News & Events
Yukata Vs Kimono: Apakah mereka berbeda?
- February 11, 2022
- Posted by: Appkey 001
- Category: Budaya Jepang
Apa yang terpikirkan di benak Anda saat ditanya mengenai pakaian khas Jepang? Tentu Anda sepakat bahwa jawabannya adalah kimono. Ya, kimono memang merupakan pakaian khas tradisional Jepang, sejak zaman dahulu kala masyarakat Jepang kerap kali mengenakan pakaian ini. Namun tahukah bahwa kimono dan yukata ternyata dua hal yang berbeda, kedua jenis pakaian ini memiliki perbedaan mendasar yang tidak bisa disamakan fungsi dan penggunaannya. Apa saja perbedaan tersebut dan apa saja penjelasannya? Mari kita simak pada ulasan berikut ini.
Apa Itu Yukata?
Yukata dan kimono adalah dua dari banyak pakaian khas tradisional Jepang. Berbeda dengan kimono, yukata memiliki arti (浴衣, baju sesudah mandi) berdasarkan artinya bisa disimpulkan bahwa awalnya pakaian ini digunakan bagi mereka yang telah selesai mandi. Maka dari itu bahan penyusun yukata pun terkesan lebih tipis dan biasanya dikenakan saat musim panas.
Saat musim panas tiba, warga Jepang akan berbondong-bondong mengenakan yukata. Seperti yang telah dijelaskan, hal ini karena yukata memiliki bahan tipis sehingga membuat nyaman saat dikenakan pada cuaca panas. Seiring berjalannya waktu yukata Jepang yang awalnya memiliki fungsi sebagai pakaian sesudah mandi, beralih fungsi menjadi pakaian yang bisa dipadukan dengan aksesoris lainnya.
Mungkin Anda pernah melihat di anime atau drama Jepang, saat di Jepang sedang digelar festival, warga Jepang pun mengenakan yukata sebagai pakaian sehari-hari. Hal ini karena yukata memiliki desain yang beragam serta cocok dikenakan untuk bersantai sehingga kesan yang terlihat dari yukata lebih casual dari pada kimono yang memiliki kesan lebih formal.
Apa Itu Kimono?
Setelah mengetahui apa itu yukata, kali ini kita bahas mengenai kimono. Pada awal perkembangannya, kimono merupakan pakaian yang kerap kali digunakan saat musim dingin tiba. Selain memiliki bahan yang cukup tebal sehingga memberikan rasa hangat, kimono pun digunakan oleh para jajaran putri di kerajaan karena memiliki desain mewah dan elegan.
Kimono memiliki kanji 着物, 着(ki) berasal dari kata ‘kiru’ yang berarti mengenakan pakaian dan物(mono) yang memiliki arti ‘barang/benda’. Dari perpaduan kedua kata tersebut melahirkan kata baru, yaitu kimono yang memiliki arti benda yang dikenakan. Begitulah arti harfiah yang bisa dijelaskan.
Kemudian kimono memiliki banyak lapisan saat digunakan yang terbuat dari bahan katun tebal sehingga begitu cocok untuk dikenakan saat cuaca dingin. Tidak hanya itu saja, seiring perkembangan zaman, desain dari kimono pun semakin beragam, bahkan tidak sedikit kimono yang dimodifikasi sehingga bisa digunakan untuk kegiatan sehari-hari. Tidak hanya digunakan saat ada festival saja.
Perbedaan Yukata dan Kimono
-
Bahan Yukata dan Kimono
Yukata : bahan penyusun yukata terbilang tidak cukup tebal atau tipis melainkan hanya dijahit satu lapisan saja sehingga membuat yukata tidak cocok dikenakan saat sedang musim dingin. Yukata terbuat dari katun. Pakaian yang terbuat dari katun akan memberikan kenyamanan lebih baik serta cocok untuk musim panas karena menyerap keringat dengan baik.
Karena pada awalnya yukata dibuat untuk baju sesudah mandi, maka keuntungan yang diberikan oleh yukata adalah bisa cepat kering dan memberikan kesejukan karena berbahan tipis. Hal ini tentu begitu efektif untuk memberikan kelembaban pada kulit.
Kimono : meskipun memiliki bahan penyusun serupa dari katun, namun kimono dibuat dengan beberapa lapisan. Tidak seperti yukata yang hanya memiliki satu kain saja, kimono dilengkapi dengan bagian dalam dan luar. Hal ini disesuaikan dengan penggunaan saat musim dingin. Terlebih lagi kimono dilengkapi dengan obi atau sabuk pengikat di bagian pinggang.
-
Gaya
Yukata : karena memiliki kesan yang lebih santai atau casual, yukata lebih sering dan mudah digunakan untuk ke festival. Tidak hanya itu, karena memiliki bahan tipis dan hanya dibuat dengan satu kain saja membuat yukata mudah untuk dicuci.
Kimono : selain memiliki harga yang mahal, kimono yang memiliki beberapa lapisan luar dan dalam membuat pakaian khas tradisional Jepang ini kerap kali jarang dicuci. Selain untuk menjaga keawetan bahan, perlu diketahui juga bahwa saat mengenakan kimono pun Anda diharuskan mengenakan pakaian dalam terlebih dahulu, sehingga keringat tidak akan mengenai kimono. Hal ini akan menjaga kualitas kimono tetap baik walaupun jarang dicuci.
-
Penggunaan
Yukata : biasanya pakaian ini dikenakan saat Jepang sedang menggelar festival, misalnya festival musim panas yang membutuhkan pakaian tipis. Untuk dikenakan sehari-hari pun yukata masih sesuai dan direkomendasikan, karena memiliki tampilan sederhana dan bisa dipadukan dengan aksesoris pakaian lainnya.
Kimono : pakaian khas tradisional Jepang ini biasanya hanya digunakan saat berada di acara formal atau acara tertentu saja. Selain memiliki kesan yang mewah dan elegan, kimono pun melambangkan kehormatan bagi mereka yang mengenakannya. Maka dari itu, kimono tidak bisa sembarangan digunakan untuk kegiatan sehari-hari.
Jenis-jenis Kimono dan Yukata
Meskipun pada awal perkembangannya kimono berkiblat dari China, namun seiring berjalannya waktu hingga Jepang modern pada masa kini, kimono kerap kali dimodifikasi berdasarkan status perkawinan, jenis kelamin, profesi, dan jenis acaranya. Seperti berikut ini merupakan jenis-jenis kimono yang bisa Anda ketahui.
-
Homongi
Kimono jenis pertama adalah homongi. Jenis kimono satu ini biasanya digunakan oleh seluruh wanita tanpa memandang status perkawinan. Homongi pun memiliki kesan semi formal, sehingga bisa digunakan di acara-acara seperti pesta. Misalnya saat upacara minum teh atau pesta pernikahan, motif umum yang terlihat adalah ebamoyo, yaitu sebuah motif seperti gaun yang umum ada di kimono Jepang.
-
Kuro tomesode
Selanjutnya adalah kimono jenis kuro tomesode. Kimono jenis ini merupakan yang paling formal di antara yang lainnya. Kimono ini pun hanya boleh dikenakan oleh wanita yang sudah menikah. Anda bisa melihat wanita yang mengenakan kuro tomesode di acara formal seperti pernikahan. Warnanya sendiri didominasi oleh warna hitam serta memiliki balutan warna emas.
-
Tsuke sage
Kimono merupakan jenis yang lebih casual dari homongi yang berdesain tidak serupa atau terpisah sehingga membuat tsuke sage memiliki desain menarik untuk dilihat. Para wanita biasanya mengenakan kimono tsuke sage saat berada di acara semi formal, misalnya seperti menghadiri reuni sekolah atau acara makan malam yang mewah.
-
Furisode
Furisode adalah sebuah kimono yang biasanya digunakan oleh para wanita yang belum menikah. Furisode memiliki pola dengan warna mencolok serta penuh semangat membuat kimono satu ini terlihat variatif. Furisode digunakan saat berada di festival seperti upacara kedewasaan atau untuk calon pengantin wanita yang nantinya kimono ini akan diganti dengan gaun untuk memberikan kesan bahwa wanita tersebut telah menikah.
-
Komon
Jenis kimono satu ini tidak cocok untuk digunakan saat menghadiri upacara resmi karena kesan yang diberikan pun casual dan tidak formal. Biasanya para wanita menggunakan komon untuk kegiatan sehari-hari seperti saat makan malam, menonton film, atau berbelanja.
Begitulah kiranya pembahasan mengenai yukata vs kimono. Yukata dan kimono memiliki fungsi serta penempatannya masing-masing. Anda hanya tinggal memilih mana yang cocok digunakan untuk menghadiri acara tertentu. Jadi, apakah Anda tertarik untuk memakai yukata khas Jepang? Atau justru ingin memakai kimono yang memiliki nilai budaya tinggi?