News & Events
Apa itu Kendo? : Penjelasan tentang Jalan Pedang dan Samurai
- August 13, 2022
- Posted by: Appkey 001
- Category: Permainan Tradisional
Kendo, dalam Bahasa jepang ditulis dengan 2 huruf 剣道 (剣ken= pedang, dan 道do (michi)= Pedang) merupakan salah satu bahasa Jepang tradisional seperti halnya Budou (Jalan Bela Diri). Ini bertujuan untuk menempa pikiran dan tubuh orang yang melakukannya yang sering disebut /Kendo-ka (juga disebut Kenshi) yang mempraktekkan teknik ilmu pedang Samurai Jepang. Menurut Federasi Kendo seluruh Jepang, ada sekitar 1,9 juta orang di Jepang yang menekuni seni bela diri Kendo ini, dan 30% di antaranya adalah wanita.
Sementara itu, diperkirakan juga ada lebih dari 6 juta penekun seni beladiri Kendo di seluruh dunia. Kendo-ka menggunakan senjata yang disebut dengan Shinai (pedang bambu) dan memakai baju pelindung yang disebut dengan Keiko-gi dan pakaian tradisional Jepang, Hakama. Teknik Kendo adalah diantaranya menyodorkan, menyerang dan menanggapi serangan dari lawan.
Sejarah Seni Bela Diri Kendo
Teknik pedang yang digunakan oleh penekun bela diri Kendo ini konon sudah ditemukan sejak abad ke-13. Pada saat itu pendekar pedang di Jepang membuka beberapa sekolah untuk mengajar Kenjutsu (Teknik Pedang), lalu beberapa abad kemudian, mulai dilakukan latihan formal yang dikenal dengan sebutan Kata yang merupakan pengembangan dari Kenjutsu. Selama Era Shotoku (1711-1715), Naganuma Shirozaemon Kunisato mengembangkan metode untuk berlatih pedang menggunakan pedang bambu dan baju besi.
Pada tahun 1820-an, Chiba Shusaku Narimasa, salah satu Samurai terhebat dalam sejarah Jepang, memperkenalkan Gekiken yaitu latihan duel dengan pedang dan baju besi bamboo ke dalam kurikulum seni tradisional Jepang. Berkat itu sekolahnya menjadi sangat populer dan pada akhir zaman Edo, penggunaan pedang bambu dan baju besi menjadi praktik bela diri standar. Banyak teknik dalam Kendo zaman modern yang dasarnya berasal dari kurikulum dari sekolahnya.
Awal mula Kendo di era modern
Pada sekitar akhir tahun 1800-an setelah terjadinya Restorasi Meiji, Sakakibara Kenkichi mengadakan beberapa acara publik yang menjadikan popularitas bela diri Kendo kian meningkat.
Pada tahun 1876 setelah terjadinya Restorasi Meiji, penggunaan pedang dilarang oleh pemerintah Jepang saat itu untuk menghindari kerusuhan dan kejahatan. Hanya pihak berwenang seperti polisi yang diizinkan untuk menggunakannya (Mereka disebut Battoutai, alias polisi yang menggunakan pedang). Meski diizinkkan menggunakan pedang, pelatihan pedang untuk mereka distandarisasi, yang kemudian mengarah pada pengembangan Kendo. Kemudian pada tahun 1920, nama untuk latihan pedang diubah menjadi bentuk olahraganya.
Pada tahun 1946 setelah Perang Dunia Ke-2, Kendo bersama dengan seni bela diri lainnya dilarang di Jepang oleh GHQ untuk menekan kekuatan Jepang. Namun pada tahun 1950 bela diri diperbolehkan untuk dipraktekkan kembali. Dua tahun kemudian, kemerdekaan Jepang dipulihkan dan Federasi Kendo Seluruh Jepang didirikan. Larangan praktek juga dicabut dan sekarang seni bela diri ini dipraktekan sebagai pendidikan olahraga.
Pada tahun yang sama juga, Federasi Seni Bela Diri Internasional (IMAF) didirikan di Kyoto dengan tujuan untuk mempromosikan perkembangan seni bela diri di seluruh dunia. Saat itulah, banyak organisasi di seluruh dunia termasuk Federasi Kendo Internasional (FIK) bekerja untuk mempopulerkan Kendo.
Aturan Duel dalam Kendo
Sama seperti dalam anggar, ada poin skor yang harus diperoleh yang disebut Yuko-gatotsu yang didefinisikan sebagai dorongan atau serangan yang dilakukan dengan akurat. Di bawah ini adalah area di mana petarung bisa mendapatkan poin nilai dengan melakukan pukulan yang akurat.
- Men : Bagian atas atau samping kepala
- Dou : Sisi kanan atau kiri batang tubuh
- Tsuki : Di depan tenggorokan
Setelah menyerang, Zanshin (sisa dari kesadaran) harus ditunjukkan. Saat itu Samurai harus bersiap menghadapi kemungkinan serangan mendadak oleh musuh berikutnya. Kendo mengharuskan pelakunya memusatkan pikiran (berkonsentrasi tinggi) selama duel.
Sebagai pengawas pertandingan (duel) biasanya ada tiga wasit yang bertugas mengibarkan bendera untuk menilai apakah pukulan itu akurat atau tidak. Dalam satu pertandingan biasanya akan terdiri tiga poin dan yang pertama mencetak dua kemenangan.
Sistem penilaian dalam Kendo
Sistem pemberian nilai dalam Kendo dikenal dengan istilah Kyu dan Dan. Pada tingkat bawah terdapat enam tingkatan mulai dari Rokkyu hingga Ikkyu. Sedangkan pada tingkat atas, terdapat sepuluh tingkat mulai dari Shodan (dan pertama) hingga tingkat Ju-dan (tingkat ke-10). Hachi-dan (dan ke-8) adalah dan dengan nilai tertinggi yang dapat dicapai seseorang dengan mengikuti tes keterampilan fisik Kendo jaman sekarang dan ujiannya juga sangat sulit. Peserta yang mengikuti test ini biasanya kurang dari 1 persen peserta tes yang bisa lulus. Kemudian bagaimana dengan Dan ke-9 dan ke-10? Tingkatan ini hanya akan diberikan kepada peserta yang sangat special dan penting.