News & Events
Kodomo No Hi – Hari Anak di Jepang
- July 22, 2021
- Posted by: appkey
- Category: Budaya Jepang
Setelah sebelumnya kita membahas tentang Hina Matsuri atau festival anak perempuan di Jepang yang di rayakan pada 3 Maret setiap tahunnya. Hari ini, saya akan membahas mengenai kodomo no hi atau hari anak di Jepang. Apakah minna san pernah membaca atau mendengar tentang perayaan ini? Kalau belum, ayo disimak baik-baik uraian berikut.
Makna dan tujuan perayaan kodomo no hi
Kodomo no hi merupakan hari anak di Jepang yang dirayakan pada tanggal 5 Mei setiap tahunnya. Perayaan hari anak dijadikan salah satu hari libur resmi di Jepang. Kodomo no hi juga bertepatan dengan hari libur yang disebut dengan golden week yang dimulai dari akhir April sampai awal Mei.
Perayaan kodomo no hi diadakan sejak tahun 1948 dan ditetapkan dalam undang-undang hari libur nasional Jepang atau yang disebut dengan shukujitu hou. Tujuan diadakan perayaan kodomo no hi adalah untuk mendoakan pertumbuhan dan kebahagiaan anak. Meskipun disebut dengan kodomo no hi (hari anak), dalam perayaannya dikhususkan untuk anak laki-laki.
Sejarah kodomo no hi
Budaya Jepang sangat unik karena budaya Jepang banyak dipengaruhi oleh budaya dari China maupun dari negara Asia lainnya. Seperti tradisi kuno di Tiongkok setiap bulan kelima di kalender Tionghoa mengenal perayaan yang berhubungan dengan musim, di Jepang dikenal dengan sekku. Setiap bulan kelima kalender Tionghoa di lakukan upacara pengusiran roh – roh jahat. Selain melakukan pengusiran terhadap roh-roh jahat, di Jepang pada tanggal 5 bulan 5 dikenal sebagai tango no sekku.
Kata tan berasal dari kata tango yang artinya bermulanya segala hal. Pada tahun 1948 perayaan tango no sekku resmi di ganti menjadi kodomo no hi oleh pemerintah Jepang. Sedangkan di Tionghoa perayaan kodomo no hi disebut dengan Duanwu, pada hari ini orang-orang di Tiongkok melakukan upacara untuk mendoakan pertumbuhan dan kebahagiaan anak laki-laki.
Koinobori
Pada perayaan kodomo no hi, setiap keluarga yang memiliki anak laki-laki di Jepang akan merayakannya dengan meriah. Tradisi turun temurun yang masih ada sampai saat ini pada saat perayaan kodomo no hi yaitu memasang hiasan berbentuk ikan koi di depan rumah yang disebut dengan koinobori. Mengapa disebut dengan koinobori? Menurut mitos yang berkembang di China, ikan koi dipercaya sebagai ikan yang paling kuat.
Orang-orang di China percaya bahwa ikan koi dapat mendaki air terjun, dan ikan yang berhasil mendaki air terjun akan berubah menjadi naga. Sehingga keberhasilan ikan koi mendaki air terjun menjadi lambang kesuksesan dalam hidup. Seiring berjalannya waktu kepercayaan itupun masuk dan berkembang di Jepang.
Tradisi pengibaran koinobori ini dimulai pada pertengahan zaman Edo di depan rumah kalangan samurai. Pada saat itu, pengibaran koinobori dilakukan pada saat perayaan tango no sekku (sekarang kodomo no hi), selain mengibarkan koinobori kaum samurai juga memajang peralatan bela diri seperti, yoroi (baju zirah samurai), kabuto (helm samurai) dan boneka samurai. Pada saat itu koinobori dibuat dari kertas, kain atau bisa juga kain bekas yang di jahit dan digambari ikan koi dengan tinta.
Makna koinobori
Koinobori terdiri dari satu set dimana masing-masing bagian memiliki makna yang berbeda. Bagian paling atas koinobori disebut dengan ryuudama yaitu bola yang berputar yang dipasang di tiang paling atas, sedangkan di bawahnya disebut dengan yagaruma yaitu roda berjari-jari anak panah. Ryuudama dan yagaruma dipercaya dapat mengusir roh-roh jahat.
Di bawahnya ada fukiganashi yaitu sarung angin yang berhiaskan 5 warna (biru, kuning, merah, putih dan hitam) . Fukiganashi adalah lambing 5 unsur alam yaitu kayu, api, air, tanah dan logam yang dipercaya dapat menangkal penyakit. Selanjutnya ada magoi yaitu bendera koi berwarna warna hitam yang melambangkan sosok ayah dalam keluarga. Di bawahnya ada koinobori warna merah bernama higoi sebagai lambang ibu. 2 buah koi di bawahnya melambangkan 2 anak laki-laki dalam keluarga. Pada zaman sekarang ada juga koinobori oranye atau berwarna cerah yang melambangkan anak perempuan.
Awal mula pengibaran koinobori
Pada awalnya kalangan samurai hanya mengibarkan magoi atau koinobori hitam. Tetapi sejak zaman meiji, higoi atau koinobori merah mulai dikibarkan untuk menemani koinobori hitam. Pada zaman showa mulai dikibarkan koinobori biru yang melambangkan anak dari koi dan terus berkembang sehingga bertambah menjadi koinobori hijau dan koinobori oranye atau yang berwarna cerah. Ukuran koinobori semakin kebawah semakin mengecil karena susunan koinobori menggambarkan kedudukan dalam suatu keluarga.
Perayaan kodomo no hi zaman sekarang
Seiring dengan perkembangan zaman, penduduk di kota-kota besar sudah jarang mengibarkan koinobori. Hal ini karena semakin banyak keluarga yang memutuskan untuk tidak punya anak, juga karena kurangnya lahan di perkotaan. Jadi, jika Anda ingin melihat perayaan kodomo no hi lengkap dengan pengibaran koinoborinya, cobalah untuk mengunjungi daerah pedesaan.
Makanan khas kodomo no hi
Selain mengibarkan koinobori dan memajang yoroi, kabuto dan boneka samurai, ada satu lagi yang tidak bisa dilewatkan yaitu makanan khas saat perayaan kodomo no ni. Makanan khas yang dihidangkan pada perayaan kodomo no hi yaitu kashiwa mochi dan chimaki. Kedua kue ini merupakan hidangan yang paling popular saat perayaan kodomo no hi.
Kashiwa mochi adalah kue mochi yang di dalamnya berisi pasta kacang merah yang manis dan di luarnya dilapisi daun kashiwa. Daun kashiwa ini tidak bisa dimakan jadi kalau mina san ingin mencoba memakan kue kashiwa mochi, jangan lupa membuang daun kashiwanya ya. Kashiwa mochi mudah ditemukan di toko-toko kue khas Jepang atau di supermarket pada awal bulan Mei di Jepang.
Setelah membahas mengenai kashiwa mochi sekarang saya akan membahas mengenai kue chimaki. Chimaki terbuat dari beras ketan dengan tekstur yang lengket yang dibungkus dengan daun bambu. Sama seperti kashiwa mochi, chimaki juga mudah ditemukan di toko kue khas Jepang dan di supermarket pada awal bulan mei.
Begitulah uniknya budaya Jepang dalam menjaga tradisi secara turun temurun, meskipun sudah menjadi negara modern dan semoga generasi penerus di Jepang tetap menjaga tradisi merayakan kodomo no hi. Demikianlah sedikit ulasan mengenai kodomo no hi yang dirayakan setiap tanggal 5 mei di Jepang. Semoga tulisan saya bermanfaat dan mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan. Sampai jumpa pada segmen berikutnya tetap semangat dan jaga kesehatan mina san.