News & Events
Zenzai, Pendamping Saat Melewati Musim Dingin di Jepang
- November 16, 2022
- Posted by: Appkey 001
- Category: Makanan Jepang
Zenzai adalah manisan tradisional Jepang yang terdiri dari kacang azuki dan kue beras ketan, azuki merupakan jenis kacang merah yang banyak dibudidayakan untuk wilayah Asia Timur. Di Jepang, jenis kacang ini kerap kali menjadi makanan penutup. Seperti misalnya dibuat untuk shiruko, makanan penutup tradisional Jepang.
Zenzai di Jepang
Secara tekstur orang Jepang biasnya merebus kacang azuki sampai benar-benar lunak dan rasa manisnya keluar, kacang ini begitu cocok sebagai bahan utama membuat mochi yang kenyal disertai dengan sup manis. Jenis makanan ini bisa dihidangkan secara dingin atau panas, di wilayah Kanto penduduk setempat menyebut sup ini dengan zenzai.
Semangkuk sup hangat yang terbuat dari pasta kacang merah, namun untuk beberapa daerah ada pula yang menyebutnya dengan shiruko. Saat menjelang akhir tahun atau memasuki musim dingin, makanan dan minuman hangat begitu nikmat disantap. Di Jepang, salah satu cara untuk menjaga suhu tubuh tetap hangat adalah dengan menyantap semangkuk sup kacang merah dengan mochi.
Meskipun makanan ini memiliki penyebutan zenzai atau shiruko, namun pada dasarnya penyebutan ini kembali lagi kepada kacang merah yang digunakan sebagai bahan utama. Saat dibiarkan dalam mangkuk untuk membuat tekstur tebal di setiap gigitan, ini disebut dengan zenzai. Sedangkan ketika terdapat biji dalam bentuk fisik di mangkuk, ini disebut dengan shiruko.
Terakhir, ketika tidak ada sup di mangkuk dan hanya ada kacang. Ini disebut dengan kintoki, jenis makanan ini justru lebih sering dibuat sebagai pelengkap atau topping makanan. Termasuk ke dalam jenis makanan tradisional Jepang, kerap kali menjadi pelengkap populer untuk es serut Jepang atau biasa disebut dengan kakigori.
Meskipun dianggap sebagai hidangan penutup tradisional untuk sepanjang tahun di Jepang, camilan ini paling populer di bulan-bulan penghujung tahun atau saat musim dingin. Faktanya, banyak keluarga di Jepang akan memasaknya setelah merayakan kigami biraki di bulan Januari. Mochi yang dihias dikenal dengan istilah kagami mochi akan dikeluarkan dari bagian altar rumah.
Kemudian dipecah menjadi beberapa bagian dengan menggunakan tangan atau palu kayu kecil, setelah hancur mochi biasanya akan dimakan untuk menyegarkan semangat dan kesehatan di tahun baru. Dari sini istilah zenzai hadir, potongan-potongan kecil yang telah dihancurkan diambil dan dimasukkan ke dalam semangkuk kacang merah rebus.
Sejarah Zenzai
Makanan ini lazim disantap di seluruh wilayah Jepang, namun diketahui bahwa asalnya dari pusat agama Shinto di Izumo. Memiliki letak di Prefektur Shimane, di bagian utara gunung Sanbe. Wilayah Izumo sendiri dikenal sebagai rumah dari kuil Shinto tertua di Jepang, pada bulan 10 Kalender Lunar (biasanya muncul pada bulan November dan Desember).
Dikatakan bahwa semua dewa Shinto akan berkumpul di pantai dan tinggal di Izumo selama satu minggu untuk membahas nasib tahun selanjutnya, karena ritual ini seluruh negara menyebutnya sebagai bulan Lunar ke 10 kannazuki. Atau biasanya dikenal dengan istilah ‘bulan tanpa dewa’, Jepang memang selalu memiliki filosofi yang baik dalam menyikapi perayaan.
Sementara para dewa sedang berada di Izumo, orang-orang dari seluruh penjuru Jepang akan datang mengunjungi kota ini. Zenzai lahir dari perayaan ini, saat pengunjung menunggu giliran untuk memasuki kuil. Mereka akan disuguhi semangkuk makanan lezat ini, tradisi ini berlanjut dengan cara yang sama hingga saat ini dan banyak ditemui di wilayah Kuil Agung Izumo.
Dimulai sebagai makanan yang cocok untuk perayaan, kemudian menjadi camilan saat liburan tiba. Hingga sekarang menjadi pendamping pas saat melewati cuaca dingin, penduduk setempat percaya bahwa orang biasa mempersembahkan hidangan ini kepada dewa ketika berkumpul di Izumo. Maka dari itu, muncul sebutan mochi untuk para dewa.
Pada dasarnya, perbedaan utama yang mencolok adalah shiruko menggunakan sup dalam penyaijannya. Sedangkan zenzai tidak memiliki sup di dalamnya, hidangan sup kacang merah yang dilengkapi dengan mochi memang sudah akrab sejak zaman Edo. Awalnya tidak manis, penduduk setempat menambahkan garam di dalamnya.
Kemudian menyajikannya sebagai camilan saat minum arak Jepang (sake), maka dari itu rasa yang dimiliki pada awalnya sama sekali tidak manis. Sementara untuk saat ini, penambahan kacang rebus azuki, gula, kue beras, dan mochi membuat hidangan penutup ini memiliki ciri khas manis. Namun untuk di beberapa daerah memiliki cara tersendiri untuk membuatnya.
- Wilayah Kanto
Untuk wilayah ini, mereka menyebut semua sup kacang merah dengan istilah shiruko. Hal ini karena di wilayah mereka biji-bijian begitu subur tumbuh, maka dari itu salah satu hasil tani yang menguntungkan dan menjadi bahan dasar favorit untuk membuat banyak makanan tradisional Jepang. Sedangkan untuk yang tidak berbiji dikenal dengan nama gozenjiruko.
- Wilayah Kansai/Kyushu
Di Kansai, para penduduk setempat menyebut sup dengan pasta kacang merah dan biji-bijian sebagai shiruko, sedangkan penyebutan untuk sup dengan kacang merah tanpa biji dengan zenzai. Untuk mochi disebut dengan pasta kacang merah kameyama atau kintoki, Kyushu memiliki perbedaan nama dengan Kansai.
- Hokkaido
Terakhir untuk wilayah Hokkaido tidak ada perbedaan mencolok antara dua jenis makanan ini, namun seperti di Kyushu cara makan dari dua jenis hidangan ini sedikit berbeda. Yaitu untuk shiruko dimasukkan labu sebagai pengganti pangsit, asal usul cara memakan ini berasal dari labu kuning sebagai pengganti beras saat panen padi sulit dilakukan.
Setelah mengetahui cara penyebutan dan jenis yang berbeda di tiap wilayah di Jepang, kali ini mari kita bahas bagaimana cara membuatnya dan bahan-bahan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat camilan di musim dingin ini.
Bahan-bahan :
Kacang merah
Gula pasir
Air
Garam
Mochi
Cara membuat :
Siapkan kacang merah di wadah dengan empat sampai lima gelas air, setelah itu rebus hingga air menghilang setidaknya lima menit lamanya. Jika air sudah mulai berkurang, kecilkan api dan biarkan selama satu hingga dua jam (tambahkan air agar kacang merah tidak gosong). Setelah itu, teman-teman akan mendapati kacang merah yang lembut dan mudah dihancurkan dengan tangan.
Pisahkan air dengan kacang merah, dan masukkan kembali kacang yang sudah lunak ke dalam panci dengan ditambahkan dengan gula serta api sedang. Aduk terus sekitar 10 menit hingga membentuk pasta yang berkilau, masukkan kembali air ke dalam panci dan tambahkan sejumput garam. Setelah itu aduk kembali, masak hingga panas dan jangan lupa untuk tetap menggunakan api kecil.
Panggang mochi dalam oven pemanggang hingga berwarna coklat serta mengembang, masukkan mochi ke dalam mangkuk dan tuangkan sup sebagai pelengkap. Hidangan pendamping saat musim dingin di Jepang sudah siap untuk dinikmati bersama keluarga, setiap tempat tentunya memiliki makanan khas untuk menghangatkan diri saat musim dingin tiba. Ikuti selalu www.jepang-indonesia.co.id.