News & Events
5 Hal Unik dari Tarian Kabuki Adalah : Kostum dan Riasan yang Unik
- July 11, 2022
- Posted by: Appkey 001
- Category: Budaya Jepang
Terdapat berbagai macam seni yang bisa dinikmati sebagai hiburan, mulai dari musik, lukisan, tarian, dan masih banyak lagi. Kabuki merupakan tarian tradisional dari Jepang, hal unik dari tarian kabuki adalah ditampilkan bersamaan dengan sebuah pentas drama. Atribut berupa pakaian, topeng, dan polesan riasan merupakan ciri khas dari tarian kabuki.
Tarian Kabuki
Kabuki (歌舞伎) merupakan bentuk dari drama yang disertai tarian asal Jepang, teater kabuki terkenal dengan pertunjukannya yang sangat elegan. Kostum yang dikenakan oleh para penampil begitu terlihat ‘mewah’, dari polesan riasan yang dikenal dengan istilah ‘kumadori’ menambah kesan ‘mewah’ dari para penampil.
Kabuki diperkirakan berasal dari awal periode Edo, ketika pendiri Izumo no Okuni membentuk kelompok penari wanita yang menampilkan tarian dan sketsa cahaya di Kyoto. Bentuk seni ini kemudian berkembang menjadi sebuah pementasan teater kabuki pada tahun 1629, kabuki berkembang sepanjang abad ke 17 dan mencapai puncaknya pada pertengahan abad ke 18.
Pada tahun 2005, teater kabuki dikabarkan menjadi salah satu warisan UNESCO dari Jepang. Sebagai budaya tradisional yang memiliki nilai universal, pada tahun 2008 tarian kabuki secara resmi tertulis dalam daftar representatif UNESCO warisan budaya tak benda kemanusiaan.
Hal Unik dari Tarian Kabuki adalah Sejarah
Sejarah tarian kabuki dimulai pada tahun 1603 ketika Izumo no Okuni mulai tampil dengan sekelompok penari wanita membawakan gaya baru drama tari, di sebuah panggung darurat yang terletak di daerah dasar kering sungai Kamo, Kyoto. Pada awal periode Edo dan pemerintahan Jepang yang dipimpin oleh Keshogunan Tokugawa serta diresmikan menjadi Tokugawa Ieyasu.
Dalam bentuk kabuki paling awal, hal unik dari tarian kabuki adalah pemeran perempuan memainkan laki-laki dan perempuan sesuai dengan cerita dari komik tentang kehidupan sehari-hari. Tidak butuh lama untuk tampil di depan Istana Kekaisaran Jepang, setelah kesuksesan tersebut kelompok pesaing dengan cepat terbentuk dan kabuki menjadi tarian disertai drama khusus wanita.
Kabuki menjadi sebuah penampilan yang wajib di distrik hiburan Jepang, terutama di daerah Yoshiwara. Distrik hiburan Jepang yang terdaftar pada periode Edo, daya tarik kabuki berhasil tersebar luas di berbagai macam kalangan tidak memandang status sosial. Hal unik dari tarian kabuki adalah status sosial tidak penting saat menikmati pertunjukkan.
Selama periode 1628-1673, versi modern aktor kabuki bergeser menjadi pemeran laki-laki. Gaya kabuki ini dikenal dengan nama yarou-kabuki atau ‘kabuki pemuda’ bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Para pemeran laki-laki memerankan karakter wanita, hal ini dikenal dengan nama onnagata atau peran wanita (bisa juga disebut dengan oyama).
Laki-laki muda lebih disukai untuk memerankan karakter perempuan, hal ini karena suara yang dimiliki belum ‘pecah’ karena laki-laki muda ini masih remaja. Fokus pertunjukkan kabuki juga semakin mengerucut untuk sebuah penampilan drama daripada tari, namun sering kali terjadi pelanggaran dan perilaku menyimpang. Sehingga peran onnagata dilarang pada tahun 1652.
Perkembangan kabuki berlanjut pada periode Genroku, konsep ini diterapkan dan ditampilkan hingga saat ini. Di samping itu, terdapat pula tradisi yang menjadi aspek kunci, seperti sebuah kiasan dari karakter konvensional. Teater kabuki dan ningyou joururi merupakan sebuah bentuk lain dari penampilan drama, yaitu menggunakan boneka yang dikenal menjadi bunraku pada saat ini.
Penulis drama terkenal Chikamatsu Monzaemon merupakan salah satu penulis drama kabuki profesional pertama, berhasil menghasilkan beberapa karya yang berpengaruh hingga saat ini. Salah satu hal unik dari tarian kabuki adalah karya Chikamatsu Monzaemon yang awalnya dibuat untuk bunraku, kemudian diadaptasi menjadi sebuah cerita untuk penampilan kabuki.
Cerita ini dikenal dengan judul Sonezaki Shinjuu atau (The Love Suicides at Sonezaki), pada periode Genroku pun terdapat seorang aktor kabuki terkenal bernama Ichikawa Danjuurou. Namun sayangnya, pada pertengahan abad ke 18 kabuki tidak lagi digemari untuk sementara waktu. Bunraku menjadi pengganti sebagai bentuk hiburan bagi masyarakat.
Hal Unik dari Tarian Kabuki
Meskipun demikian, tarian kabuki pada akhirnya berhasil untuk bangkit dan kembali populer hingga masa kini. Hal unik dari tarian kabuki adalah tentang kostum yang dikenakan oleh para pemeran, sejak abad ke 17 Jepang melarang mengubah atau membuat tiruan dari penampilan para samurai serta bangsawan dalam penggunaan kain mewah.
Namun hal ini justru menjadi sebuah terobosan yang bisa dikembangkan hingga saat ini, kendatipun kostum kabuki paling awal belum dilestarikan. Kostum kabuki otoko (laki-laki) dan onnagata yang terpisah saat ini dibuat berdasarkan catatan tertulis ukiyo-e, sebuah cetak biru dari industri kabuki selama beberapa generasi.
Perkembangan ini berjalan dengan baik tentunya, sehingga penggunaan kostum dari para pemeran masih digunakan hingga era ini. Selain ukiyo-e, inilah 5 hal unik dari tarian kabuki yang bisa teman-teman dapatkan bila menyaksikannya secara langsung maupun melalui video :
Pakaian
Kimono yang dikenakan oleh para aktor biasanya terbuat dari bahan beragam serta warna-warna ‘cerah’, tidak jarang perpaduan warna pun sengaja ‘ditabrak’ sebagai pemberi nuansa. Tidak hanya itu, pakaian yang dikenakan pun berlapis-lapis. Semua pemeran akan mengenakan hakama sebagai celana berlipat, di bawah kostum biasanya ditambahkan bantalan untuk menyesuaikan ukuran.
Riasan
Salah satu hal unik dari tarian kabuki adalah riasan wajah yang mencolok, aspek ini memang memiliki peran penting sebagai gaya agar mudah dikenali oleh para penonton. Bubuk beras biasanya digunakan sebagai riasan wajah, hal ini dikenal dengan nama oshiroi sebuah riasan panggung berwarna putih yang khas digunakan.
Katsura
Selain dilengkapi dengan kostum mentereng serta riasan yang mencolok, para pemeran biasanya menambahkan wig sebagai totalitas peran. Wig ini dikenal dengan nama katsura, ukuran dan bentuk tentu disesuaikan dengan karakter yang diperankan. Tidak jarang katsura yang digunakan memberikan kesan lucu dan pendalaman karakter kuat bagi aktor.
Tiga kategori utama
Dalam pementasan kabuki, diketahui terdapat tiga kategori utama sebagai lakon kabuki. Cerita ini dikenal dengan nama jidaimono, sebuah ceritaperiode sejarah atau sebelum sengoku. Kemudian sewamono yang merupakan cerita periode domestik atau setelah sengoku, dan terakhir adalah shosagoto sebuah potongan tarian.
Mie
Elemen paling penting dari kabuki adalah mie, di mana para aktor akan berpose indah sesuai dengan karakter yang diperankan. Tidak jarang para pemeran akan mengeluarkan teriakan keras yang dikenal dengan kakegoe 掛け声 . Hal ini bertujuan untuk mengekspresikan diri dan membuat para penonton bersemangat dalam menikmati pementasan kabuki.
Nah, itulah 5 hal unik dari tarian kabuki, apakah teman-teman tertarik untuk menikmati pementasan seni ini secara langsung? Atau justru teman-teman sudah pernah merasakan sensasi kemeriahan dari penampilan tarian kabuki? Untuk itu jangan sampai ketinggalan setiap pembahasan kebudayaan dari kami www.jepang-indonesia.co.id ya!!