News & Events
Festival Obon di Jepang Untuk Pemujaan Leluhur
- July 19, 2021
- Posted by: appkey
- Category: Budaya Jepang
Mina san, konnichiwa, ogenki desuka. Terimakasih karena sampai saat ini mina san masih setia membaca tulisan-tulisan saya, buat pembaca yang baru pertama kali membaca tulisan saya, bisa lihat tulisan-tulisan saya yang lain, semoga apa yang saya tulis dapat menambah wawasan mina san, terutama mengenai negara Jepang. Selain di Bali yang terkenal dengan berbagai upacaranya, Jepang juga memiliki banyak upacara atau festival. Dan pada kesempatan ini kita akan membahas tentang festival obon di Jepang.
Seperti kita ketahui, jika di lihat dari letak geografisnya Jepang di bagi menjadi empat musim yaitu musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin. Di setiap musim biasanya terdapat perayaan atau festival. Pada segmen kali ini saya akan membahas mengenai festival yang dirayakan pada musim panas di Jepang yaitu obon matsuri atau festival obon. Saat membicarakan mengenai festival musim panas di Jepang pasti orang-orang langsung menyebut obon matsuri. Obon matsuri merupakan salah satu festival yang dirayakan secara meriah di Jepang. Bagaimanakah pelaksanaan festival obon ? silakan disimak uraian berikut.
Makna festival obon di Jepang
Festival obon di Jepang dirayakan pada musim panas tepatnya pada tanggal 15 Juli. Tetapi ada juga beberapa daerah yang merayakannya pada tanggal 15 agustus menurut kalender Gregorian. Berhubung media lebih banyak menayangkan perayaan obon pada tanggal 15 agustus maka masyarakat secara serempak merayakan obon pada tanggal 15 agustus. Festival obon merupakan festival yang dirayakan untuk menyambut kedatangan para leluhur.
Obon merupakan singkatan dari urabon, yaitu istilah perayaan yang dilakukan oleh agama Budha. Hanya saja Jepang mengambil huruf kanji terakhirnya yaitu bon lalu ditambahkan dengan huruf o, sehingga menjadi obon. Obon juga bisa disebut dengan bon yang artinya nampan. Apa hubungannya perayaan menyambut para leluhur dengan nampan? itu dikarenakan pada mulanya perayaan obon dilakukan dengan cara meletakkan nampan yang berisi barang-barang sebagai persembahan untuk para leluhur. Seiring dengan berjalannya waktu makna obon mengalami pergeseran makna yaitu menjadi istilah upacara yang diperuntukkan kepada arwah leluhur.
Kepercayaan yang melandasi perayaan festival obon
Masyarakat Jepang percaya bahwa arwah para leluhur akan mengunjungi mereka dua kali yaitu saat bulan purnama di awal musim semi dan pada awal musim gugur. Pada saat festival obon, setiap daerah memiliki tradisi-tradisi unik dalam menyambut perayaan obon. Festival obon di jepang juga identik dengan festival lampion, karena pada saat perayaan obon ini orang-orang akan memasang lampion dengan tujuan supaya para arwah leluhur tidak tersesat saat pulang ke rumah masing-masing.
Meskipun Jepang merupakan negara modern tetapi masyarakatnya masih memegang teguh kepercayaan para leluhurnya dan menjalankan tradisi secara turun temurun. Oleh karena itu perayaan ini dibuat sebagai wujud bhakti dan menghormati para arwah leluhur. Selain itu festival obon menjadi perayaan yang ditunggu-tunggu karena pada saat perayaan obon masyarakat Jepang bisa menikmati liburan dan berkumpul bersama keluarganya.
Keseharian orang Jepang yang sibuk membuat mereka tidak memiliki waktu untuk berinteraksi dengan keluarga, baik itu keluarga inti maupun keluarga jauh,jadi bisa di katakan perayaan obon merupakan waktu yang sangat tepat untuk berkumpul dengan keluarga besar dan menambah keakraban di antara keluarga.
Sejarah festival Obon di Jepang
Festival obon di Jepang merupakan pengaruh tradisi agama Budha dari China. Festival obon masuk ke Jepang bersamaan dengan ajaran Budha masuk ke Jepang yaitu sekitar abad ke tujuh. Ada pendapat yang mengatakan bahwa perayaan obon merupakan festival yang dilakukan untuk para arwah leluhur dari kepercayaan Shinto, ada pula yang menganggap bahwa perayaan obon merupakan perpaduan antara tradisi Shinto dengan agama Budha. Berikut adalah kisah mengenai asal-usul dirayakannya festival obon.
Dikisahkan seorang pendeta yang bernama Mokuren atau di kenal juga sebagai Mogallana di Pali, pada saat melakukan pertapaan Mokuren melihat ibunya yang sedang tersiksa di neraka hantu lapar, setiap makanan yang disentuh menjadi terbakar. Mokuren yang begitu sedih melihat penderitaan arwah ibunya memohon kepada Shakyamuni Budha untuk melepaskan arwah ibunya dari penderitaan yang sedang dijalani.
Akhirnya Shakyamuni meminta Mokuren untuk menyelamatkan ibunya dari neraka karena dosa yang telah ibunya lakukan dimasa hidupnya dengan cara membuat persembahan makanan dari hasil pertanian dan hasil laut yang dipersembahkan kepada para biksu di akhir pertapaan mereka. Pertapaan mereka berlangsung selama 90 hari dan berakhir di pertengahan bulan juli. Setelah melaksanakan perintah Shakyamuni, arwah ibunya beserta tujuh generasi nenek moyang sebelumnya dibebaskan dari siksa neraka. Mokuren pun sangat bahagia melihat arwah ibunya yang sudah terbebas dari neraka hantu lapar.
Berdasarkan cerita di atas dan kepercayaan dari agama Shinto pada saat perayaan obon dilakukan pemujaan kepada roh leluhur dengan memberi persembahan.
Pelaksanaan obon festival di Jepang
Perayaan festival obon di Jepang dilakukan dengan berbagai persiapan. Mulai dari melakukan pembersihan jalan dari pegunungan hingga perkampungan yang dikenal dengan sebutan Bon michi tsukuri (pembuatan jalan obon). Ada juga Bon Bana Mukae yaitu mengumpulkan bunga yang digunakan pada saat perayaan obon. Bunga tersebut adalah bunga semanggi, bunga serunai dan bunga bakung. Orang Jepang percaya bahwa roh leluhur mereka akan memasuki bunga-bunga ini untuk menemukan jalan ke rumah keluarga mereka.
Menjelang perayaan obon masyarakat Jepang membuat api kecil yang dipasang di luar rumah yang disebut dengan mukaebi (api penyambutan), bertujuan untuk menerangi jalan para leluhur saat pulang ke rumah keluarganya. Selain melakukan berbagai persiapan untuk festival obon, masyarakat Jepang juga berziarah ke makam untuk berdoa dengan membakar dupa, membawa kue mochi dan menyiramkan air ke atas makam.
Setelah itu masyarakat Jepang juga menyiapkan altar yang berbentuk persegi panjang yang di atasnya berisi persembahan kepada para leluhur. Persembahan yang diberikan berupa hasil bumi seperti sayur-sayuran seperti mentimun, jagung, terong, semangkuk air yang dilengkapi tangkai bunga yang digunakan untuk memerciki air pada persembahan tersebut. Selain itu disiapkan juga foto para leluhur bersama karangan bunga.
Pada tanggal 16 agustus merupakan hari kembalinya para leluhur ke akhirat, pada saat ini juga dibuatkan api kecil yang dimaksudkan untuk menerangi jalan para leluhur pada saat ke akhirat, api yang dibuat disebut dengan okuribi. Selain itu, dibeberapa daerah dilakukan tradisi penghanyutan lampion kesungai yang di sebut dengan sourounagashi.
Bon odori
Bon odori atau tarian obon merupakan tradisi yang wajib dilakukan saat perayaan obon matsuri. Bon odori sudah dikenal sejak zaman Muromachi, tarian obon dilakukan hanyalah untuk hiburan. Seiring perkembangan zaman, saat ini tarian obon jauh dari kesan religi karena siapa saja bisa ikut menarikan tarian obon. Gerakan-gerakan pada tarian obon menggambarkan kegembiraan arwah para leluhur karena terbebas dari siksaan neraka.
Masing-masing daerah memiliki gerakan dan iringan musik yang berbeda. Begitu juga properti yang digunakan dalam menari tergantung ciri khas daerah masing-masing. Para penari memakai yukata dan siapa saja boleh berpartisipasi tidak memandang jenis kelamin maupun umur. Tarian obon merupakan penutup acara festival obon.
Perayaan festival obon di Jepang tidak hanya sebagai sarana untuk memuja para roh leluhur tetapi juga sebagai perayaan musim panas dimana masyarakat Jepang bisa berkumpul bersama keluarga. Perayaan obon diawali dengan berbagai persiapan dan ditutup dengan bon odori. Setelah membaca uraian tentang festival obon di Jepang, apa mina san berniat untuk berpartisipasi dalam perayaan obon? demikian ulasan mengenai perayaan festival obon di Jepang, semoga bermanfaat dan mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan. Sampai bertemu pada segmen berikutnya.