News & Events
Menikmati Senbei, Kerupuk Tradisional Khas Jepang
- October 1, 2022
- Posted by: Appkey 001
- Category: Makanan Jepang
Senbei adalah salah satu jajanan yang wajib dicoba bila teman-teman sedang berkunjung ke Jepang, memiliki cara memasak yang beragam. Namun cara tradisional membuat makanan ini adalah dengan memanggang, kemudian ditambahkan dengan berbagai macam taburan khas Jepang. Bumbu berupa kecap asin pun membuat kerupuk khas Jepang ini semakin nikmat disantap.
Apa Itu Senbei?
Tidak hanya di Indonesia, di negara matahari terbit terdapat sebuah kudapan ringan yang mirip dengan kerupuk di Indonesia. Jajanan ini disebut dengan senbei, makanan yang telah dinikmati selama berabad-abad ini pertama kali diperkenalkan ke Jepang melalui Cina selama dinasti Tang. Meskipun berbentuk layaknya kerupuk, tapi tidak jarang yang memiliki bahan dasar kentang.
Teksturnya pun lembut seperti kue, kerupuk Jepang modern yang terbuat dari nasi panggang diciptakan selama periode Edo. Masa ini bersamaan dengan populernya penggunaan kecap asin sebagai bumbu masakan Jepang, di wilayah Kanto Timur makanan ini dibuat dari tepung beras non ketan yang dicampur menjadi adonan kemudian dibentuk menjadi pipih dan dipanggang di atas api.
Namun cara membuat ini tidak dapat ditemukan di wilayah Kansai Barat, teman-teman bisa menemukan jajanan ini di berbagai tempat seperti supermarket, jajanan kaki lima, hingga pusat perbelanjaan serba ada. Hingga saat ini, terdapat orang yang khusus hanya membuat senbei. Distrik tua dan terbesar di Jepang merupakan salah satu tempatnya.
Senbei Jepang
Kerupuk nasi tradisional Jepang yang disajikan dalam banyak situasi ini, sering kali disajikan bersama teh hijau. Sebagai minuman tradisional khas Jepang, teh hijau memang cocok dikonsumsi kapan pun dan dengan makanan apa pun. Seperti misalnya dango, sushi, sashimi, dan makanan khas Jepang lainnya. Apakah teman-teman pernah mencoba teh hijau khas Jepang?
Kendatipun demikian, jajanan ini bukanlah satu-satunya kerupuk tradisional khas Jepang. Joshinko merupakan bahan dasar pembuatannya, terbuat dari beras non ketan dan berasal dari Cina. Mereka diperkenalkan ke Jepang sekitar periode Asuka (538M-710M) atau Dinasti Tang sekitar abad ke 6, hingga sekarang masih menjadi salah satu makanan ringan tertua di Jepang.
Tidak hanya menggunakan beras non ketan, ada pula variasi bahan yang digunakan seperti kentang dan tepung terigu. Namun juga dicampurkan dengan kecap asin, teman-teman bisa menemukannya selama periode Edo (1603-1868). Pada masa ini, kerupuk tradisional Jepang begitu diminati. Saat ini, terdapat berbagai varian dan akan dibahas pada poin selanjutnya.
Pembuatan
Meskipun disebutkan pada paragraf di atas bahwa jajanan ini diperkenalkan ke Jepang pada masa dinasti Tang, asal mula kerupuk ini dapat ditelusuri lebih jauh lagi. Beberapa jejak awal diketahui pada dinasti Han, yaitu 202 SM hingga 8 SM. Mereka digunakan untuk suguhan yang mewah bagi para pengadil Cina, bahkan hanya disantap pada acara khusus kerajaan saja.
Sampai sekarang, terdapat banyak teori yang ada tentang asal usul ditemukannya senbei. Teori yang paling terkenal bagi masyarakat Jepang adalah tentang seorang wanita bernama Osen, dikatakan bahwa dirinya menciptakan jajan ini setelah memasak sisa dango dan membuatnya lebih pipih dan memanggangnya dengan waktu sebentar.
Variasi kerupuk Jepang klasik menjadi sangat cepat populer karena dapat begitu mudanya dibuat menggunakan nasi sisa, dan petani memiliki banyak persediaan pada masa tersebut. Oleh karena itu, stigma tentang jajanan ini pun bergeser menjadi camilan bagi kelas bawah. Bukan berarti rasanya menjadi tidak enak, rasanya tetap nikmat untuk disantap bahkan menjadi favorit masyarakat Jepang.
Jenis-jenis
Setelah mengetahui asal usul dan apa itu kerupuk Jepang, kali ini teman-teman akan mengenal berbagai macam jenisnya yang populer di Jepang. Hal ini dikategorikan menurut wilayah dan yang menjadi favorit bagi masyarakat.
- Ika
Dalam bahasa Indonesia, ika merupakan cumi-cumi. Maka dari itu, sudah bisa ditebak bahwa jenis kerupuk ini terbuat dan memiliki taburan cumi-cumi. Cara membuatnya adalah memanggang kerupuk yang disimpan cumi-cumi di atasnya, cara lain yang bisa digunakan adalah dengan memotongnya dan ditambahkan dengan kecap asin.
- Kuro Goma
Jenis satu ini erat kaitannya dengan wijen hitam, jajanan jenis ini berbahan dasar dari wijen yang menghasilkan kerupuk menjadi lebih kering dan renyah. Tentu merupakan kudapan ringan yang nikmat sebagai teman teh hijau.
- Nori
Rumput laut merupakan sebuah taburan yang khas di Jepang, teman-teman bisa banyak menemuinya dalam ramen, sushi, dan banyak makanan Jepang. Hal yang sama pun bisa ditemui dalam kerupuk Jepang ini, rumput laut yang dibubukan kemudian dicampur dengan adonan dan dipanggang secara bersamaan.
- Shoyu
Untuk jenis satu ini merupakan rasa yang populer dan umum di Jepang, cara membuat kerupuk Jepang dengan kecap asin ini adalah mengoleskannya saat sedang dipanggang di atas api. Rasa kecap yang sedikit gosong akan meningkatkan aroma wangi dan lebih gurih saat disantap.
- Togarashi
Bila teman-teman mengenal cabai merah, di Jepang hal ini disebut dengan istilah togarashi. Dan cabai merupakan komponen yang lazim digunakan sebagai variasi pembuatan kerupuk tradisional ini, caranya bisa dengan dipotong kecil-kecil atau dalam bentuk bubuk cabai. Potongan paprika pun lazim digunakan, hal ini akan menambah rasa pedas pada camilan populer ini.
Senbei dari Berbagai Wilayah
- Nure
Dalam bahasa Indonesia, nure memiliki terjemahan ‘basah’. Berbeda dengan jenis kerupuk yang populer lainnya, jenis satu ini lebih kenyal dan lembut serta populer bagi masyarakat Prefektur Chiba di Niigata. Rasa kecap asin yang gurih pun ditambahkan dalam jenis ini, dalam prosesnya kerupuk dicelupkan hingga basah pada kecap asing sebelum dipanggang agar rasanya meresap.
- Soka
Kemudian variasi lainnya yang tertua di Jepang adalah soka senbei, jenis ini merupakan salah satu yang disebutkan dalam legenda nona Osen. Rasa yang sederhana dan gurihnya berasal dari kecap asin, biasanya jenis ini disajikan bersama miso, wijen, dan banyak lagi jenisnya. Prefektur Saitama merupakan salah satu tempat yang memiliki variasi menu ini.
- Tansan
Kerupuk tradisional Jepang ini tidak melulu memiliki rasa asin dan gurih, terdapat juga jenis yang manis seperti kerupuk tansan ini . Jenis ini memiliki tambahan aspek berupa air karbonasi, jajanan jenis ini bisa ditemui di Prefektur Hyogo yang memiliki ciri khas pemandian air panasnya.
- Deer
Senbei rusa, nama yang unik kan? Bukan berarti jajanan ini terbuat dari daging rusa, melainkan camilan variasi ini biasanya dibuat khusus untuk rusa. Hewan rusa merupakan salah satu ciri khas sekaligus menjadi lambang bagi Prefektur Nara, namun karena terbuat dari nasi jenis satu ini tetap bisa dikonsumsi oleh manusia.
- Nanbu
Seperti yang telah disebutkan bahwa, nasi non ketan bukanlah satu-satunya bahan dasar pembuatan kerupuk ini. Tepung terigu pun bisa menjadi bahan dasar pembuatan, seperti untuk jenis satu ini. Rasanya yang lezat ditambah dengan biji wijen dan kacang begitu populer di Prefektur Aomori, Iwate Jepang.
- Kawara
Variasi menu terakhir adalah kawara, dalam terjemahan bahasa Indonesia disebut dengan ‘genteng’ dan hal ini pun mirip dengan bentuk jenis ini. Teksturnya mirip dengan biskuit dan bisa dinikmati dengan lebih nikmat bisa ditemani dengan secangkir teh hijau atau kopi bagi teman-teman yang menyukainya. Prefektur Hyogo, Kagawa merupakan asal dari menu satu ini.
Terdapat banyak jenis dari kerupuk khas Jepang ini, rasanya bun beraneka ragam sesuai dengan taburan atau bahan dasarnya. Maka dari itu, bila teman-teman memiliki kesempatan untuk berkunjung ke Jepang atau sedang berada di Jepang. Segera coba kudapan ringan satu ini, ingin mencari referensi tulisan mengenai konten budaya Jepang? Kunjungi www.jepang-indonesia.co.id.