News & Events
Boneka Kokeshi dan Kisah Spiritual yang Menyertainya
- October 6, 2022
- Posted by: Appkey 001
- Category: Budaya Jepang
Boneka kokeshi こけしmemiliki bentuk dari kayu Jepang sederhana tanpa lengan atau kaki yang dibuat lebih dari 150 tahun sebagai mainan anak-anak. Berasal dari wilayah timur laut (Touhoku) Jepang, mereka dibuat dengan tangan dari kayu serta memiliki batang dan kepala sederhana. Beberapa garis tipis yang dicat untuk menjelaskan bagian wajahnya.
Boneka Kokeshi
Bagian tubuhnya sering dilengkapi dengan desain bunga atau cincin yang dicat dengan tinta merah, hitam, dan terkadang hijau, ungu, biru, atau kuning. Bahan yang digunakan adalah lapisan lilin, salah satu ciri boneka ini adalah tidak memiliki tangan dan kaki. Sejak tahun 1950, para pembuat kokeshi telah menandatangani karya mereka di bagian bawah atau bagian belakangnya.
Boneka kokeshi dibuat secara tradisional dan diperuntukkan bagi anak-anak sebagai hiburan, dikatakan bahwa boneka ini awalnya dijual kepada pengunjung di sumber air panas wilayah Touhoku Jepang. Dan berlangsung selama akhir periode Edo (1600-1868), untuk melengkapi bisnis dan membuat tangan pekerja sibuk selama berbulan-bulan pada musim dingin berlangsung.
Tidak membutuhkan waktu lama untuk boneka ini menjadi populer selama bertahun-tahun, terutama di kalangan kolektor barang antik atau kerajinan boneka. Proses pembuatannya kini telah diakui sebagai salah satu seni rakyat paling dinamis di Jepang, secara tradisional bahan yang dibutuhkan adalah batang kayu sederhana.
Nantinya akan dibuat bagian kepala yang diperbesar dari kayu, kemudian beberapa garis tipis dibuat untuk detail ukuran. Desain kokeshi semakin menjadi rumit untuk memberikan tampilan semakin nyata, beragam bentuk manusia pun tercipta selama bertahun-tahun. Menghasilkan boneka yang menarik dan mirip replika wajah manusia.
Interpretasi kontemporer dari kokeshi memiliki bentuk yang lebih bulat daripada boneka tradisional lainnya, dengan warna yang lebih beragam dan penekanan lebih mendetail pada bagian wajah. Boneka ini kerap kali digunakan dalam perayaan khusus dengan tema boneka, menjadi cerminan hobi atau profesi, bahkan meniru karakter fiksi, sebuah hadiah yang tepat sebagai oleh-oleh.
Asal dan penamaan boneka kokeshi tidak disebutkan secara jelas, namun disepakati bahwa pameran kokeshi seluruh Jepang di Naruko Onsen dimulai pada Agustus 1939. Teori yang masuk akal adalah boneka ini berasal dari kayu 木”ki” atau kanji kecil 小”ko”, dan kanji boneka芥子. Gabungan dari kedua kata tersebut memiliki terjemahan “boneka kecil”.
Sebuah teori populer lainnya menunjukkan bahwa boneka ini memiliki makna 子”ko” yang memiliki arti anak-anak, dan 消し”keshi” dengan arti menghapus. Hal ini merujuk kepada anak yang dibunuh setelah lahir, secara umum praktik ini lazim di Jepang pada abad ke 20, hanya ada sedikit bukti yang mendukung teori bahwa kokeshi berhubungan dengan praktik tersebut.
Kata kokeshi sendiri berasal dari sebuah dialek Sendai, dengan boneka yang dikenal sebagai deko, kideko, dekoroko. Di fukushima dikenal dengan istilah kibako, kihohoko, sedangkan di Miyagi lebih akrab dengan sebutan obokko. Untuk di Naruko sendiri adalah hangyo dan kiningyou, namun teori untuk penyebutan nama-nama tersebut bisa dibilang asumsi masyarakat saja.
Pertama kali diproduksi oleh kijishi, sebuah pengrajin yang mahir dengan menggunakan mesin bubut. Di sebuah kota Shichi Shuraku dekat dengan pemandian air pana Tougatta, Zao. Dari sini teknik pembuatan boneka ini menyebar ke area di wilayah Touhoku, dikatakan bahwa boneka kokeshi awalnya dibuat pada pertengahan periode Edo dan dijual kepada pengujung di sana.
Kisah Spiritualnya
Terdapat sebuah asumsi yang ada di masyarakat Jepang mengenai makna spiritual dari boneka kokeshi, sebagian besar menginterpretasikan kepada anak-anak. Dengan beberapa orang yang percaya bahwa boneka ini mewakili keinginan untuk anak sehat, dan lainnya berpendapat justru lebih mendekatkan anak-anak kepada roh gunung.
Tidak sedikit pula orang yang setuju bahwa anak-anak ditukar dengan boneka ini sebagai lambang persahabatan, dengan pesan tersembunyi di dalamnya. Setiap bulan September, festival boneka ini diadakan di Naruko. Di mana kokeshi yang tidak diinginkan diletakkan di atas tumpukkan kayu untuk dibakar, catatan pengunjung tentang perayaan ini beragam dari sedih hingga terharu.
Bentuk dan pola kokeshi tradisional khusus untuk area tertentu diklasifikasikan ke dalam sebelas jenis, jenis paling dominan merupakan variasi Naruko yang awalnya ada di Prefektur Miyagi. Jenis ini juga dapat ditemukan di Prefektur Akita, Iwate, dan Yamagata. Jalan utama desa Naruko Onsen dikenal sebagai jalan kokeshi dan memiliki toko-toko penjual pahatan boneka ini.
Jenis lain dikenal dengan nama kokeshi “kreatif”, memungkinkan seniman untuk memiliki kebebasan penuh dalam hal bentuk, desain, dan warna. Desain ini dikembangkan setelah perang dunia II (1945), untuk varian satu ini tidak bisa ditemukan di wilayah tertentu saja, namun pada umumnya seniman kokeshi kreatif bisa didapati di banyak kota-kota Jepang.
Kayu yang digunakan untuk boneka kokeshi begitu beragam, dengan buah ceri yang digunakan untuk aksen warna gelap dan memberikan kualitas lembut pada boneka. Itaya-kaede dan maple Jepang juga digunakan dalam pembuatan boneka tradisional kreatif ini. Kayu dibiarkan di luar ruangan untuk menunggu ‘matang’ selama satu hingga lima tahun sebelum digunakan.
Boneka Kokeshi pada Zaman Sekarang
Kokeshi dirayakan sebagai salah satu seni rakyat Jepang, mereka masih menampilkan visual yang sederhana dan masih terkenal hingga saat ini. Namun banyak seniman yang juga membuat visual modern serta kreatif, versi kontemporer dari boneka ini pertama kali ada setelah perang dunia kedua dan kebanyakan ditemukan di kota-kota dekat Tokyo.
Meskipun bentuk modern ini masih memiliki bentuk tradisional, namun dalam hal desain, warna, dan tampilan diberikan kebebasan pada sang seniman. Bahkan tidak sedikit para seniman yang memberikan bentuk berdasarkan karakter fiksi terkenal dari film, atau para artis yang banyak diidolakan oleh masyarakat.
Kerap kali kokseshi yang kreatif dan kontemporer sebenarnya lebih berbentuk tubuh, bila dibandingkan dengan boneka tradisional biasanya yang lebih sempit dan lurus. Selain itu, versi modern dari boneka ini terkadang memiliki rambut yang diukir pada kayu. Sehingga secara visual menonjol pada bagian kepala kokeshi, bentuk ini lazim ditemukan pada boneka anak perempuan.
Bagaimana Pembuatanya?
Kayu yang sudah dibiarkan selama satu tahun hingga lima tahun biasanya diambil dari pohon ceri atau pohon mizuki, dipotong kecil-kecil berukuran kokeshi sebelum ujungnya dicukur kasar dan dibulatkan. Masing-masing bagian kemudian dibentuk menggunakan mesin bubut dan dipotong menjadi bentuk detail, memberikan aksen ukuran lebih besar kemudian mengecil hingga bawah.
Selanjutnya, para pengrajin akan mengarsipkan ke bawah permukaan sebelum menggambar desain wajah dan tubuh. Proses ini dilakukan menggunakan kuas, setelah cat mengering lapisan lilin dioleskan ke permukaan sebelum dipoles hingga berkilau halus. Itulah sekumpulan pembuatan dari kokeshi, apakah tertarik untuk mengoleksinya? Tetap ikuti artikel kami di www.jepang-indonesia.co.id.