pun dipuja oleh mereka yang tidak menganut agama Buddha sebagai dewa keberuntungan.
Sebagai dewa dari banyak hal yang berbeda, dirinya memiliki simbol yang sangat luas tergantung orang-orang memandang dari berbagai sudut pandang. Seperti beberapa sudut pandang di bawah ini.
- Penjaga Utara
- Pembela kuil Buddha
- Dewa perang
- Dewa kekayaan dan harta karun
- Pelindung prajurit dalam pertempuran
- Pembela kekayaan dan pengetahuan Buddhis
- Pembunuh setan
- Dewa penyembuh
- Dewa keberuntungan yang baik hati
Terdapat beberapa barang yang paling sering melambangkan dewa ini, seperti misalnya tombak dan pagoda yang selalu dibawanya. Gambaran berupa iblis yang diinjak pun merupakan sebuah makna tersirat bahwa Bishamon merupakan penjaga yang kuat serta bisa diandalkan, karakter yang menyertainya adalah keras kepala, galak, dan mengintimidasi.
Bisahmon Modern
Secara alami, sebagai dewa yang begitu populer dalam berbagai macam ajaran agama. Dewa utara telah ditampilkan dalam banyak karya seni sepanjang zaman dan bahkan dapat dilihat dalam animasi berupa komik, anime, dan video game di masa sekarang. Beberapa contoh populer termasuk serial anime Noragami, di mana dewa ini dilambangkan sebagai prajurit perang wanita.
Terdapat juga videp game “Game of War : Fire Age”, di mana dewa ini digambarkan sebagai monster, serial komik Ranma pun merupakan contoh lainnya. Dan masih banyak lagi yang bisa ditemukan oleh teman-teman bila menggemari permainan asal Jepang. Peran dewa ini sebagai pelindung menjadikannya begitu dihormati dan mengesankan dalam mitologi Jepang.
Begitulah kisah yang bisa dipahami dari dewa dari utara atau salah satu dari empat raja surgawi dalam mitologi Jepang, begitu banyak sorotan yang tertuju padanya dan menarik untuk dipelajari. Tidak hanya tentang Bishamon saja yang bisa teman-teman baca, terdapat banyak pembahasan menarik dari www.Jepang-Indonesia.co.id