News & Events
Boneka daruma dan cerita unik tentangnya
- October 8, 2021
- Posted by: Appkey 001
- Category: Budaya Jepang
Pernahkah mina san berkunjung ke Jepang? Atau bila diberikan waktu beberapa hari saja untuk berlibur di Jepang, sekiranya oleh-oleh apa yang akan dibeli sebagai pengingat kenangan di Jepang? Bila mina san kebingungan, bagaimana bila membeli boneka daruma. Ya, boneka khas Jepang ini merupakan oleh-oleh yang menjadi simbol bagi rakyat Jepang. Tidak hanya itu, terdapat kisah yang tidak dapat dibayangkan dibalik boneka daruma, mari kita bahas pada materi kali ini mengenai kisah dibalik lucunya boneka daruma.
Apa itu boneka daruma
Seperti yang telah diketahui oleh masyarakat luas bahwa Jepang merupakan negara kaya tradisi, terdapat perpaduan yang apik dari Jepang untuk budaya modern dan budaya tradisional. Begitu pula dengan boneka daruma, pada masa kini boneka yang dikenal dengan tulisan kanji daruma (だるまatau達磨) ini merupakan simbolisasi keberuntungan bagi rakyat Jepang.
Selain karena diselimuti warna merah sebagai lambang keberuntungan di Jepang, boneka daruma bisa dijadikan sebagai hiasan di rumah. Desain yang unik serta warna yang mencolok tentu memberikan daya tarik sendiri dari boneka daruma. Namun tahukah mina san, dibalik lucunya boneka daruma tersimpan sejarah misterius dan cerita yang cukup untuk membuat kita merasa kebingungan.
Sejarah boneka daruma
Diceritakan pada zaman dahulu kala ada legenda yang menyebutkan bahwa boneka daruma begitu erat kaitannya dengan agama Budha, hal ini bisa dimaklumi karena asal usul dari boneka daruma dimulai ketika seorang biarawan bernama Bodhidharma memiliki aliran kepercayaan Buddhisme, dikisahkan bahwa beliau hidup pada abad kelima hingga abad keenam Masehi dan sedang melakukan perjalanan ke Asia Tenggara.
Dalam perjalanannya beliau datang ke kuil Shaolin di Cina untuk mendirikan seni bela diri, kemudian tidak sampai sana saja Bodhidharma melanjutkan perjalanan hingga ke daratan lainnya. Pada suatu waktu tibalah di sebuah tempat dan beliau memutuskan untuk bermeditasi, hal ini dilakukan sebagai bentuk pencarian jati diri guna mencari pencerahan.
Sembilan tahun lamanya bermeditasi tanpa menutup mata dan tetap terjaga, hingga pada tahun ke tujuh karena kelelahan yang begitu hebat membuat Bodhidharma secara tidak sengaja menutup mata. Hal ini membuatnya marah dan kecewa, sebagai konsekuensi beliau memotong kelopak matanya agar tetap terjaga. Saat kelopak matanya jatuh ke tanah timbul bibit tanaman teh hijau secara tiba-tiba, legenda inilah yang menjadi latar belakang biksu sering meminum teh hijau agar tetap terjaga.
Tidak hanya itu tubuhnya pun menjadi rapuh dan renta karena melewati waktu 9 tahun, sehingga beliau kehilangan beberapa anggota tubuh seperti tangan dan kaki. Berkat cerita tersebut, membuat boneka daruma memiliki bentuk yang tegak melambangkan keteguhan hati dan komitmen. Selain itu, makna boneka daruma tidak hanya sebagai hiasan belaka. Namun memiliki makna mendalam secara rinci.
Karakteristik boneka daruma
Memiliki bentuk unik dan warna mencolok membuat karakteristik boneka daruma menarik untuk dipelajari, berikut merupakan deskripsi menurut sejarah mengenai karakteristik boneka daruma.
Mata
Bentuk mata dari boneka daruma begitu unik karena tidak memiliki pupil dan hanya digambarkan lingkaran putih kosong saja, membuat boneka daruma memiliki tatapan yang begitu kuat. Hal ini melambangkan Bodhidharma pada saat memotong kelopak matanya. Fakta menariknya pada zaman dahulu orang-orang rela untuk memberikan pengelihatan nya saat harapannya diwujudkan oleh dewa, hal ini merupakan bentuk pengorbanan yang dianut oleh Bodhidharma.
Rambut
Terdapat sebuah simbolisasi menarik dari janggut dan alis boneka daruma, janggutnya dilambangkan sebagai kura-kura dan alisnya merupakan simbol dari seekor bangau. Hal ini mengacu kepada pepatah orang Jepang yang menjelaskan bahwa bangau akan hidup selama 1000 tahun dan kura-kura bisa hidup hingga 10.000 tahun. Merupakan lambang dari hidup yang panjang.
Tubuh
Tubuh dari boneka daruma tidak memiliki anggota tubuh tangan dan kaki, hal ini kembali mengacu kepada Bodhidharma yang kehilangan anggota tubuh saat melakukan meditasi sebagai bentuk pengorbanan. Selain itu boneka daruma memiliki bentuk yang tegak dan bila dimiringkan ke segala arah akan kembali berdiri dengan baik, karakter ini merupakan lambang keteguhan hati dari Bodhidharma yang berkomitmen dengan meditasinya. Seperti pepatah Jepang menyebutkan bahwa tujuh kali jatuh maka harus kembali bangun delapan kali, merupakan simbol dari pantang menyerah.
Tulisan
Seperti yang telah dijelaskan pada paragraf awal bahwa boneka daruma memiliki tulisan daruma (だるまatau達磨), tulisan tersebut biasanya ada pada bagian tubuh boneka dan orang-orang kerap kali menuliskan harapan dan tujuan di bagian tubuh boneka daruma sebagai motivasi untuk mencapai apa yang diinginkan.
Warna
Jepang merupakan negara yang begitu filosofis dengan makna warna, sepeti warna emas sebagai lambang uang dan ketenaran, warna hijau merupakan simbol kesehatan, warna hitam merupakan nasib buruk, dan boneka daruma memiliki warna merah mencolok. Hal ini merupakan bentuk keberuntungan dalam budaya Jepang, maka dari itu boneka daruma kerap kali menjadi simbol keberuntungan.
Cara menggunakan boneka daruma
Pada zaman dahulu kala, terdapat cara penggunaan yang cukup ekstrim dari boneka daruma. Diceritakan bahwa hingga saat ini pun dipercaya bahwa boneka daruma memiliki kekuatan supranatural, sehingga harus menggunakan boneka tersebut dengan bijak. Caranya adalah dengan melukis mata di lingkaran putih boneka daruma, pada lingkaran pertama saat melukis kita harus meminta dengan sepenuh hati kepada Dewa.
Kemudian pada lingkaran putih kedua kita harus melukis sambil mengucap rasa terima kasih kepada Dewa, hal ini merupakan kepercayaan boneka daruma yang memiliki prinsip pengorbanan. Setelah satu tahun berlalu kita harus mengembalikan boneka daruma ke kuil atau tempat saat kita membelinya, terdapat pula upacara yang disebut dengan istilah daruma kuyo/dondoyaki.
Upacara satu ini dilakukan untuk membakar boneka daruma dengan skala yanh besar, hal ini dilakukan karena efek keberuntungan hanya akan bertahan satu tahun dan membakar boneka daruma melambangkan bahwa tujuan sudah terpenuhi. Bila ingin kembali membuat harapan maka harus kembali membeli boneka daruma yang baru.
Boneka daruma di zaman modern
Hingga saat ini bila mina san berkunjung ke Jepang akan terdapat banyak boneka daruma terpajang sebagai hiasan di restoran, toko-toko, dan hiasan di rumah Jepang. Hal ini tentu merupakan lambang bentuk harapan keberuntungan, semakin besar boneka daruma maka semakin besar pula tujuan yang ingin dicapai. Budaya ini pun merambat ke semua sudut termasuk dalam dunia politik Jepang.
Biasanya para politisi akan membawa boneka daruma saat melakukan pidato, wawancara, dan saat sesi pemilihan. Hal ini dianggap sebagai aspek budaya penting di Jepang, sehingga memberikan daya tarik cukup besar kepada para pemilih. Pada samanya boneka daruma merupakan lambang menentang kemapanan dan kehidupan sederhana, hal ini tercermin pada karakter Bodhidharma saat melakukan meditasi untuk mencari pencerahan pada zaman dahulu.
Demikian pembahasan sederhana dari boneka daruma, bagaimana? Cerita dibalik lucunya boneka daruma cukup membuat hari bergetar bukan. Terlepas dari itu boneka daruma masih dipercaya sebagai jimat keberuntungan bahkan pada zaman modern saat ini, hal ini melekat menjadi aspek kebudayaan sehari-hari di Jepang. Maka dari itu mina san menyenangkan bukan mempelajari kebudayaan tentang Jepang? Semangat selalu dalam belajar bahasa Jepang, mina san Ganbarimashou!