News & Events
Hagi, Kota Kecil yang Kaya Sejarah Jepang
- January 24, 2023
- Posted by: Appkey 001
- Category: Budaya Jepang Tempat wisata di jepang
Hagi adalah kota kecil yang memiliki lokasi dekat dengan laut Jepang, berada di bagian utara Prefektur Yamaguchi. Terletak sekitar 35 km dari utara Yamaguchi. Terdapat sebuah kastil yang dibangun pada tahun 1608, tidak lama setelah itu kota ini berkembang dan memiliki sebuah kota kastil. Disini terdapat banyak bangunan tua yang tersisa dari zaman dahulu.
Hagi Kota Kastil
Sejak awal abad ke 17, Jepang telah mengambil kebijakan isolasi. Kemudian pada pertengahan abad ke 19, negara-negara adidaya di barat mulai berdatangan ke Jepang untuk meminta pemerintah membuka negara tersebut. Namun pemerintah menolak permintaan yang diajukan, Jepang tidak bergeming dan tetap menentukan kebijakan isolasinya.
Klan Choshu adalah revolusioner, sehingga menjadi salah satu yang terdepan untuk menggulingkan pemerintahan feodal pada masanya. Yoshida Shoin (1830-1859) merupakan seorang samurai dengan pemikiran yang radikal serta membuka sebuah sekolah di Hagi. Berkatnya berhasil melahirkan banyak samurai untuk menciptakan sebuah bangsa baru yang modern.
Kemudian kantor klan dipindahkan dari kota ini ke Yamaguchi pada tahun 1864, ditambah lagi Yamaguchi menjadi basis pusat untuk menggulingkan pemerintahan pada masanya. Pada tahun 1868, pemerintahan Edo lama digulingkan dan pemerintahan Meiji baru didirikan. Beberapa pelajar sekolah Shoin menjadi pemimpin pemerintahan baru, area pusat kota berada di delta antara dua sungai dan laut Jepang.
-
Istana Hagi
Reruntuhan Istana ini memiliki letak di ujung barat laut pusat kota, kastil ini dibangun pada bagian kaki gunung Shizuki di tanjung yang menghadap ke laut Jepang pada tahun 1604. Sehingga nama lainnya dari kasil ini adalah ‘Kastil Shizuki’, menara kastil dihancurkan oleh pemerintahan zaman Meiji pada tahun 1874. Kemudian tembok batu dan paritnya tetap ada sampai saat ini, diperbaiki dan menjadi taman Shizuki.
-
Kota Kastil Tua
Kota kastil tua menyebar ke bagian tenggara kastil, distrik ini disebut Horiuchi luasnya sekitar 1 km dari timur ke barat dan sekitar 0,8 km dari utara ke selatan. Awalnya banyak tempat tinggal samurai yang melayani kastil tinggal di distrik ini, beberapa kantor Klan Choshu pun ikut didirikan. Sekarang terdapat lebih dari satu lusin bekas tempat tinggal samurai.
Banyak pagar tanah dan tembok batu, di pusat kota tua berada di sebelah timur Horiuchi. Luasnya sekitar 1 km persegi dan jalan-jalan di tata dalam kotak, samurai berpangkat rendah dan warga biasa tinggal di distrik ini. Dan ada banyak kuil Buddha serta rumah tua di daerah ini, apalagi terdapat tiga gang sepanjang 250 meter yang terbentang dari utara ke selatan tetap mempertahankan tampilan tempo dulu.
Ketiga gang tersebut adalah Kikuya-Yokocho, Iseya-Yokocho, dan Edoya-Yokocho. Di gang-gang tersebut terdapat rumah Takasugi Shinsaku (1839-1867) dan Kido Takayoshi (1833-1877) yang merupakan aktivis dan politis yang menggulingkan Pemerintahan Edo. Terdapat distrik Hamasaki di sebelah utara kota kastil, terdapat juga pelabuhan dan lebih dari 130 rumah tua berada di distrik ini
-
Kuil Daisho
Kuil Buddha ini merupakan sekolah Rinzai Ren, terletak di sebelah selatan pusat kota Hagi dan sekitar 0,9 km sebelah barat stasiun kota ini. Dikatakan bahwa sebuah kuil didirikan pada akhir abad ke 8, sekitar tahun 1654. Bangunan ini direkonstruksi menjadi bagian dari keluarga Mouri, penguasa dari klan ini. Para bangsawan dari keluarga Mouri dengan generasi genap dimakamkan di kuil ini.
-
Gunung Berapi Kasayama
Kasayama adalah gunung berapi terkecil di dunia, memiliki jarak sekitar 5 km sebelah utara pusat kota Hagi. Tingginya hanya 112 meter serta memiliki kawah dengan diameter sekitar 30 meter. Letusan terakhir terjadi sekitar 10.000 tahun yang lalu, jika berjalan ke tepian kawah, teman-teman akan bisa menemukan observatorium yang bagus.
Selain itu, terdapat juga kolam Myoujin di kaki timur gunung Kasayama. Meskipun memiliki letak di darat, air yang ada di dalamnya merupakan air laut dan terdapat ikan laut berenang di dalamnya. Hal ini karena kolam di sekitar gunung Kasayama menghubungkan antara gunung di laut dan daratan dengan pengendapan pasir serta batu.
Hagi Warisan UNESCO
Di kota ini terdapat banyak peninggalan zaman dahulu Jepang yang wajib untuk dilestarikan, seperti galangan kapal Ebisugahana, Heisin Maru, pabrik peleburan besi di Ouitayama-tatara, kota kastil, kota tua, dan akademi Shoukasonjuku yang dijalankan oleh Yoshida shouin. Beberapa peninggalan tersebut merupakan bagian dari situs revolusi Industri Meiji di Jepang dalam hal besi dan baja.
Ditambah lagi untuk pembuatan kapal dan penambangan batu bara yang ditetapkan sebagai situs warisan dunia UNESCO. Pada tahun 2015, menurut UNESCO situs ini mencakup serangkaian dua puluh tiga bagian komponen. Terutama terletak di bagian barat daya Jepang, hal ini menjadi saksi pesatnya industrialisasi negara dari pertengahan abad ke 19 hingga awal abad ke 20.
Melalui pengembangan industri besi dan baja, pembuatan kapal, dan pembuatan batu bara. Situs ini mengilustrasikan proses feodal Jepang menjadi transfer teknologi dari Eropa dan Amerika sejak pertengahan abad ke 19, dan bagaimana teknologi ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan negara serta tradisi sosial yang ada.
Serangkaian situs warisan industri yang difokuskan terutama di wilayah Kyushu dan Yamaguchi di barat daya Jepang, mewakili transfer industrialisasi pertama yang berhasil dari barat ke negara lainnya di luar Eropa. Industrialisasi pesat yang dicapai Jepang dari pertengahan abad ke 19 hingga awal abad ke 20 dibangun atas kebutuhan pertahanan. Dengan mencapai waktu yang singkat berhasil untuk mencapai perkembangan dalam hal industrial.
Tahap pertama dalam masa isolasi pra-Meiji Bakumatsu, di akhir era Shogun tahun 1850 an dan awal tahun 1860 adalah masa percobaan pembuatan besi serta pembuatan kapal. Didorong oleh kebutuhan untuk meningkatkan pertahanan negara dan khususnya dalam bidang kelautan untuk menanggapi ancaman asing, konsep perpaduan dari dunia barat begitu mempengaruhi dalam hal ini.
Dikombinasikan dengan kerajinan tradisional, keterampilan, dan pada akhirnya sebagian besar tidak berhasil. Namun demikian, pendekatan ini menandai perpindahan substansial dan isolasionisme zaman Edo serta sebagian mendorong restorasi Meiji.
Fase kedua dari tahun 1860an yang dipercepat oleh Era Meiji baru, melibatkan impor teknologi barat dan keahlian untuk mengoperasikannya. Sementara untuk fase ketiga dan terakhir pada periode Meiji antara tahun 1890 hingga 1910 adalah industrialisasi lokal penuh yang dicapai dengan keahlian Jepang baru, teknologi barat disesuaikan dengan kebutuhan lokal dan material lokal dengan pengawasan lokal.
Berdasarkan hal ini bisa disimpulkan bahwa meskipun termasuk kota yang kecil, namun Hagi bisa memberikan banyak dampak bagi negara Jepang dan merupakan aset yang harus dijaga. Karena hingga sekarang pun wilayah kota tersebut masih mengembangkan dengan baik dalam hal pabrik dan industri, apakah teman-teman tertarik untuk membaca pembahasan lainnya? Kunjungi www.jepang-indonesia.co.id.