Blog
Ramen Shio, Makanan Khas Jepang yang Memiliki Rasa Asin
- July 16, 2022
- Posted by: Appkey 001
- Category: Makanan Jepang
Apakah teman-teman cukup akrab dengan makanan khas Jepang bernama ramen shio? Salah satu jenis ramen ini dikenal memiliki rasa asin gurih dan nikmat, pada dasarnya komposisi bahan pembuat dan bahan utamanya masih sama seperti ramen kebanyakan khas Jepang. Lalu apakah hanya rasa asin dan gurih saja yang menjadi pembeda? Simak pembahasan kali ini dengan seksama.
Ramen Jepang
Ramen ラーメンmerupakan hidangan tradisional asal Jepang yang memiliki bentuk layaknya mi, bahan utama dari pembuatan ramen adalah gandum dengan menggunakan gaya Cina (chuukamen). Ditambah dengan rebusan kaldu yang berasal dari daging, biasanya di Jepang rebusan daging babi lazim digunakan mengingat rasa gurih yang dimiliki.
Kecap asin atau shoyu merupakan bumbu pelengkap dalam menghidangkan ramen, untuk topping memiliki pilihan beragam tergantung tempat ramen dan selera dari pengunjung. Topping yang umum ditemui adalah daging (mayoritas daging babi), nori (rumput laut), menma, dan daun bawang. Perpaduan dari bahan utama dan komponen pelengkap ini membuat ramen semakin lezat disantap.
Asal usul dari ramen adalah masakan mi dari Cina, hampir di setiap wilayah Jepang memiliki menu dan variasi menu tersendiri. Seperti misalnya tonkotsu (ramen kaldu tulang babi), ramen dengan kuah miso, dan masih banyak lagi lainnya. Selain itu, terdapat sebuah menu menarik dari ramen yang memiliki nama mazemen (menggunakan saus tara).
Sejarah Ramen Shio
Kata ramen merupakan sebuah istilah yang diadaptasi dari Cina, dalam perkembangannya pada tahun 1910 kedai ramen pertama berhasil didirikan bernama Rairaiken di daerah Asakusa, Tokyo. Para pekerja yang membuat ramen ini sebagian besar berasal dari Cina dan memahami bagaimana cara membuat ramen.
Pada awal perkembangannya, terdapat sebuah perdebatan dalam istilah ramen seperti terdapat sebuah istilah chuuka soba. Setidaknya hingga tahun 1950, ramen disebut sebagai Shina soba. Seiring berjalannya waktu hingga saat ini istilah ramen menjadi lebih populer digunakan, begitu pula dengan ramen shio yang memiliki cita rasa khas.
Pada tahun 1660 seorang cendekiawan neo-konfusianisme Cina yang menjabat sebagai penasihat Tokugawa Mitsukuni memperkenalkan ramen ke Jepang, Mitsukuni menjadi orang Jepang pertama yang mengonsumsi ramen, namun cerita ini kerap kali menjadi perdebatan di beberapa pihak. Mengingat terdapat salah satu pihak yang merasa dirugikan.
Salah satu cerita lain menyebutkan bahwa ramen diperkenalkan ke Jepang pada akhir abad ke 19, oleh para imigran Cina yang pada akhirnya tinggal di daerah pecinan, Yokohama. Menurut catatan, museum ramen Yokohama berasal dari Cina dan masuk ke Jepang pada tahun 1859, menu sederhana mi ramen beserta kaldu dan daging babi menjadi yang paling digemari.
Pada tahun 1900, terdapat banyak restoran Cina yang menyajikan menu masakan Cina dari Kanton dan Shanghai, salah satunya adalah mi sederhana dengan dibuat oleh tarikan tangan. Beberapa topping dan garam menjadi bumbu penyedap, kala ini menu ramen shio mulai diperkenalkan dan pada akhirnya bisa dinikmati hingga saat ini.
Rasa dari Ramen Shio
Bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, shio memiliki arti garam. Tekstur dan bentuk garam Jepang memang memiliki sedikit perbedaan dengan garam di Indonesia, selain itu warna dan rasa kuahnya pun berbeda dengan jenis kuah lainnya. Memiliki kaldu yang cukup pucat, bening, dan kuning. Biasanya kaldu ini dipadukan dengan kombinasi daging serta sayuran.
Rebusan ikan dan rumput laut pun tidak jarang disertakan untuk menambahkan aroma laut, terkadang tidak sedikit restoran yang membuat kaldu dengan hanya merebus tulang babi. Hal ini hanya dimaksudkan untuk membuat menu tonkotsu atau ramen dengan topping daging babi, rasa yang ringan dengan kaldu bening menjadi kuat karena daging babi.
Namun bukan berarti ramen di Jepang selalu dilengkapi dari daging babi, ada pula ramen yang dilengkapi dengan potongan bakso serta tambahan acar plum. Kamaboko (potongan gulungan ikan) kerap kali menjadi pelengkap, tekstur dan ketebalan dari ramen shio pun beragam. Namun biasanya terkesan lurus daripada keriting, salah satu menu yang terkenal adalah Hakodate Ramen.
Varian Rasa Selain Ramen Shio
Setelah melalui perjalanan panjang hingga saat ini, variasi menu ramen semakin beragam. Hal ini mempengaruhi dari rasa kaldu atau topping yang disajikan. Maka dari itu, ramen tidak hanya mi yang disertai potongan daging dan kaldu saja. Melainkan memiliki bermacam-macam variasi rasa yang bisa teman-teman coba saat berkunjung ke Jepang. Berikut variasi dari ramen Jepang selain ramen Shio :
1. Ramen Kari
Variasi rasa lainnya adalah ramen dengan kaldu kari, menu ini terbilang cukup baru dan populer di Jepang. Menurut informasi, dikatakan bahwa kota Muroran merupakan asal dari menu satu ini pada tahun 1965. Namun di sisi lain, kota Sanjou mengatakan bahwa merekalah yang menjadi tempat asal menu ini sejak 80 tahun lalu.
Terlepas dari perdebatan itu semua, ramen kari ini memiliki cita rasa unik yang berbeda dengan variasi menu ramen lainnya. Karena warnanya yang pekat serta rasa rempah lebih terasa dari rasa lainnya, daging dan sayuran pun direbus bersamaan dengan kari sebelumnya. Sehingga rasa kari akan meresap ke semua bagian dalam ramen ini, tauge merupakan topping andalan menu ini.
2. Ramen Shoyu
Teman-teman mungkin begitu akrab dengan bumbu satu ini, shoyu merupakan kecap asin yang menjadi salah satu komponen penting dalam masakan Jepang. Hal ini pun berlaku pada variasi menu ramen shoyu, rasa yang didapatkan adalah gurih, asin, dan sup dengan aroma menyengat. Untuk jenis mi yang digunakan adalah mi keriting daripada mi lurus.
Topping yang biasanya digunakan adalah daun bawang, wortel, kamaboko, nori, dan masih banyak lagi. Bila teman-teman ingin mencoba membuat sendiri di rumah, tentu variasi topping bisa disesuaikan berdasarkan selera masing-masing, jangan lupa untuk menambahkan irisan daging sebagai penambah tekstur dan penguat cita rasa.
3. Ramen Miso
Miso merupakan salah satu sup yang menjadi pendamping makanan utama bagi orang Jepang, sup ini memiliki bahan dasar dashi (kaldu ikan), potongan sayuran kecil, daun bawang, dan perasa makanan. Tidak jarang orang Jepang langsung menyeruput sup miso dari mangkuk saat menyantap makanan, telur dan ikan merupakan lauk utama yang biasanya menemani sup miso.
Namun karena sup miso dikenal sebagai makanan yang populer dari tahun 1965, pada akhirnya dibuat sebagai pelengkap ramen. Sapporo, Hokkaido merupakan salah satu tempat yang menjadi pelopor menu satu ini. Kaldu ayam dan ikan biasanya digunakan untuk memperkuat rasa kaldu, kendatipun terkadang daging babi masih menjadi favorit bagi orang Jepang.
Kuah miso memiliki rasa kuat dan menyengat, topping yang menyertainya adalah mentega jagung, daun bawang, toubajan, tauge, kubis, dan wijen. Bagi beberapa sup miso instan terkadang memiliki perasa pedas, yaitu potongan cabai yang dipisah. Hal ini karena orang Jepang dikenal tidak terlalu menyukai rasa pedas, tekstur mi yang digunakan lebih tebal dan keriting.
Apakah teman-teman semakin tertarik untuk mengenal banyak jenis ramen? Atau justru teman-teman sudah pernah mencoba beberapa menu ramen di atas? Pastikan untuk memesan menu ramen dengan benar di Jepang sesuai selera, karena masing-masing memiliki ciri khas tersendiri. Nah, penasaran dengan pembahasan kebudayaan Jepang lainnya? Tetap ikuti situs kami hanya di https://jepang-indonesia.co.id/