Blog
Sakura Adalah Bunga Indah dan Mempesona di Jepang
- January 11, 2023
- Posted by: Appkey 001
- Category: Budaya Jepang
Bunga sakura adalah bunga asli Jepang, bunga ini berasal dari pohon genus prunus. Jenis ini adalah spesies umum yang ada di Asia Timur, termasuk di negara Cina, Korea, dan terutama di Jepang. Mereka secara umum mengacu pada tanaman hias, dan tidak bisa disamakan dengan jenis bunga sakura yang bisa menghasilkan buah untuk dimakan. Terlebih, bunga ini dianggap sebagai bunga nasional Jepang.
Sakura adalah
Spesies liar pohon sakura tersebar luas terutama di belahan bumi utara, dalam klasifikasi arus utama di Eropa dan Amerika Utara. Pohon ini diklasifikasikan ke dalam spesies yang terdiri dari sekitar 400 jenis, sebaliknya dalam klasifikasi arus utama di Jepang, Cina, dan Rusia. Pohon sakura hias diklasifikasikan ke dalam genus cerasus, terdiri dari sekitar 100 spesies berbeda dengan jenis genus prunus.
Dan untuk jenis genus cerasus tidak termasuk dengan jenis lainnya seperti persica, prunus mume, prunus grayana, dan lainnya. Namun di Eropa dan Amerika Utara, tidak banyak pohon sakura liar dengan banyak bunga besar yang cocok untuk menikmati keindahan bunganya. Banyak diantaranya yang berbeda dari bentuk dan bunga khas pohon sakura secara umumnya.
Tetapi dari jenis yang memiliki bunga kecil dan area distribusi bunga sakura liar dengan berbunga besar, cocok untuk dinikmati saat mekar. Seringkali terbatas pada area kecil yang jauh dari tempat tinggal orang atau pemukiman, di sisi lain untuk Jepang. Jenis bunga prunus speciosa dan prunus jamasakura yang berbunga besar, cocok untuk dinikmati dan tersebar cukup liat di banyak tempat.
Oleh karena itu, budaya melihat bunga sakura dianggap sebagai hal yang mengakar dan terus menerus diturunkan dari generasi awal di Jepang. Sakura adalah bunga yang memiliki sifat berubah, terutama di Jepang. Sejak periode Heian, orang Jepang telah menghasilkan banyak bunga sakura maupun jenis yang dipersilangkan alami secara liar.
Selain itu terdapat pula penggabungan bunga yang artifisial, kemudian membiarkannya dengan mencangkok serta memotong. Ceri Oshima, Yamazakura, dan Prunus merupakan beberapa contohnya yang tumbuh secara alami di Jepang. Mudah bermutasi dan menjadi spesies endemik di Jepang, karena cenderung mudah bermutasi, tumbuh cepat, berbunga ganda, dan memiliki wangi kuat.
Karakteristik tersebut menguntungkan jenis bunga ini, untuk ceri oshima telah menghasilkan banyak sakura yang disebut dengan Grup sato-zakura sebagai basis kultivar karena karakteristiknya. Kultivar representatif yang spesies induknya adalah ceri oshima adalah ceri yoshino dan kanzan, ceri yoshino aktif ditanami di negara-negara Asia dan kanzan aktif ditanam di negara-negara barat.
Di Eropa, akhir abad ke 19 hingga awal abad ke 20. Collingwood Ingram, orang Inggris yang mengumpulkan dan mempelajari bunga sakura Jepang. Menciptakan berbagai kultivar bias serta budaya melihat bunga sakura mulai menyebar, di Amerika serikat melihat bunga sakura mulai menyebar setelah Jepang mempersembahkan bunga ini sebagai tanda persahabatan pada tahun 1912.
Bunga Sakura adalah Simbol
Di Jepang, bunga sakura adalah lambang awan karena sifatnya yang mekar secara massal. Selain menjadi metafora keabadian untuk kehidupan yang fana, bunga ini merupakan aspek tradisi budaya Jepang yang sering dikaitkan dengan pengaruh ajaran Shinto. Ditambah lagi sebagai perwujudan dari konsep mono no aware, pengaitan bunga sakura dengan istilah mono no aware sudah ada sejak abad 18 oleh cendekiawan Motoori Norinaga.
Sifat kefanaan ini sering kali dilambangkan sebagai keindahan, ketidakstabilan, dan penerimaan takdir serta karma yang anggun. Untuk alasan ini, bunga sakura adalah simbol yang sering digunakan dalam seni Jepang seperti anime, manga, dan film. Serta pertunjukkan musik untuk efek ambien, setidaknya ada satu lagu populer yang dikenal dengan nama shakuhachi, atau “sakura”.
Bunga ini pun direpresentasikan dalam segala macam barang di Jepang seperti kimono, alat tulis, dan peralatan makan. Terdapat sebuah perkumpulan bernama sakurakai yang berisi para perwira mudah dalam angkatan darat kekaisaran Jepang pada bulan September gaya 1930. Perkumpulan ini begitu rahasia dan didirikan untuk mengatur ulang negara di sepanjang garis militer melalui sebuah kudeta.
Selama perang dunia II, bunga sakura digunakan untuk memotivasi rakyat Jepang serta meningkatkan nasionalisme dan militerisme di antara penduduk. Bahkan sebelum perang, mereka digunakan dalam propaganda untuk menginspirasi “semangat Jepang” seperti dalam lagu “song of young japan”, bersuka ria dalam semangat ‘prajurit’ dengan ‘siap segudang bunga sakura bermekaran’.
Pada tahun 1932, puisi Akiko Yosano mendesak tentara Jepang untuk menanggung penderitaan di Tiongkok dan membandingkan tentara yang tewas dengan bunga sakura. Argumen rencana pertempuran teluk Leyte yang melibatkan semua kapal Jepang akan membahayakan Jepang jika gagal, dimentahkan dengan permohonan agar angkatan laut diizinkan untuk ‘mekar sebagai bunga kematian’.
Pesan terakhir pasukan di Peleliu adalah “Sakura,sakura”. Pilot Jepang akan mengecatnya di sisi pesawat mereka sebelum memulai misi bunuh diri, atau bahkan membawa dahan pohon bersama mereka dalam menjalankan misi. Bunga sakura adalah lambang yang akan dilukis di sisi pesawat ini memiliki lambang intensitas dan kefanaan hidup.
Dengan cara ini, asosiasi estetika diubah sehingga kelopak bunga sakura yang jatuh datang untuk mewakili pengorbanan pemuda dalam misi bunuh diri guna menghormati kaisar. Unit kamikaze pertama memiliki subunit yang disebut dengan yamazakura atau bunga sakura liar, pemerintah bahkan mendorong orang-orang untuk percaya bahwa jiwa para prajurit yang gugur telah bereinkarnasi menjadi bunga-bunga indah.
Bunga ini pun merupakan simbol umum di irezumi, seni tato tradisional Jepang. Dalam seni tato, bunga sakura sering dipadukan dengan simbol klasik Jepang seperti ikan Koi, naga, atau harimau. Hal ini kemudian digunakan untuk maskot Paralimpiade Tokyo tahun 2020, begitulah bagaimana bunga berwarna merah muda ini begitu penting dalam sejarah Jepang.
Sakura adalah Perayaan
Setiap tahunnya, di Jepang terdapat festival yang dirayakan untuk melihat sakura sambil menikmati waktu bersama orang-orang tersayang. Musim bunga sakura biasanya berlangsung sekitar dua minggu, dengan periode puncak mekar hanya beberapa hari saja. Bila teman-teman berminat untuk berkunjung ke Jepang bertepatan dengan perayaan ini. Berikut merupakan jadwal festival sakura di tahun 2023.
Tokyo : Berbunga 20 Maret – Mekar Penuh 27 Maret
Sapporo : Berbunga 23 April – Mekar Penuh 25 April
Sendai : Berbunga 8 April – Mekar Penuh 11 April
Kanazawa : Berbunga 30 Maret – Mekar Penuh 5 April
Nagoya : Berbunga 22 Maret – Mekar Penuh 30 Maret
Kyoto : Berbunga 24 Maret – Mekar penuh 30 Maret
Osaka : Berbunga 23 Maret – Mekar Penuh 30 Maret
Hiroshima : Berbunga 21 Maret – Mekar Penuh 29 Maret
Fukuoka : Berbunga 17 Maret – Mekar Penuh 27 Maret
Tanggal dan waktu yang tertera di atas hanya sebatas perkiraan saja, mengintai periode berbunga yang sebenarnya bisa bervariasi tergantung pada kondisi cuaca pada tahun tertentu. Hal ini seharusnya memberi ide bagi teman-teman untuk datang diwaktu yang diinginkan, meskipun begitu puncak keindahan biasanya hanya beberapa hari saja. Tertarik dengan konten budaya lainnya? Kunjungi www.Jepang-indonesia.co.id.