News & Events
Amaterasu adalah Dewa Matahari Mitologi Jepang
- November 23, 2022
- Posted by: Appkey 001
- Category: Budaya Jepang Sejarah jepang
Amaterasu adalah dewa tertinggi dalam mitologi Jepang, kisah yang melegenda tentangnya tentang pengurungan dalam gua, membawa bencana ke dunia maupun ke surga. Amaterasu dianggap sebagai keturunan keluarga kekaisaran Jepang dan dewa penting bagi agama Shinto, tanggung jawab yang dimilikinya adalah dataran langit tinggi atau di atas langit sana.
Amaterasu adalah Dewa Matahari
Dalam kisah legendaris Kojiki, dewa Izanagi dan dewa Izanami menciptakan pulau-pulau di Jepang. Izanami terus melahirkan sejumlah dewa fenomena alam seperti laut, gunung, rumput, dan angin. Hal ini berlaku juga untuk makanan dan kapal yang ada di dunia. Namun saat melahirkan dewa api Kagutsuchi, dia membakar alat kelaminya dan meninggal karena luka-luka yang didapatkan.
Masa-masa ini membuat dirinya berduka dan sendirian, Izanagi mencarinya di Yomi atau disebut sebagai alam kematian. Izanami mengatakan kepadanya bahwa seharunya tidak melihatnya lagi, tetapi dia tidak mengikuti perintahnya begitu saja. Dan menemukan bahwa dirinya telah menjadi mayat busuk yang dipenuhi oleh belatung.
Merasa ketakutan. Izanagi melarikan diri dari Yomi dan mengusir beberapa orang yang mengejarnya. Ketika dia kembali ke dunia manusia (Ashihara no Makatsukuni), dirinya menyucikan diri terlebih dahulu melalui ritual di muara sungai Tachibana yang ada di Himuka. Saat dia mencuci wajahnya, tiga dewa muncul. Yaitu Amaterasu ketika menuangkan air ke mata kirinya.
Dewa bulan Tsukoyomi ketika dia menuangkan air ke mata kanannya, dan Susanoo ketika dia membersihkan hidung dengan air. Setelah kejadian tersebut, ketiganya dianggap sebagai dewa paling penting dari keturunan Izanagi. Di Jepang kuno, nama tempat menyampaikan karakterisik tanah. Himuka mewakili prefektur Miyazaki saat ini.
Hal ini karena tanah yang ada menghadap ke matahari terbit di pesisir Nichinan bagian timur di tepi perairan Samudra Pasifik, dari sudut pandang provinsi pusat Yamato. Tempat ini pun dipandang sebagai lokasi yang menguntungkan, Himuka merupakan ‘hi’ (日) yang bergerak ‘mukau’ (向かう) ke arah barat dari Yamato. Tachibana mengambil namanya dari pohon cemara dengan buah jeruk berwarna cerah.
Di jilid kedua Kojiki, tertulis bahwa pohon itu dibawa dari Tokoyo (negara awet muda di seberang lautan). Dengan kata lain, Tachibana di Himuka adalah kebalikan total dari tanah suram orang mati. Kemudian lokasi yang ideal untuk penyucian, maka dari itu tiga dewa bisa muncul di sana. Izanagi sangat gembira atas kelahiran mereka, lalu menempatkan Amaterasu adalah penguasa dataran surgawi.
Amaterasu adalah Dewa Tertinggi
Seperti yang ditunjukkan oleh kanji dari nama Amaterasu adalah 天 (ama) 照 (terasu), dirinya merupakan dewa matahari yang bersinar 照 (terasu) dari surga 天 (ama). Kisah yang ada tentangnya adalah pengurungan diri dalam gua untuk menunjukkan kekuatannya dalam peran ini, ketika adik laki-lakinya Susanoo mendatangkan malapetaka di dataran surgawi.
Amaterasu yang ketakutan bersembunyi di sebuah gua, menjerumuskan surga dan dunia ke dalam kegelapan yang menyebabkan segala macam bencana. Sekelompok dewa berkumpul dan mendiskusikan apa yang harus dilakukan, selanjutnya memutuskan untuk melakukan ritual yang melibatkan tarian dan tawa untuk memanggil sang dewa datang.
Amaterasu yang sedang mengurung diri dari gua merasa tertarik dan terpanggil, cahayanya yang begitu terang bersinar di bumi dan surga. Cahayanya sangat penting di kedua alam, inilah mengapa Kojiki mengatakan bahwa keturunannya datang ke dunia untuk memerintah Jepang sebagai kaisar. Maka dari itu, inilah asal dari Amaterasu dipuja sebagai dewa tertinggi dalam mitologi Jepang.
Ritual Gua Amaterasu
Rangkaian ritual yang dilakukan di bagian luar gua diarahkan secara keseluruhan oleh dewa kebijaksanaan, Omoikane. Pada saat ini, dua dewa membuat cermin suci yang dikenal dengan nama yata no kagami dan manik-manik Yasaka no Magatama. Kisah ini diceritakan dalam jilid Kojiki selanjutnya mengenai tiga benda Imperial Regalia termasuk Kusanagi no Tsurugi.
Dua dewa lagi yang melakukan ramalan, membakar tulang bahu rusa di atas kulit kayu yang berasal dari hahaka atau pohon ceri burung. Selepas itu, retakan yang timbul dalam tulang tersebut menghasilkan sebuah simbol dan tanda untuk dibaca sebagai ramalan. Kemudian masing-masing membuat persembahan dan memberikan sembahyang dalam bentuk ritual.
Kemudian, Dewi Amenouzume mengalami fase kegilaan dengan memamerkan bagian vital tubuhnya termasuk payudara dan melepas roknya saat sedang menari. Referensi langsung ke payudara dan alat kelamin ini berasal dari proses pemujaan untuk mendapatkan kekuatan hidup perempuan sebagai pembawa anak. Sebuah kekuatan yang dapat mengembalikan dunia ke keadaan normal.
Saat Amenouzume menari, delapan ratus dewa tertawa terbahak-bahak dan memberi tahu Amaterasu yang sedang gelisah bahwa terdapat dewa lebih kuat darinya. Amaterasu adalah dewa yang tidak tertandingi, ketika kejadian tersebut terjadi. Dewa lain mengeluarkan cermin dewa dan Amaterasu berpikir bahwa dirinya adalah ‘perkasa’ yang serang dibicarakan.
Merasa diragukan, dirinya bergerak mendekat dan dewa bersenjata kuat memegang tangannya serta memaksa untuk menariknya keluar gua. Sama seperti yang dikatakan oleh sang dewa matahari, bahwa nenek moyangnya adalah kaisar Jepang. Dengan demikian, kisah kaisar abad ke delapan yang dikelilingi oleh klan pendukung istana Yamato direproduksi dalam mitos ketuhanan Kojiki.
Terdapat pendapat bahwa motif hilangnya dan kelahiran kembali matahari berdasarkan pada fenomena alam gerhana atau titik balik matahari pada musim dingin. Sangat mudah untuk membayangkan bahwa kejutan gerhana matahari total memberikan inspirasi, tetapi tampaknya legenda tersebut tidak mungkin terjadi karena peristiwa langka.
Namun karena pengulangan cerita terus diturunkan dari generasi sebelumnya, maka keberadaan Amaterasu adalah valid sebagai dewa legendaris yang menjadi awal pembentukan Jepang. Izanami dan Izanagi menjadi orang tua yang melahirkan Amaterasu, Tsukoyomi, dan Susanoo. Silsilah keluarga ini menjadi latar belakang keturunan yang dihormati bagi Jepang.
Menugaskan Wewenang
Kuil Ise didedikasikan untuk Amaterasu sebagai dewa nasional tertinggi, namun terkadang orang-orang menujukkan penghormatan kepada dewa yang tidak disebutkan namanya serta tidak ditentukan. Tepat sebelum cerita yang dikisahkan di Kojiki, digambarkan bekerja membuat pakaian untuk daratan surgawi. Dalam kisah Nihon Shoki, sejarah awal lainnya dikenal bahwa Amaterasu adalah Ohirume.
Hal ini menjadi referensi untuk gadis kuil yang memuja dewa matahari laki-laki, tetapi dia kemudian diangkat menjadi dewa matahari untuk mitos seluruh dunia. Hal ini mengacu kepada kisah dewa matahari yang ada dari beratus tahun dulu hingga sekarang, Kojiki ditulis untuk menceritakan kekuatan ritual kaisar atas negara.
Secara teoritis seharusnya tidak mungkin untuk memberikan otoritas kepada satu orang atas orang-orang dari begitu banyak nilai, serta kepercyaaan di pulau-pulau Jepang. Namun hierarki Amaterasu dan dewa-dewa yang lebih rendah mencerminkan istana kekaisaran, disebutkan sebagai nenek moyang mereka. Menghadirkan kaisar sebagai pemersatu pemikiran agama negara.
Karena menjadi keturunan Dewi matahari, kaisar melihat posisi dan kekuasaanya terjamin. Kisah ini menjadi mitologi Jepang yang terus ada hingga masa kini, maka dari itu penting untuk orang-orang Jepang mengetahui sejarah terbentuknya negara mereka sendiri. Tertarik untuk mengikuti pembahasan konten Jepang lainnya? Silakan kunjungi www.Jepang-Indonesia.co.id.