News & Events
Kyoto Tower, Bangunan Megah Modernisasi Jepang
- January 17, 2023
- Posted by: Appkey 001
- Category: Tempat wisata di jepang
Kyoto Tower seperti namanya memiliki letak di Kyoto, sebuah tempat dengan tradisi budaya yang amat kental. Di sini teman-teman bisa menemukan bangunan-bangunan tempo dulu dengan menggunakan bahan kayu, selain itu suasana dan warna yang ada di sini begitu mengingatkan akan kisah Jepang di masa-masa Era sebelum modern.
Kyoto Tower
Istana yang megah, taman yang rindang, dan pemandangan menara tinggi merupakan beberapa hal yang bisa dijumpai di sini. Setelah keluar dari stasiun Kyoto, teman-teman akan langsung merasakan perbedaan kota ini dengan kota-kota lainnya. Karena tradisi dan budaya yang masih melekat.
Kyoto Tower merupakan wujud semangat optimisme dari tahun 1960an, berdiri setinggi 131 meter dari dasar hingga ujung menara. Dan merupakan bangunan tertinggi di kota ini, karena itu ketika datang ke bagian atas menara ini seluas mata memandang terlihat banyak lokasi wisata di sekitar kota.
Selama lebih dari 50 tahun struktur aneh ini telah membagi pendapat antara mereka yang melihatnya sebagai simbol kota Kyoto modern, dan sebagian orang melihatnya sebagai bentuk aneh untuk tidak pantas dijadikan simbol sebuah kota. Pada pembahasan kali ini kita akan melihat fasilitas yang ada serta sejarah bagaimana menara ini dibangun.
Sejarah Kyoto Tower
Sayangnya di antara banyak fasilitas menara ini tidak ada museum yang didedikasikan untuk sejarahnya sendiri. Paling tidak, jika ada bisa membantu untuk menjawab pertanyaan berupa siapa yang membangun menara ini? Dan mengapa alasannya dibangun menara ini? Namun faktanya, penyelesaian menara pada tahun 1964 menandai titik balik dari sejara Kyoto sendiri.
Salah satu hal yang baik dan buruk mengantarkan gelombang modernisasi, secara signifikan pada tahun yang sama. Justru Tokyo menjadi tuan rumah untuk Olimpiade, dan Tokaido Shinkansen Line selesai dibangun untuk membawa jalur kereta cepat pertama dari kota Kyoto hingga kota Tokyo. Lokasi menara Kyoto saat ini adalah situs Kantor Pos Pusat Kyoto.
Tempat yang dipindahkan lokasinya, tepat di tepi barat laut Stasiun Kyoto. Pada tahun 1961, keputusan untuk memindahkan Kantor Pos sebelumnya pernah terjadi pada tahun 1953. Dan pada saat itu, pembicaraan terjadi antara para pemimpin sipil dengan para pebisnis tentang cara terbaik untuk memanfaatkan ruang yang baru dibuka ini pada pintu masuk kota.
Di bawah sponsor Kamar Dagang dan Industri Kyoto diputuskan untuk mendirikan sebuah perusahaan untuk mengawasi pembangunan gedung yang sesuai dengan beragam area, seperti memiliki fungsi sebagai pusat budaya dan industri pendorong pariwisata. Pada awalnya tidak ada rencana untuk membangung Kyoto Tower ini.
Rencana awal untuk pembangunan ‘Gedung Pusat’ baru disusun oleh arsitek modernis, Mamoru Yamada. Dirinya juga merancang area Nippon Budokan yang terkenal di Tokyo, pada saat itu peraturan konstruksi kota yang ketat membatasi ketinggian semua bangunan hingga 31 meter. Oleh karena itu, Yamada merancang gedung dengan 9 lantai dengan tinggi tepat 31 meter.
Selain itu, dirinya berencana untuk membangun platform tontonan dan menara radio relatif sederhana pada awalnya. Namun, salah satu pemimpin bisnis yang mengarahkan proyek tersebut terinspirasi oleh pemandangan Menara Laut Yokohama, dan dirinya mendorong Yamada untuk berpikir lebih kreatif lagi.
Arsitek tersebut kemudian memiliki teori bahwa sebuah menara dapat dibangun di atas Gedung Pusat yang dijadikan sebagai mercusuar, hal ini memiliki tujuan untuk menyinari gelombang rumah-rumah kota beratap machiya di bawahnya. Untuk menghindari peraturan tentang ketinggian, menara dapat diberi label sebagai ‘struktur atap’ yang terpisah daripada sebagai bagian dari bangunan itu sendiri.
Kesempatan kecil ini memungkinkan pembangunan menara secara legal, tetapi apakah secara teknis memungkinkan? BIsakah bangunan dasar memikul berat menara sebesar 800 ton dengan tinggi 100 meter? Yamada meminta profesor dari Universitas Kyoto, Makoto Tanahashi untuk mencari tahu hal tersebut dan pada akhirnya proyek tersebut bisa terlaksana sebagai impian dari Yamada.
Karena struktur kisi rangka baja sederhana, seperti banyak menara lainya dianggap terlalu sederhana untuk Kyoto Tower maka desain silinder bercat putih diadopsi. Menara Tanahashi terdiri dari cincin baja bertumpuk ringan dengan selongsong baja di bagian luar, dan dirancang untuk tahan topan serta gempa bumi dengan magnitudo tertinggi.
Meskipun bagi banyak orang yang melihat menara ini mungkin menyerupai pesawat roket futuristik, dikatakan bahwa Tanahashi benar-benar membentuknya menyerupai lilin Buddha tradisional Jepang. Bila diperhatikan secara seksama sebenarnya sangat mirip baik dari bentuk secara keseluruhan, panjang menjulang ke langit.
Perkembangan Kyoto Tower
Di dalam menara Tokyo terdapat berbagai fasilitas dan bisnis yang cukup rumit, hal ini akan membuat teman-teman sedikit kebingungan menemukan jalan menuju menara satu ini. Penting untuk disadari bahwa struktur terbagi menjadi dua bagian, pada dasarnya gedung menara Kyoto blok sembilan lantai menampung restoran, toko, hotel, dan pusat informasi turis serta spa.
Bangunan ini berfungsi sebagai tumpuan menara yang menjulang di atasnya sejauh 100 meter, di antara menara tersebut terdapat tingkat observasi. Untuk mencapai level ini, teman-teman harus terlebih dahulu naik lift ke lantai 11 yang merupakan titik hubung antara gedung dan menara.
Kemudian jika naik ke tingkat atas, di lantai 3 terdapat bar Sky Lounge dan di lantai 5 terdapat dek observasi. Dek ini terbuka untuk pengunjung selama satu tahun penuh, menawarkan pemandangan luas ke seluruh kota dan sebagian besar landmark utamanya. Selain itu, masih banyak fasilitas yang tersedia di Kyoto Tower ini.
Kontroversi Kyoto Tower
Ketika peresmian menara secara serentak diumumkan, banyak kalangan yang segera memiliki pendapat bertentangan. Akademisi lokal dan para pakar budaya keberatan. Menganggap bahwa menara tersebut merusak keharmonisan pemandangan kota yang memiliki sejarah panjang sejak era dahulu.
Upaya tim desain untuk menciptakan struktur modern yang elegan banyak dicela sebagai hal vulgar dan tidak sesuai dengan sejarah masa lalu Kyoto, para pemimpin politik dan pebisnis di berbagai macam bidang hanya melihat peluang ekonomi dalam rencana baru ini. Memanfaatkan kota Kyoto sebagai ibu kota budaya kuno Jepang.
Agar kota tumbuh dan berkembang, proyek semacam ini diperlukan. Opini publik terbagi tajam antara dua pandangan yang berlawanan, sampai batas yang terbilang kritis di kedua sisi. Namun keputusan terakhir ada pada petinggi politik kota, dan pembangunan serta peresmian terus berlangsung hingga saat ini.
Pada tanggal 28 Desember tahun 1964, satu tahun dan sepuluh bulan setelah pembangunan menara dimulai. Menara Kyoto akhirnya dibuka untuk umum dan dalam kurun waktu satu tahun telah menerima lebih dari satu juta pengunjung, dalam setengah abad yang telah berlalu sejak menara ini dibangun.
Kebanyakan orang telah terbiasa dengan kehadirannya yang banyak dihujat maupun dipuji, hal ini memiliki acuan dari menara Eiffel ketika pertama kali dibangun. Mendapatkan pro dan kontra serupa di Paris, Prancis. Mamoru Yamada dan Makoto Tanahashi tidak pernah membayangkan kembali pada tahun 1960an.
Bagaimana kreasi mereka yang berani akan memulai gelombang modernisasi, membuat banyak bangunan dengan kayu tradisional kota diganti dengan balok beton. Meskipun mercusuar mereka masih berdiri tegak di atas kaki langit, gelombang atap yang menyeruak hampir menghilang. Bagaimana dengan Indonesia? Apakah ada bangunan yang kontroversi seperti menara ini? Ikuti terus pembahasan kebudayaan Jepang di www.jepang-indonesia.co.id.