Blog
Beladiri asal Jepang yang Menjadi Identitas Negeri Sakura
- January 19, 2023
- Posted by: Appkey 001
- Category: Budaya Jepang
Beladiri asal Jepang mengacu pada berbagai jenis seni asli negara Jepang, setidaknya tiga istilah Jepang (budou, bujutsu, dan bugei) digunakan secara bergantian dengan frase dalam beragam bahasa untuk seni bela diri Jepang. Penggunaan istilah budou memiliki arti seni bela diri, sedangkan untuk istilah modern secara sejarah hal ini mencakup dimensi fisik, spiritual, dan moral dengan fokus pengendalian diri.
Beladiri Asal Jepang
Ditambah lagi, seni ini mengajarkan bagaimana cara untuk meningkatkan kualitas diri dan pertumbuhan diri, istilah bujutsu dan bugei memiliki arti yang berbeda dari budou. Untuk bujutsu secara khusus pada penerapan praktis dari taktik dan teknik bela diri untuk pertarungan sebenarnya. Bugei mengacu pada adaptasi atau penyempurnaan taktik dan teknik penerapannya.
Hal tersebut dilakukan untuk memfasilitasi pengajaran dan penyebaran yang sistematis dalam lingkungan belajar formal, asal mula sejarah seni bela diri Jepang dapat ditemukan dalam tradisi prajurit samurai serta sistem kasta yang membatasi penggunaan senjata oleh anggota masyarakat lainnya. Pada awalnya, samurai diharapkan mahir dalam berbagai jenis senjata maupun pertempuran tanpa senjata.
Tujuan dari ini adalah untuk mencapai penguasaan keterampilan tempur setinggi mungkin, biasanya pengembangan teknik bertarung terkait dengan alat yang digunakan untuk mengeksekusi teknik tersebut. Dalam dunia yang berubah dengan cepat, peralatan beladiri pun berubah. Maka dari itu, membutuhkan teknik untuk menggunakannya terus diciptakan kembali.
Sejarah Jepang dalam hal ini terbilang berbeda dengan negara-negara lainnya, perkembangan dalam hal alat perang berevolusi dengan lambat. Banyak orang percaya bahwa ini memberi kelas prajurit kesempatan untuk mempelajari senjata mereka secara lebih mendalam daripada budaya lain. Namun, pengajaran dan pelatihan seni beladiri asal Jepang ini berkembang menjadi lebih baik.
Misalnya pada periode awal abad pertengahan, busur dan tombak lebih diutamakan dalam berperang. Tetapi selama periode Tokugawa lebih sedikit terjadi pertempuran skala besar, dan pedang menjadi senjata yang paling bergengsi. Kecenderungan lain yang berkembang sepanjang sejarah Jepang adalah peningkatan spesialisasi bela diri karena masyarakat menjadi lebih teratur dari waktu ke waktu.
Dengan perkembangan beragam ini terdapat beragam filosofi lintas aliran serta gaya yang tak terhitung, disebutkan pula bahwa bela diri Jepang dibagi menjadi Koryuu dan gendai budo. Hal ini ditetapkan berdasarkan kemunculannya sebelum Restorasi Meiji atau setelahnya, dari kedua jenis bela diri ini memiliki bermacam perbedaan seperti yang akan dijelaskan pada pembahasan berikut.
Koryu Bujutsu Beladiri Asal Jepang
Koryuu memiliki arti old school atau sekolah tradisional dalam bahasa Jepang, secara khusus mengacu kepada sekolah seni beladiri asal Jepang. Baik sebelum dimulainya Restorasi Meiji pada tahun 1868 atau Haitourei pada tahun 1876. Dalam penggunaan modern, bujutsu memiliki arti ilmu militer didirikan oleh penerapan teknik praktis lainnya pada situasi dunia nyata atau medan perang.
Istilah ini juga digunakan secara umum untuk menunjukkan bahwa gaya atau seni tertentu bersifat tradisional, namun perdebatan mengenai tradisional dan modern ini masih terus berlangsung. Sebagai contoh, seni bela diri koryuu merupakan seni yang digunakan dalam perang. Tanpa dilakukan modifikasi mengikuti zaman, hal ini justru bertentangan dengan bela diri modern yang lebih praktis.
-
Sumo
Bela diri ini dianggap oleh banyak orang sebagai olahraga nasional Jepang, beladiri asal Jepang yang memiliki usia begitu tua. Disebutkan bahwa olahraga ini berasal dari abad ke 8 M, pertandingan sumo pertama terjadi pada tahun 23 SM. Hal ini dilakukan atas permintaan khusus dari kaisar dan berlanjut hingga satu orang terluka tidak bisa melanjutkannya lagi.
Mulai tahun 728 M, Kaisar Shomu mulai mengadakan pertandingan sumo resmi pada festival panen tahunan. Tradisi mengadakan pertandingan di hadapan kaisar ini terus berlanjut, namun secara bertahap menyebar dengan pertandingan juga diadakan pada festival Shinto. Pelatihan sumo akhirnya dimasukan ke dalam pelatihan militer, pada abad ke 17 olahraga ini bisa dinikmati oleh semua kalangan.
-
Jujutsu
Pelatihan Jujutsu di sebuah sekolah pertanian Jepang ada sekitar tahun 1920, secara harfiah beladiri asal Jepang ini diterjemahkan sebagai ‘soft skill’. Namun lebih tepatnya, seni bela diri ini menggunakan kekuatan tidak langsung seperti kuncian sendi atau teknik melempar untuk mengalahkan lawan. Hal ini berlawanan dengan kekuatan langsung seperti pukulan atau tendangan.
Tindakan ini menyiratkan bahwa Jujutsu tidak mengajarkan untuk menggunakan serangan, melainkan untuk memberikan kesan ‘seni’ dalam bela diri. Kemampuan untuk menyerang merupakan tambahan yang ada di dalamnya, dan serangan balik merupakan ‘senjata’ yang paling efisien untuk bela diri satu ini. Maka dari itu, bertahan dan menunggu merupakan kunci utama dari Jujutsu.
Gendai Budo
Secara harfiah aliran satu ini memiliki arti ‘cara bela diri modern’ biasanya berlaku untuk seni yang didirikan setelah awal Restorasi Meiji pada tahun 1868. Aikido dan Judo merupakan contoh dari aliran gendai budo ini yang hadir pada era modern, sedangkan beladiri Iaidou merupakan bentuk dari modernisasi dan praktik yang telah dilakukan sejak berabad-abad.
Perbedaan yang cukup mencolok adalah bila aliran koryu merupakan seni untuk praktik dalam peperangan, sedangkan tujuan utama dari aliran gendai budo adalah untuk peningkatan kemampuan diri, pertahanan diri, sebagai kemampuan tambahan dalam diri. Untuk aliran gendai budo sendiri banyak elemen olahraga yang masuk di dalamnya.
-
Judo
Bila diterjemahkan begitu saja secara langsung, kata judo memiliki arti ‘cara lembut’ atau ‘cara dalam kelembutan’. Seni bela diri ini memiliki dasar gulat yang dipraktekkan sebagai olahraga, penekanan yang ada di dalamnya memiliki tujuan untuk peningkatan diri, kemampuan spiritual, dan fisik dari para penggunanya. Hal ini banyak ditemukan dalam bela diri aliran gendai budo.
Beladiri asal Jepang ini diciptakan oleh Kano Jigoro (1860-1938) pada akhir abad ke 19, Kano mengambil seni bela diri koryu yang dia pelajari dan secara sistematis menciptakannya kembali menjadi bela diri dengan penekanan gaya bebas. Kano menyusun sistem teknik dan metode pelatihan baru yang kuat, hal ini sempat menjadi perbincangan banyak orang pada 11 Juni 1886 dalam sebuah turnamen dan diadaptasi menjadi sebuah film dengan judul ‘Sanshiro Sugata’.
-
Aikido
Jalan menuju keharmonisan dengan menggunakan perasaan merupakan makna terpendam dari bela diri Aikido ini, di Jepang seni ini dikembangkan oleh Morihei Ueshiba (1883-1969). Seni ini terdiri dari teknik menyerang, melempar, dan mengunci. Selain itu, dikenal juga karena penekanannya dalam hal efisiensi serta memanfaatkan kekuatan lawan untuk menyerang balik.
Bisa disebutkan bahwa teknik yang digunakan adalah tanpa kekuatan, Aikido juga dikenal karena menekankan pengembangan diri dari seseorang yang mencerminkan latar belakang spiritual pribadi. Morihei Ueshiba mengembangkan bela diri ini dengan menggabungkan beberapa gerakan seperti yari yang berarti tombak, jou berarti tongkat pendek, dan masih banyak lagi gerakan lainnya.
-
Karate
Karate sendiri memiliki arti ‘tangan kosong’, secara teknis bela diri ini berasal dari Okinawa atau pulau kecil yang ada di sekitarnya. Zaman dahulu pulau ini masih menjadi perebutan dari banyak negara termasuk Cina, namun sekarang telah menjadi bagian dari negara Jepang. Karate adalah perpaduan seni bela diri Okinawa yang sudah ada sebelumnya yang disebut dengan ‘te’, dan seni bela diri Cina.
Perkembangan beladiri asal Jepang ini pun hadir di pulau Honshu dimulai dengan Gichin Funakoshi (1868-1957) yang disebut sebagai bapak karet dan pendiri dari Karate Shotokan. Meskipun beberapa praktisi karate Okinawa sudah tinggal dan mengajar di pulau Honshu, Funakoshi memberikan demonstrasi umum karate di Tokyo pada pameran pendidikan pada tahun 1917.
Latihan karate ditandai dengan teknik meninju dan menendang lurus yang dilakukan dari sikap tetap, banyak gaya dari karate yang dipraktekkan saat ini dengan menggabungkan bentuk awal dari Funakoshi. Selain itu, pada zaman dahulu seni bela diri ini digabungkan dengan banyak senjata berbeda yang secara tradisional disembunyikan sebagai alat oleh para petani di Okinawa.
Tidak sedikit praktisi karate juga berpartisipasi dalam kompetisi ringan dan tanpa kontak sementara beberapa masih ikut berkompetisi dalam kontak penuh tanpa menggunakan alat pelindung, dengan banyaknya kategori yang ada maka membuat bela diri ini begitu beragam. Teman-teman pun bisa menemukan banyak pembahasan budaya Jepang menarik lainnya di www.jepang-indonesia.co.id.