Blog
Otaru Sebagai Destinasi Wisata di Hokkaido
- December 27, 2022
- Posted by: Appkey 001
- Category: Tempat wisata di jepang
Otaru merupakan sebuah kota dan pelabuhan di bagian kecil dari Prefektur besar Shiribeshi, Hokkaido, Jepang. Memiliki tempat spesifik di barat laut Sapporo. Kota ini menghadap ke Teluk Ishikari dan Laut Jepang, dan telah lama berfungsi sebagai pelabuhan utama di teluk tersebut. Selain itu, tempat ini memiliki banyak tempat bersejarah. Berjarak 25 menit menggunakan kendaraan dari kota Sapporo.
Otaru Jepang
Menurut catatan yang ada di pemerintahan Jepang, per 31 Juli 2019 kota ini memiliki populasi penduduk sekitar 115 ribu jiwa. Luas totalnya adalah 243,13 km persegi. Meskipun merupakan kota terbesar di subprefektur Shiribeshi, ibu kota subprefektur ini terletak di Kutchan karena memiliki lokasi lebih terpusat beserta dengan kebudayaannya.
Kota ini merupakan pemukiman bagi suku Ainu, dan istilah nama Otaru diakui berasal dari kelompok suku ini. Pemahaman yang bisa diterjemahkan adalah “sungai yang mengalir melalui pantai berpasir”. Memiliki gua Temiya yang tersisa sangat kecil berisi ukiran dari periode Zoku-Jomon dalam sejarah kaum Ainu, sekitar tahun 400 M lalu.
Gunung Aikawa merupakan bagian dari kota ini yang berada di barat lautnya, dikisahkan dalam tradisi Ainu dalam kisah Shitonai. Putri remaja kepala desa yang telah membunuh seekor ular putih dari gua gunung, yang menuntut pengorbanan anak perempuan setiap tahunnya. Legenda tersebut menjelaskan nama sebuah gua besar di Gunung Aikawa, Gua Hakuryu Gongen atau Gua Gongen Naga putih.
Alasan mengapa sebuah kuil dibangun di atas gunung adalah untuk melindungi desa ini dari serangan ular setelah kejadian tersebut. Lokasi ini dikenal sebagai desa oleh Bakufu pada tahun 1865, dan pada tahun 1880 jalur kereta api pertama di Hokkaido dibuka dengan layanan harian antara jalur Otaru ke Hokkaido. Sebuah dekrit Kekaisaran pada bulan Juli 1899 dikeluarkan pada kota ini.
Untuk menetapkan desa ini sebagai pelabuhan terbuka untuk perdagangan antara Amerika Serikat dan Britania Raya. Kota ini berkembang dengan baik sebagai pusat keuangan dan bisnis di Hokkaido serta pelabuhan perdagangan dengan Sakhalin Selatan, tempat ini dikuasai oleh Jepang hingga tahun 1920an. Kemudian kota ini didesain ulang sebagai kota baru pada 1 Agustus 1922.
Pada tanggal 20 Desember 1924 , sebuah kereta barang yang memuat 600 peti dinamit meledak di stasiun Temiya. Hasilnya adalah gedung, fasilitas gedung, dan kawasan di sekitarnya rusak berantakan. Pejabat setempat menyatakan bahwa sedikitnya 94 orang tewas dan 200 orang luka-luka dalam kejadian mengenaskan ini.
Selama perang dunia ke II, Otaru menjadi kamp penjara bagi orang-orang Aleut yang dibawa setelah pendudukan Jepang di Attu. Selama tahap penutupan perang, kota ini di bom oleh pesawat angkatan Laut Amerika pada Juli 1945. Sejak tahun 1950an, ketika industri batu bara di sekitar kota mengalami penurunan. Status pusat ekonomi bergeser dari kota ini ke Sapporo
Otaru Sebagai Kota Wisata
Kota ini memiliki ciri khas lereng curam dari berbagai gunung terutama Tenguyama atau gunung Tengu, di mana ketinggian tanah menurun tajam dari pegunungan ke laut. Lahan yang tersedia di antara pantai dan pegunungan hampir sepenuhnya dikembangkan, dan bagian kota yang berkembang di lereng gunung tersebut disebut dengan saka-no-machi atau “kota bukit”.
Termasuk bukit bernama Funamizaka atau dikenal sebagai bukit dengan pemandangan perahu, beserta dengan Jigokuzaka atau bukti neraka dalam bahasa Indonesia. Pada saat musim panas, seperti semua wilayah di Hokkaido baret memiliki cuaca lebih hangat dari daerah lainnya. Dengan suhu maksimum sekitar 25 derajat setiap tahunnya dan kelembaban tinggi.
Hal ini berbeda dengan bagian selatan yang jauh lebih dingin tentunya, namun pada saat musim dingin tiba. Yaitu akhir tahun hingga awal tahun, Otaru sangat bersalju dan mendapatkan ketebalan rata-rata 6,6 meter setidaknya dari bulan November hingga bulan Maret. Saat salju turun hampir terus menerus, tingkat sinar matahari pun cenderung sangat rendah.
Nishin Goten (rumah ikan haring) adalah atraksi populer di sisi barat kota, bangunan kayu besar ini dibangun pada tahun 1897 dan pernah menjadi rumah Fukumatsu Tanaka. Seorang tokoh industri perikanan, awalnya dibangun di dekat desa Tomaru dan dipindahkan pada tahun 1958. Pengunjung dapat dengan jelas melihat perbedaan antara kondisi tempat tidur pantai pertama dari para pekerja, dan kemewahan lantai dasar kamar raja.
Bangunan penting lainnya adakah kediaman Sakaushi yang dibangun oleh Yoshiya Tanoue, seorang murid dari Frank Lloyd Wright. Gereja Katolik Tomioka juga merupakan tempat yang populer. Banyak bangunan telah ditetapkan sebagai arsitektur landmark atau ciri khas. Otaru terkenal dengan birnya yang dikenal diproduksi di sebelah kanal.
Restoran populer dengan tema abad pertengahan, kota ini juga dikenal dengan rasa sushi yang begitu segar. Daya tarik makanan lain yang unik adalah es krim menara pelangi, kota ini juga memiliki arena perbelanjaan dan parade besar tiap bulannya. Namun sedikit lebih dekat ke Sapporo, industri terkemuka di sini adalah kesenian dan kerajinan tangan. Seperti kaca studio dan kotak musiknya.
Hal Menarik di Otaru
Seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan di atas, bahwa kota ini memiliki beberapa suguhan menarik serta ciri khas yang wajib dicoba oleh teman-teman. Berikut merupakan hal yang bisa dicoba saat datang ke Otaru Jepang.
-
Museum Kotak Musik
Museum kotak musik merupakan salah satu gedung terbesar di Jepang dan berdiri sejak tahun 1989, ketika secara resmi ditunjuk sebagai bangunan bersejarah oleh kota ini. Dengan ribuan kotak musik di toko, karya ajaib pasti akan mampu untuk memukau semua pengunjung. Dari kotak musik dengan bentuk menarik seperti sushi hingga dalam bentuk boneka.
Pilihannya yang begitu bervariasi dan teman-teman tidak akan berhenti terkejut dengan suguhan unik dari Jepang di kota ini, pemandangan toko dari lantai dua juga merupakan titik pandang yang sempurna bagi orang-orang saat ingin mengambil foto terbaik. Para tamu juga dapat membeli kotak musik di lantai tiga museum ini, teman-teman bisa meminta para staf disana untuk memilih lagu dalam kotak musiknya.
-
Gelas Kitaichi
Sejak awal pengembangan kota ini, kaca selalu menjadi salah satu produksi utama karena industri ikan haringnya. Para nelayan menggunakan pelampung kaca sebagai jaring ikan. Sebelumnya dikenal sebagai Asagara Glass, Kitaichi Glass merupakan perusahaan perintis di bidang kaca. Khususnya lampu minyak dan pelampung kaca sejak tahun 1901. Sekarang perusahaan ini memiliki total 18 toko di kota.
Produk kaca merupakan satu oleh-oleh yang paling dicari di kota ini, tidak ada cara yang lebih baik untuk mendapatkannya selain menghiasinya di Toko Kitaichi Glass Hanazono. Di sini teman-teman bisa mendekorasi barang pecah belah pilihan sendiri dengan menggunakan pola teknik peledakan pasir, sebuah metode menarik dalam menghias buah tangan dari kota ini.
-
Es Krim
Memiliki letak di dekat kanal, es krim ini dikenal dengan Kita no Aisu Ya San atau toko es krim dari utara. Sangat cocok untuk para penggemar es krim dengan berbagai rasa, khususnya vanila sebagai rasa favorit. Dari rasa lokal seperti bulu babi, tinta cumi, dan wasabi. Toko es krim ini pun menggabungkan dua produk yang terkenal di Hokkaido (makanan laut dan susu).
Tapi bukan berarti rasa yang ‘wajar’ tidak ada di sini, jangan khawatir karena teman-teman bisa mendapatkan beragam varian coklat, vanila, dan green tea di toko es krim ini. Bisa menggunakan sendok dan diletakkan di sebuah tempat atau menggunakan cone corong biasa seperti kebanyakan es krim lainnya, karena daya tariknya adalah dalam segi rasa.
-
Museum Bank Jepang
Tempat ini dirancang oleh Arsitek Kingo Tatsuno, memiliki letak di belakang arsitektur Stasiun Tokyo pada tahun 1912. Museum ini memungkinkan para tamu belanja tentang sejarah bank dan operasionalnya, tiket masuknya pun gratis . Salah satu kesempatan yang tidak boleh dilewatkan tentunya, teman-teman pun bisa berfoto sambil mengangkat seikat uang kertas 100 juta Yen di sini.
Namun sayangnya, untuk sementara museum ini ditutup karena adanya pandemi korona. Kendatipun demikian, masih banyak tempat-tempat yang bisa dikunjungi di sini. Jangan lewatkan pembahasan terbaru tentang budaya Jepang di www.Jepang-indonesia.co.id.