News & Events
“Ojigi”, Cara orang Jepang tunjukkan rasa hormat
- September 21, 2021
- Posted by: Appkey 001
- Category: Budaya Jepang
Memberikan salam merupakan sebuah sambutan terhadap seseorang, hal ini dilakukan ketika bertemu dengan orang yang sudah dikenal atau orang yang baru dikenal. Selain sebagai bentuk sambutan, memberikan salam pun merupakan bentuk hormat yang diberikan kepada orang. Seperti misalnya tradisi ojigi yang dimiliki Jepang, ini adalah tradisi membungkuk khas Jepang dengan bertujuan memberikan rasa hormat kepada lawan bicara.
Asal usul ojigi
Dalam budaya berbeda misalnya Indonesia, mengucapkan salam atau saat berkenalan dengan orang baru biasanya menggunakan jabat tangan. Saat bertemu dengan orang yang sudah dikenal pun biasanya menggunakan jabat tangan, jarang sekali untuk menggunakan gerakan membungkuk badan. Kecuali saat bertemu dengan orang yang lebih tua atau atasan yang lebih tinggi dalam status pekerjaan, hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan menghargai.
Seperti yang telah dijelaskan pada paragraf di atas bahwa ojigi adalah tradisi membungkuk khas Jepang, asal usul tradisi satu ini diceritakan berkembang pada era Asuka dan era Nara. Ojigi dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada status mereka yang lebih tinggi dari mereka yang memiliki status lebih rendah. Beredar kabar bahwa pada zaman dahulu ojigi dibawa oleh etnis China yang kemudian dikembangkan oleh masyarakat Jepang.
Arti ojigi berasal dari kata jigi yang memiliki arti (harapan untuk melakukan sesuatu) pada sama Edo, kemudian dikembangkan dengan gerakan membungkuk. Tidak sampai situ saja, perkembangan ojigi berlangsung hingga era Kamakura dengan memiliki tujuan beragam selain bentuk penghormatan. Ojigi digunakan sebagai bentuk permintaan maaf kepada lawan bicara, makna yang terkandung pun begitu dalam sehingga arti ojigi begitu mendalam dalam meminta maaf.
Tata cara ojigi
Berdasarkan asal usul ojigi dijelaskan bahwa tradisi membungkuk dari Jepang ini memiliki tujuan sebagai bentuk menghormati atau permintaan maaf, maka dari itu tata cara ojigi memiliki ragam yang berbeda. Hal ini dipengaruhi kepada siapa ojigi dilakukan, perbedaan usia dan status mempengaruhi posisi ojigi yang dilakukan. Maka dari itu mina san akan mengenal bagaimana tata cara ojigi yang tepat dan benar digunakan pada penjelasan di bawah.
Eshaku
Jenis ojigi pertama adalah eshaku atau memiliki arti ojigi yang tidak terlalu membungkuk, gerakan yang dilakukan memang tidak terlalu membungkuk. Kemiringan untuk ojigi satu ini adalah 15 derajat dan dilakukan selama dua detik saja, ojigi satu ini biasanya dilakukan dari atasan kepada bawahan sebagai bentuk penghormatan karena telah bekerja dengan baik.
Bentuk ojigi satu ini terbilang cukup dasar karena biasanya hanya digunakan untuk orang yang baru dikenal, berdasarkan kemiringan derajatnya saja bisa dinilai bahwa kesan yang diberikan hanya untuk menghormati saja. Tidak ada makna permintaan maaf yang mendalam dari ojigi satu ini.
Keirei
Selanjutnya adalah jenis ojigi keirei, arti ojigi satu ini adalah membungkuk dengan penuh hormat. Dari namanya saja bisa diketahui bahwa ojigi satu ini digunakan untuk memberikan kesan yang mendalam, hal ini mencakup dalam permintaan maaf maupun memberikan kesan rasa terima kasih. Maka dari itu pastikan gunakan ojigi keirei kepada orang yang tepat, misalnya meminta maaf kepada atasan saat melakukan kesalahan atau saat mengucapkan rasa terima kasih kepada atasan karena sudah bekerja dengan baik.
Ojigi satu ini dilakukan dengan cara membungkuk dengan kemiringan 30 derajat disertai tujuan yang bersungguh-sungguh, karena tujuan dari ojigi keirei adalah untuk menyampaikan permintaan maaf gang mendalam. Maka dari itu perlu kesungguhan dalam melakukan tradisi membungkuk dari Jepang satu ini.
Saikeirei
Terakhir dari jenis ojigi adalah saikeirei, ojigi satu ini memiliki kemiringan cukup rendah sekitar 40 hingga 45 derajat. Maka dari itu sudah bisa dipastikan ojigi satu ini digunakan saat berhadapan dengan orang-orang yang dihormati, misalnya saat bertemu dengan Kaisar Jepang atau saat bertemu dengan orang yang benar-benar dihormati. Ojigi saikeirei merupakan ojigi yang tepat digunakan karena memiliki makna mendalam untuk memberikan penghormatan.
Dari penjelasan jenis-jenis ojigi di atas mina san bisa mengetahui perbedaan ojigi yang ada, selain asal usul ojigi yang mempengaruhi. Hal mendasar seperti status dan usia lawan bicara pun menjadi indikator ojigi mana yang harus digunakan, penjelasan di atas bertujuan untuk mina san agar tidak mengalami kekeliruan saat akan menggunakan ojigi kepada orang Jepang.
Fungsi ojigi
Selain untuk memberikan makna permintaan maaf dan rasa terima kasih, ojigi memiliki fungsi-fungsi lain yang biasanya digunakan tidak hanya terpaku untuk meminta maaf dan terima kasih saja. Berikut merupakan fungsi ojigi yang harus mina san ketahui:
- Sebagai salam kepada Dewa saat berkunjung ke kuil Shinto, biasanya orang-orang Jepang berkumpul di kuil pada akhir tahun untuk mengucapkan syukur serta menyampaikan doa kepada Dewa. Dan sebelum memasuki kuil biasanya ojigi dilakukan sebagai bentuk penghormatan tertinggi kepada Dewa Shinto.
- Tidak hanya sebagai ucapan terima kasih dan permintaan maaf, biasanya bila mina san datang ke sebuah restoran atau hotel. Para pekerja disana akan memberikan sambutan berupa ojigi, hal ini dilakukan sebagai bentuk apresiasi perusahaan terhadap para tamu yang datang karena telah menggunakan jasa mereka.
- Arti ojigi pun begitu dimaknai dengan tinggi dalam seni bela diri Jepang, misalnya Aikido, kendou, dan lainnya. Karena saat akan memulai pertandingan atau setelah mengakhiri pertandingan. Sikap ojigi dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada masing-masing lawan tanding.
- Kemudian saat ada pertunjukan seni, seperti yang diketahui oleh mina san bahwa Jepang memiliki budaya tradisional yang begitu kental. Teater kabuki misalnya, ojigi digunakan sebagai bentuk penghormatan kepada tamu yang datang saat awal dan akhir pertunjukan.
Berkaitan dengan warisan sejarah yang diwariskan serta asal usul ojigi yang mengakar, membuat dalam semua lapisan kehidupan masyarakat Jepang tidak bisa dilepaskan dari ojigi. Bisa disimpulkan bahwa ojigi adalah tradisi yang sudah melekat di kehidupan sehari-hari sehingga dalam semua aktivitas akan melibatkan tradisi membungkuk dari Jepang ini.
Demikian pembahasan materi kali ini, materi yang disampaikan dibuat secara singkat dan sederhana agar mina san bisa memahami dengan baik. Semoga mina san bisa memahami mengenai asal usul ojigi, fungsi ojigi, dan tata cara ojigi dengan baik. Sehingga bisa menggunakan ojigi sesuai tempat berada dengan baik dan benar.
Karena meskipun dari pembahasan yang sudah dijelaskan bahwa kemiringan derajat tidak terlalu berbeda, namun makna yang akan diberikan serta diterima oleh lawan bicara akan berbeda. Maka dari itu penting untuk mengetahui sedang berhadapan dengan siapa, agar makna yang ingin disampaikan bisa diterima dengan baik dan terhindar dari kekeliruan dan salah paham.
Semangat selalu dalam belajar kebudayaan dan bahasa Jepang, selalu menjaga rasa penasaran dan terus menggali informasi tentang Jepang merupakan poin penting dalam belajar bahasa Jepang. Mina san Ganbarimashou !