News & Events
Sensoji Temple, Kuil Tertua Milik Asakusa
- January 30, 2023
- Posted by: Appkey 001
- Category: Budaya Jepang Sejarah jepang
Sensoji Temple merupakan kuil Buddha kuno yang memiliki letak di Asakusa, Tokyo. Kuil ini merupakan yang paling tertua di Tokyo, dan salah satu yang paling penting dengan sejarah dibaliknya. Dulunya terkait dengan perkembangan aliran ajaran Buddha Tendai, kemudian menjadi bagian independen setelah Perang Dunia II.
Sensoji Temple
Pembuatan kuil ini didedikasikan untuk Kannon, Bodhisattva welas asih dan merupakan situs spiritual yang paling banyak dikunjungi di dunia dengan lebih dari 30 juta pengunjung setiap tahunnya. Berdekatan dengan kuil terdapat pagoda lima lantai, kuil Shinto Asakusa. Ditambah lagi banyak toko dengan barang tradisional di Nakamise-dori.
Menurut legenda, patung Kannon ditemukan di sungai Sumida pada tahun 628 M oleh dua bersaudara Hinokuma Hamanari dan Hinokuma Takenari. Kepala desa mereka, Hajino Nakamoto mengakui kesucian dari patung tersebut dan mengabadikannya dengan merombak bagian rumahnya sendiri menjadi kuil kecil di Asakusa agar penduduk desa dapat menyembah dewa Kannon.
Kuil pertama didirikan pada tahun 645 M, menjadikannya kuil tertua di Tokyo. Pada tahun-tahun awal Keshogunan Tokugawa, yaitu Tokugawa Ieyasu menetapkan Sensoji temple sebagai kuil pelindung dari klan Tokugawa. Kuil Nishinomiya Inari terletak di dalam lingkungan Sensoji dan Torii sebagai bentuk identifikasi jalan masuk ke tanah suci kuil.
Sebuah plakat perunggu pada struktur gerbang mencantumkan orang-orang yang berkontribusi pada pembangunan Torii atau jalan suci tersebut, didirikan pada tahun 1727. Selama Perang Dunia II, kuil tersebut di bom dan dihancurkan selama serangan udara pada 10 Maret di Tokyo. Kemudian dibangun kembali dan menjadi simbol kelahiran kembali serta kedamaian bagi orang Jepang.
Di halaman kuil ini, terdapat pohon yang terkena bom pada saat serangan udara dulu. Namun menariknya pohon ini kembali tumbuh di kulit yang tua, dan merupakan simbol yang mirip dengan kuil itu sendiri. Hal ini karena semua bagian termasuk halaman yang ada di wilayah kuil merupakan bagian penting dalam sejarah hingga masa sekarang.
Sensoji Temple adalah fokus dari festival dan paling populer di Tokyo, yaitu festival Sanja. Kegiatan ini berlangsung selama tiga sampai empat hari pada akhir musim semi, jalan-jalan yang ada di sekitarnya akan ditutup untuk lalu lintas parade. Dari pagi hari saat matahari terbit, hingga malam hari saat matahari terbenam.
Salah satu gerbang yang mencolok dari kuil ini adalah Kaminarimon atau “gerbang petir”. Struktur Buddha yang mengesankan ini memberikan tampilan lentera kertas besar, disertai dengan warna yang dipadukan dari merah dan hitam. Hal ini memiliki maksud dan tujuan sebagai lambang awan petir dan kilat. Di bagian luar Kaminarimon terdapat Nakamise Dori dengan barisan tokonya.
Jalur ini diikuti dengan Hozomon atau “Gerbang Rumah Harta Karun” yang memiliki akses pintu masuk ke bagian dalam kompleks, di dalam kawasan terdapat pagoda lima lantai yang megah dan aula utama dibangun dengan memiliki tujuan persembahan khusus bagi dewa Kannon. Sang dewa agama Buddha Jepang.
Nakamise Dori Sensoji Temple
Terdapat banyak turis baik dari Jepang atau luar negeri datang mengunjungi Sensoji Temple setiap tahun, terdapat tempat yang menyediakan banyak toko tradisional dan tempat makan dengan hidangan tradisional. Seperti mie buatan tangan, sushi, takoyaki, tempura, dan masih banyak macamnya. Tempat ini dikenal dengan Nakamise Dori.
Jalan yang menghubungkan antara gerbang petir dan kuil dipenuhi dengan toko-toko, barang yang dijual adalah oleh-oleh tradisional seperti kipas angin, ukiyo-e (cetakan balok kayu), kimono, dan jenis pakaian lainnya. Tidak hanya itu, jajanan seperti permen tradisional Jepang pun bisa ditemui banyak di sini.
Nakamise Dori merupakan jalan menuju kuil, dikatakan bahwa telah ada pada awal abad ke 18. Ketika Sensoji Temple diberikan izin untuk mendirikan toko di dekat kuil, namun pada bulan Mei tahun 1885. Pemerintah kota Tokyo memerintahkan semua pemilik toko untuk pergi, dan pada bulan Desember di tahun yang sama.
Area tersebut dibangun kembali dengan menggunakan bahan-bahan gaya barat, setelah gempa bumi Kanto yang begitu besar pada tahun 1923. Dampaknya banyak toko yang hancur, kemudian pada tahun 1925 dibangun menggunakan beton. Sayangnya pada Perang Dunia II kembali hancur oleh bom, panjang jalan ini sekitar 250 meter dan memiliki kurang lebih 90 toko.
Gerbang Sensoji Temple
Seperti yang telah sedikit dibahas di atas. Kaminarimon merupakan salah satu gerbang yang ada di kuil ini. Memiliki arti sebagai “Gerbang petir” dan ditempatkan pada bagian luar yang mengarah pada kuil ini. Memiliki lentera besar dan patung merupakan daya tarik tambahan bagi para wisatawan yang datang berkunjung.
Memiliki tinggi 11,7 meter, lebar 11,4 meter, dan mencakup area seluas 69,3 meter persegi. Gerbang pertama dibangun pada tahun 941, namun gerbang yang sekarang ada dan berdiri kokoh. Dibangun pada gaun 1960, setelah gerbang sebelumnya hancur karena kebakaran pada tahun 1865. Kaminarimon pertama kali dibangun oleh Taira no Kinmasa.
Seorang komandan militer Jepang, awalnya gerbang ini memiliki letak di dekat Komagata. Namun dibangun kembali di lokasinya saat ini pada tahun 1635, hal ini diyakini terjadi saat dewa angin dan dewa petir pertama kali ditempatkan di gerbang tersebut. Gerbang ini dihancurkan beberapa kali selama berabad-abad.
Empat tahun setelah direlokasi, Kaminarimon terbakar dan pada tahun 1649 M Tokugawa Iemitsu membangun kembali gerbang tersebut bersama dengan beberapa struktur istana lainnya di kompleks kuil ini. Gerbang ini terbakar habis pada tahun 1757 M dan lagi para tahun 1865 M, struktur Kaminarimon saat ini diresmikan pada bulan Desember 1960 M.
Sembilan puluh lima tahun setelah kebakaran berakhir, Konosuke Matsushita sebagai pendiri Perusahaan Industri Listrik Matsushita (dikenal sebagai Panasonic saat ini). Diminta untuk membangun kembali gerbang tersebut, dengan sumbangan uang dari Matsushita gerbang ini dibangun kembali pada tahun 1960.
Hozomon merupakan gerbang satunya yang memiliki arti “Gerbang Rumah Harta Karun”, memiliki letak di bagian dalam dari gerbang masuk ke arah Sensoji Temple (berlawanan dengan Kaminarimon yang ada di bagian luar). Di sini tersimpan banyak harta karun dari kuil, lantai pertama menampung dua patung, tiga lentera, dan dua sandal.
Karena gerbang ini dibangun kembali menggunakan bahan tahan api, lantai atas Hozomon menyimpan sutra berharga bagi kuil Sensoji ini. Harta karun ini termasuk salinan sutra teratai yang ditetapkan sebagai Pusaka Nasional Jepang dan Issai-kyou, kumpulan lengkap kitab suci Buddha yang telah ditetapkan sebagai properti budaya penting.
Pagoda lima tingkat atau disebut dengan Gojunoto dalam bahasa Jepang ini, pertama kali dibangun pada tahun 942. Meskipun sekarang memiliki letak di sebelah kiri dari aula utama, sebelum perang pagoda ini memiliki letak di sebelah kanan. Praktik membangun pagoda berkembang dari tradisi India yang berkaitan dengan relik zaman dahulu.
Pagoda Sensoji memiliki relik abu Buddha di lantai paling atas yang disumbangkan oleh kuil Isurumuniya dari Sri Lanka pada tahun 1966, Asakusa Jinja yang ada di dekatnya memiliki ukuran lebih kecil. Namun penuh dengan detail menarik bila dilihat secara seksama, kuil ini sebenarnya didedikasikan untuk dua bersaudara dan pemimpin mereka yang mendirikan Sensoji Temple 1.400 tahun lalu.
Aula utama kuil Sensoji dibuka pada pukul 6 pagi hingga 5 sore, tetapi pada bulan Maret dan Oktober jam buka berubah menjadi pukul 6.30 pagi. Bagian aula Sensoji selalu diterangi setiap malam. Bagian pekarangan kuil bisa dijadikan latar menarik untuk mengambil foto guna mengabadikan momen, tertarik untuk membaca pembahasan Jepang lainnya? Ikuti selalu www.Jepang-Indonesia.co.id.