News & Events
Cara Melipat Origami dan Jenis-jenisnya
- June 3, 2022
- Posted by: Appkey 001
- Category: Budaya Jepang
Apakah teman-teman mengenal apa itu origami? Origami merupakan seni melipat kertas sehingga dapat menghasilkan bentuk yang beragam, namun tahukah teman-teman jika cara melipat origami banyak jenisnya. Lalu apakah seni melipat kertas ini memang berasal dari Jepang? Dan bagaimana cerita dibalik origami serta bagaimana cara membuatnya? Penasaran? Mari kita ulas hingga tuntas.
Origami adalah
Dalam bahasa Jepang kata origami berasal dari dua makna, yaitu 折ります(orimasu) dan 紙 (kami). Dari dua kata tersebut menghasilkan satu kata 折り紙 yang berarti melipat kertas, budaya yang begitu melekat dengan Jepang ini memiliki tujuan untuk mengubah selembar kertas menjadi beragam bentuk sesuai keinginan.
Praktisi origami modern umumnya tidak menganjurkan penggunaan pemotong kertas, lem, atau penanda kertas. Hal ini karena terdapat pembuatan cara melipat origami yang menggunakan alat-alat tersebut, sejumlah lipatan kecil yang mudah bisa menjadi lipatan sulit saat digabungkan dengan beberapa teknik.
Salah satu model melipat origami yang terkenal di Jepang adalah bentuk bangau, secara umum desain ini awalnya dibuat dengan kertas persegi yang sisinya memiliki warna, cetakan, atau pola berbeda. Diketahui bahwa origami mulai dikembangkan pada zaman Edo, sekitar tahun 1603-1867, pada awal perkembangannya terkadang kertas dipotong, menggunakan kertas non persegi, dan teknik lainnya.
Sejarah origami
Tradisi melipat kertas yang berbeda muncul di Eropa, Cina, dan Jepang. Hal ini didokumentasikan dengan baik oleh para sejarawan dan kemunculan tradisi ini pun terpisah hingga abad ke 20. Di Cina, pemakaman tradisional sering kali melibatkan pembakaran kertas yang dilipat. Representasi yang paling populer adalah yuanbao atau nugget emas.
Di Jepang, referensi jelas paling awal untuk model kertas adalah dalam puisi pendek karya Ihara Saikaku pada tahun 1680, Ihara menyebutkan desain kupu-kupu tradisional yang digunakan dalam pernikahan Shinto. Lipatan kertas ini melengkapi deretan acara dalam seremonial budaya pada zaman Edo di Jepang, kemudian kartu ucapan ini berkembang menjadi sebuah bentuk hiburan.
Di Eropa, budaya ini diawali dengan adanya sebuah seni melipat serbet. Budaya ini berkembang pada abad ke 17 dan abad ke 18, setelah abad tersebut seni melipat serbet mengalami penurunan yang cukup pesat. Seorang sejarawan bernama Joan Sallas mengatakan bahwa hadirnya porselen menggantikan fungsi serbet sebagai simbol status di meja makan kalangan bangsawan.
Namun untuk beberapa teknik dasar yang terkait dengan tradisi melipat ini terus berkembang hingga menjadi bagian dari budaya Eropa, contoh dari cara melipat origami yang terkenal adalah pajarita. Bentuk atau teknik ini memiliki bentuk dengan gaya tertentu, diketahui bahwa teknik ini mulai muncul pada abad ke sembilan belas.
Pada kisaran tahun 1860 Jepang mulai membuka perbatasan dengan tujuan strategi modernisasi, beberapa teknik melipat dari Eropa pun masuk untuk berbaur dengan budaya di Jepang. Ketentuan yang muncul setelah masuknya budaya Eropa adalah tidak diperbolehkan untuk melakukan pemotongan serta bentuk awal persegi memiliki dua warna.
Hal ini bertentangan dengan budaya cara melipat origami pada awal kemunculan di Jepang, yaitu memiliki potongan dan jika ingin menggabungkan dua warna harus ditempelkan dengan model lipatan tambahan. Pada awal tahun 1900 Akira Yoshizawa, Kosho Uchiyama, dan beberapa penggiat seni kebudayaan Jepang merekam hasil karya origami sederhana asli mereka.
Akira Yoshizawa merupakan orang yang bertanggung jawab atas beberapa inovasi, seperti pelipatan basah dan sistim diagram Yoshizawa-Randlett. Berkat hal tersebut, karyanya memberikan inspirasi kebangkitan kembali bentuk seni Jepang. Selama tahun 1980 sejumlah berkas yang dimasukkan ke dalam map memiliki lipatan sistematis, membuat peningkatan dalam ragam cara melipat origami.
Mulai pada akhir abad ke 20 terdapat sebuah peminatan baru dalam memahami perilaku materi lipat, hal ini berlaku dalam hal artistik maupun ilmiah. Materi lipat baru ini diberi nama “origami baru” yang menjadi pembeda dengan kerajinan lama, perubahan ini berlangsung cepat karena matematika memiliki kontribusi berupa pengembangan teknik pelipatan kertas persegi.
Seniman seperti Robert J. Lang, Erik Demaine, Sipho Mabona, Giang Dinh, Paul Jackson, dan lainnya sering kali mengutip untuk memajukan aplikasi seni baru. Aspek ini pun ditunjang dengan perkembangan sosial media, sehingga pertukaran teknik dan gaya semakin berkembang. Terutama pada abad ke 21 sehingga origami memiliki sebuah profil identitas.
Teknik dan bahan origami
Dalam banyak buku origami terdapat sebuah deskripsi origami sederhana dasar untuk membangun sebuah model, cara melipat origami ini termasuk diagram sederhana lipatan dasar. Seperti misalnya lipatan lembah dan gunung, lipatan terbalik, lipatan squash, dan cekungan. Ada pula lipatan yang menjadi ciri khas seperti alas burung sebelum membuat badan dan sayap burung.
Kemudian untuk bahan datar sebagai media pembantu melipat, semua hal bisa digunakan dengan syarat mampu untuk menahan lipatan hingga terbentuk. Kertas origami kerap kali disebut dengan kami, biasanya dijual dalam kemasan dengan ukuran dari 2,5 cm hingga 25 cm atau lebih. Biasanya memiliki warna di satu sisi dan warna putih di sisi lainnya, ada pula yang berwarna di dua sisi.
Kertas yang digunakan untuk origami memiliki bobot lebih ringan dari kertas biasa, sehingga cocok untuk dilipat karena mudah dibentuk. Kertas origami tradisional Jepang memiliki nama washi, kertas ini umumnya lebih keras daripada kertas biasa karena terbuat dari bubur kayu. Biasanya jenis kertas ini digunakan dalam banyak seni tradisional Jepang.
Washi biasanya dibuat dengan menggunakan serta dari kulit pohon gampi, semak mitsumata (Edgeworthia papyrifera), atau murbei kertas tapi bisa juga terbuat dari bambu, beras, dan gandum. Uang kertas dari berbagai negara juga populer untuk dibuat origami, jenis ini dikenal dengan orikane atau origami yang dibuat menggunakan uang kertas.
Jenis-jenis origami
-
Origami aksi
Selain origami benda mati, terdapat pula cara melipat origami menggunakan objek bergerak. Origami ini termasuk jenis aksi yang bisa terbang, dalam kertas akan disisipkan sebuah mesin kecil untuk menunjang pergerakan kertas yang sudah dibentuk. Origami aksi pertama kali muncul dengan bentuk burung yang mampu menggerakkan sayap.
-
Origami modular
Jenis satu ini identik dengan menempelkan potongan kertas bersama-sama untuk membentuk model lengkap, sering kali potongan origami sederhana. Namun pembentukannya menjadi lebih sulit, terdapat banyak model origami modular dalam bola lipat sebagai dekorasi ruangan. Perbedaan dengan origami klasik adalah penggunaan benang dan lem.
-
Origami lipatan basah
Lipatan basah merupakan cara melipat origami yang menghasilkan model dengan kurva lembut daripada lipatan lurus geometris serta permukaan datar. Kertas akan dibasahi sehingga dapat dicetak dengan mudah, model akhir mempertahankan bentuknya saat mengering. Biasanya jenis origami ini digunakan sebagai model hewan yang terlihat sangat alami.
-
Kirigami
Isitlah kirigami merupakan memotong kertas dalam bahasa Jepang, pemotongan kertas memang sering ditemui dalam origami tradisional Jepang. Tapi sebagai bentuk inovasi, teknik pemotongan jarang digunakan, perubahan ini terjadi pada tahun 1960 hingga tahun 1970. Sehingga buku origami awal sering menggunakan potongan pun sedikit demi sedikit menghilang terganti teknik modern.
Bagaimana teman-teman apakah tertarik dengan cara melipat origami yang ada? Apakah teman-teman baru mengetahui bagaimana perkembangan origami selama ini? Sebuah pembahasan yang menarik, bukan? Maka dari itu jangan sampai tertinggal info pembahasan kebudayaan Jepang terbaru dari kami ya!