News & Events
Tarian Tradisional Jepang : Nihon Buyo
- May 20, 2022
- Posted by: Appkey 001
- Category: Budaya Jepang
Salah satu hal yang menarik dari kebudayaan Jepang adalah tarian tradisionalnya, terdapat beragam tarian tradisional jepang mungkin belum banyak teman-teman ketahui. Tidak hanya itu saja, alat musik tradisional Jepang pun merupakan salah satu aspek yang patut diperhatikan. Pasalnya kedua kebudayaan tradisional ini memiliki peran penting dalam sejarah perkembangan Jepang.
Nihon buyo
Jepang merupakan negara dengan sejarah yang kaya dan menarik, khususnya kebudayaan mengenai tarian dan musik. Jepang berhasil mengembangkan serta melestarikan tarian tradisional dan acara musik yang telah mati selama bertahun-tahun dengan mengikuti perubahan budaya serta perkembangan masyarakat hingga masa kini.
Namun hal ini tidak hanya dilakukan oleh Jepang saja, Indonesia pun merupakan salah satu dari banyaknya negara yang mampu melestarikan kebudayaan tradisional layaknya Jepang. Teman-teman bisa mengenal tarian Jepang, musik adat. Reog Ponorogo, dan kebudyaaan lainnya hingga saat ini merupakan bukti nyata dari kekayaan budaya tradisional yang dimiliki oleh Indonesia.
Terdapat musik dan tarian tradisional khas Jepang yang bisa teman-teman pelajari, seperti salah satu tarian tradisional Jepang yang dikenal dengan nama Nihon buyo. Sebuah tarian asli Jepang yang begitu populer, dalam terjemahannya nihon buyo memiliki arti tarian Jepang. Nihon dalam bahasa Indonesia memiliki arti ‘bahasa Jepang’ dan buyo dalam bahasa Indonesia memiliki arti ‘tarian’.
Kebudayaan ini dipopulerkan oleh Tsubouchi Shouyou dan Fukuchi Gemichirou, kedua tokoh besar ini memiliki keterkaitan yang kental terhadap kelompok tarian jelang klasik. Yaitu mai dan odori, mari kita bahas kedua jenis tarian ini satu persatu. Mai merupakan sebuah tarian asal Jepang yang diiringi oleh musik tradisional khas Jepang, seluruh bagian telapak kaki tidak diangkat melainkan diseret.
Kemudian diselingi dengan hentakan kaki beberapa kali secara berurutan, gerakan tari bisa dilakukan dengan berputar di dalam ruang gerak tertentu. Khususnya dalam sebuah panggung pertunjukkan, jenis-jenis tarian yang termasuk ke dalam gaya mai adalah Kagura, bungaku, shira byoushi, kusemai, kouwakamai, noh, dan jiutamai.
Kemudian gaya tarian selanjutnya adalah odori, tarian tradisional khas Jepang yang diiringi oleh musik tradisional. Namun disertai dengan hentakan kaki dengan mengikuti alunan dan ritme musik, contoh dari gaya tarian odori adalah nenbutsu odori dan bin odori. Kedua tarian tradisional Jepang ini merupakan jenis yang paling populer untuk dipertunjukkan.
Tarian tradisional khas Jepang
Jepang telah mempertahankan banyak gaya tarian tradisional yang telah dikembangkan selama berabad-abad lamanya, teman-teman bisa menemukannya dalam sebuah festival dan acara besar pada sepanjang tahun di seluruh wilayah Jepang. Maka dari itu, tidak jarang bahwa tarian-tarian yang ada dipengaruhi oleh wilayah masing-masing sehingga tampak berbeda.
Berikut merupakan gaya atau jenis-jenis tarian asal Jepang yang populer serta kerap kali dipertunjukkan dalam sebuah festival di Jepang.
-
Bon odori
Tarian tradisional Jepang ini biasanya ditampilkan dalam berbagai macam festival seperti natsu matsuri atau festival musim panas, tarian tradisional khas Jepang ini begitu digemari oleh kebanyakan masyarakat di Jepang. Pakaian yang dikenakan oleh para penari adalah sebuah yukata atau kimono dengan bahan lebih halus serta bobot ringan.
Dengan menari mengikuti alunan musim tradisional Jepang, perpaduan antara langkah kaki, gerakan tangan, dan gerakan tubuh membuat tarian asal Jepang ini semakin menarik dinikmati. Teman-teman bisa sering melihat tarian tradisional Jepang ini pada setiap festival di Jepang, untuk berbagai macam musim maupun wilayah yang ada.
Tarian ini memiliki tujuan untun menghormati jasa-jasa para pendahulu dan menghormat para leluhur, tarian tradisional Jepang ini biasanya digelar pada bukan Agustus yang berarti bertepatan dengan musim panas di Jepang.
-
Noh mai
Merupakan gaya tarian dengan diiringi oleh musik tradisional khas Jepang, kecapi dan drum tradisional merupakan instrumen yang menjadi ciri khas noh mai disertai dengan vokal bersatu padu. Noh mai digolongkan kepada sebuah tarian yang memiliki cerita di dalamnya dan biasanya membawakan dongeng-dongeng tradisional Jepang.
Para penari akan mengenakan berbagai macam aksesoris untuk melengkapi penampilan mereka, tidak lupa pakaian atau kostum yang digunakan pun memiliki aksen warna-warni untuk memeriahkan suasana pertunjukkan. Topeng menjadi aspek penting yang tidak bisa dilewatkan dalam penampilan tarian noh mai ini.
-
Kabuki
Mungkin teman-teman kerap kali mendengar penampilan kabuki di Jepang, kabuki memang sebuah penampilan tradisional di Jepang yang begitu populer dan sudah ada sejak lama. Secara khusus, kabuki merupakan sebuah pertunjukkan drama dengan digabungkan tarian disertai lakon yang memiliki karakter berbeda-beda sesuai kebutuhan cerita.
Sebagian besar kabuki ditampilkan dalam sebuah panggung teater khusus, pertunjukkan kabuki sering kali menceritakan sebuah kisah sejarah, gaya hidup di Jepang, dan perkembangan masyarakat Jepang dari dulu hingga saat ini. Dalam penampilan ini disertakan pula wawasan mengenai Jepang yang mungkin belum pernah teman-teman temukan di tempat lainnya.
Di Jepang, kabuki merupakan bagian besar dari pementasan yang populer dalam waktu lama hingga saat ini. Gabungan antara teknologi yang canggih dan efek suara membuat kabuki sering kali harus beradaptasi seiring dengan berjalannya waktu dan zaman.
Alat musik tradisional Jepang
Musik tradisional Jepang sering dikaitkan erat dengan gaya tarian yang berbeda dan pertunjukkan kabuki, selain dalam sebuah festival dan acara besar. Kuil merupakan tempat di mana musik dan tarian tradisional Jepang ditampilkan. Maka dari itu, untuk mengetahui lebih dalam. Berikut merupakan alat musik tradisional yang masih sering digunakan hingga saat ini di Jepang.
-
Shamisen
Alat musik satu ini memiliki bentuk mirip dengan biola, memiliki leher panjang sekitar satu meter disertai dengan tiga senar. Biasanya shamisen bisa ditemukan pada festival musim tradisional di Jepang, terdapat kayu yang disebut dengan batchi untuk memainkan shamisen. Dalam sejarahnya, shamisen digunakan untuk pertunjukkan kabuki karena kesesuaian dengan lagu gaya kabuki.
Hal ini juga digunakan untuk mengiringi pertunjukkan bineka dan lagu-lagu daerah, akhir-akhir ini shamisen telah digunakan dalam beberapa pentas musik modern. Terkadang artis barat pun menggunakan alat musik tradisional Jepang ini sebagai alat musik pengiring tambahan.
-
Shakuhachi
Shakuhachi merupakan seruling bambu dengan lubang lima, alat musik ini populer pada periode Edo. Instrumen ini memiliki ukuran bervariasi dan nada bermacam-macam, instrumen suara yang indah secara tradisional digunakan oleh biksu Budha zen dan dipandang sebagai adat spiritual. Memainkan alat musik ini bahkan dianggap sebagai latihan meditasi.
Hal ini karena bisa melatih fokus pada teknik pernafasan yang lambat dan berirama, setelah restorasi Meiji shakuhachi lebih banyak dimainkan dalam pertunjukkan kabuki dan pertunjukkan tari lainnya sebagai musik latar. Tidak jarang alat musik tradisional ini dipadukan dengan festival musik masa kini, instrumen yang menenangkan dan indah ini masih populer hingga saat ini dan banyak diminati.
Tentu masih banyak lagi alat musik tradisional Jepang yang masih digunakan dalam pertunjukkan tarian tradisional Jepang, namun kedua alat musik tradisional di atas merupakan dua dari banyaknya alat musik yang sering digunakan. Bagaimana teman-teman? Apakah tertarik untuk mempelajari alat musik tradisional Jepang lainnya? Atau teman-teman sudah mengetahui banyak hal mengenai hal ini? Kunjungi terus situs https://jepang-indonesia.co.id/