Ruigigo, jika kita terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti sinonim kata. Layaknya dalam bahasa Indonesia, Bahasa Jepang juga memiliki banyak kata yang memiliki sinonim.
Pada kesempatan ini kita akan membahas tentang ruigigo ikinari, totsuzen dan kyuu ni. Ketiga kata yang bersinonim ini tak memiliki perbedaan jelas yang bisa dijelaskan dengan konkret untuk pembelajar bahasa Jepang. Namun di bawah ini kami akan mencoba menjelaskan tentang penggunaannya agar lebih mudah dimengerti.
Ikinari mengungkapkan keterkejutan tertentu pada sesuatu yang terjadi di depan pembicara yang membuatnya lengah; sebuah peristiwa yang tidak seharusnya terjadi pada saat itu.
Contoh:
Berbeda dengan kata ikinari, kyuuni lebih mengacu pada perubahan keadaan yang cepat. Contoh:
Setelah dia menjadi pelatih, tim itu tiba-tiba menjadi kuat.
Hanako wa chuugaku ni haitte, kyuu ni se ga nobita.
Hanako setelah masuk SMP, badannya dengan
Dari beberapa sumber yang saya baca, di antaranya ada yang menyebutkan sebagai berikut:
「突然」:予想外の事態の成立に焦点を当てる
“Totsuzen”: Yosō-gai no jitai no seiritsu ni shōten o ateru
Artinya: Totsuzen memiliki makna yang berfokus pada hasil dari sesuatu yang tidak terduga.
Perbedaan totsuzen dengan ikinari dan juga kyuu ni agak abstrak dan sulit dipahami, jadi saya akan menyimpulkan pendapat dari berbagai sumber yang ada di internet yang diterangkan oleh orang-orang yang sudah memahami Bahasa Jepang dengan baik.
Untuk lebih cepat memahami, mari kita lihat contoh kalimat di bawah ini. Kalimat-kalimat ini secara alami dapat menggunakan keduanya:
Dan untuk beberapa kasus, kyuu ni dan ikinari dapat digunakan salah satunya.
Misalnya pada contoh kalimat berikut:
Dalam kalimat ini, jika kita menggunakan 急 に (kyuu ni) itu berarti anak si pembicara berubah dari kondisi sehat menjadi kondisi tidak sehat dalam waktu singkat. Sementara itu, jika menggunakan 突然 (totsuzen), artinya si pembicara mengatakan bahwa putrinya tiba-tiba jatuh sakit tanpa penyebab yang jelas.
Ketiga kata yang bersinonim ini memiliki arti yang kurang lebih sama, dan dalam kalimat, jika kita dituntut untuk mengisi kekosongan dalam sebuah kalimat dengan salah satu dari kata ini, maka apapun bisa mengisi kekosongan tersebut dan itu bisa diterima tanpa disalahkan.