News & Events
Shamisen | Alat musik tradisional Jepang
- November 26, 2021
- Posted by: Appkey 001
- Category: uncategorized
Shamisen, merupakan salah satu instrumen atau alat musik tradisional Jepang. Alat musik ini memerlukan kemampuan pengrajin profesional yang dengan hati-hati membuatnya sepotong demi sepotong menggunakan keterampilan yang dimiliki secara turun-temurun. Anda akan merasakan ketertarikan yang mendalam jika mengenal proses untuk membuatnya dan mendengarkan suaranya.
Nama Shamisen pasti sudah tidak asing lagi meskipun Anda tidak memiliki banyak pengetahuan tentang alat musik Jepang. Shamisen sangat akrab dengan orang Jepang. Dan, seberapa banyak pengetahuan Anda tentang Shamisen?
Shamisen adalah
Alat musik dari Jepang ini merupakan tipe alat musik petik, alat musik serupa yang mungkin akrab dengan kita adalah gitar, ukulele, dan alat musik sejenis lainnya. Shamisen sendiri memiliki bentuk sambungan antara ‘leher’ dan ‘badan’ disertai senar, dan memetik adalah cara memainkan alat musik dari Jepang satu ini.
Di Tiongkok alat musik ini memiliki tiga senar yang dilapisi denhan kulit hewan berupa ular, yang dikenal dengan nama sanshen. Pada perkembangannya di zaman perdagangan kerajaan Ryuukyuu dan Fuzhou, alat musik ini diperkenalkan dan memasuki wilayah Jepang yaitu di Okinawa. Di sini nama sanshen pun sedikit berubah menjadi shanshin.
Sejarah shamisen
Pada akhir abad ke 16, shanshin dibawa ke kapal dagang asal Ryuukyuu untuk diperkenalkan kepada penduduk di kota Sakai Jepang. Kota Sakai memiliki tempat di selatan Osaka, fakta menariknya adalah kota Sakai merupakan kota terbesar kedua di Osaka. Kemudian shamisen tertua dikenal dengan Yodo shamisen, alat musik tradisional tertua ini merupakan hasil karya dari pengrajin Kyoto, Jepang.
Cerita dibalik pembuatan yodo shamisen adalah perintah dari sang pemimpin Jepang kala itu, Hideyoshi Toyotomi. Alat musik dari Jepang ini dipersembahkan untuk sang istri, yaitu yodo-dono. Fakta menarik, sebutan dono digunakan untuk menyebutkan mereka yang dihormati seperti para pemimpin atau jajaran kekaisaran yang berkuasa pada masanya.
Kemudian untuk perkembangan shamisen tidak terlepas dari campur tangan pemusik tunanetra, para pemusik tunanetra ini memiliki sebuah komunitas atau perkumpulan yang diberi nama Rudouza. Shanshin dimainkan dengan sebuah alat bantu yang dikenal dengan nama pick, berbentuk seperti kuku kerbau dan memang ada pula pick yang terbuat dari kuku kerbau. Lalu berkembang menjadi bachi yanh digunakan untuk memetik alat musik dari Jepang lainnya bernama, biwa.
Bunyi shamisen yang lebih garing dan nyaring lebih diminati oleh penikmat musik, dari pada bunyi biwa yang terlalu melebar dan berat. Setelah itu, salah satu pemusik tunanetra bernama Ishimura Kengyou memiliki jasa besar atas mengembangkan teknik permainan alat musik dari Jepang ini. Pada zaman Edo, Ishimura Kengyou mencetuskan aliran musik jiuta yang merupakan aliran musik dengan shamisen. Musik tradisional Jepang ini memiliki dua jenis, yaitu utaimono yang memiliki arti pengiring musik dan katarimono yang memiliki arti pengiring cerita.
Bentuk shamisen
Setelah mengetahui pengertian dan sejarah perkembangan dari shamisen, kali ini mina san akan mempelajari mengenai bentuk dari shamisen. Badan dari alat musik dari Jepang satu ini disebut dengan dou, terbuat dari kayu dengan memiliki bentuk persegi empat namun sedikit melengkung pada tiap sudutnya. Bagian depan dan bagian belakang shamisen dilapisi dengan kulit hewan yang berfungsi untuk membuat suara lebih nyaring dan keras.
Kulit pelapis yang tidak disertai kulit hewan atau kulit imitasi tidak terlalu disenangi karena memiliki kualitas kurang baik serta tidak populer, panjang dari shamisen sama halnya dengan gitar standar biasanya tetapi di bagian ‘leher’ terlihat lebih ramping. Terdapat dua jenis ‘leher’ yang digunakan, pertama adalah ‘leher’ yang bisa dilepas serta dibawa kemana-mana secara terpisah. Lalu yang kedua adalah ‘leher’ yang menempel dan tidak bisa dilepas atau dikenal dengan nama nobezao.
Selain itu, untuk bahan baku dari senar shamisen terbuat dari sutra terbaik untuk menghasilkan suara yang optimal. Adapun senar yang terbuat dari serat nilon disebut dengan tsuguru jamisen, dinamakan demikian karena berasal dari daerah tsuguru. Urutan senar shamisen sama seperti halnya gitar diurutkan dari yang tebal hingga tipis, ichi no ito (senar satu), ni no ito (senar dua), dan san no ito (senar tiga).
Jenis-jenis shamisen
Seperti yang sudah dijanjikan pada pembukaan pembahasan kali ini, bahwa kita akan membahas jenis jenis dari shamisen. Berdasarkan bentuk ‘leher’nya dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
- Hosozao yang memiliki bentuk ‘leher’ sempit
- Nakazao yang memiliki bentuk ‘leher’ sedang
- Futozao yang memiliki bentuk ‘leher’ besar
Setelah menegetahui tiga jenis shamisen berdasarkan bentuk ‘leher’nya, kali ini mina san akan mengetahui lebih banyak lagi jenis shamisen yang ada di Jepang serta penggunaannya.
- Naguta shamisen : jenis satu ini memiliki ‘leher’ yang ramping atau langsing serta dipetik dengan menggunakan ukuran pick yang besar. Jenis shamisen satu ini biasanya digunakan untuk pertunjukkan kabuki.
- Gidayuu shamisen : alat musik satu ini memiliki ‘leher’ besar dan tebal, biasanya shamisen ini digunakan untuk menggiringi joururi atau pementasan sandiwara boneka.
- Tokizawa–bushi shamisen : berbeda dengan kebanyakan, jenis satu ini memiliki ‘leher’ sedang.
- Kiyomoto shamisen : sama halnya dengan tokizawa-bushi shamisen, jenis alat musik satu ini pun memiliki bentuk ‘leher’ sedang atau menengah.
- Jiuta shamisen : alat musik jenis ini memiliki ‘leher’ sedang dan dikenal mengggunskan tsuyama bachi, jenis satu ini dikenal dengan shamisen sankyoku.
- Shinnai shamisen : jenis satu ini tidak menggunakan pick atau alat bantu lainnya, hanya menggunakan jari tangan untuk memetik shinnai shamisen.
- Yanagawa shamisen : bentuk dari jenis shamisen ini lebih langsing atau ramping dari hosozao, selain itu jenis satu ini merupakan salah satu yang tertua di Jepang.
- Tsuguru–jamisen : memiliki pick yang terbuat dari tempurung kura-kura membuat jenis shamisen ini menarik, tidak hanya itu ukuran ‘leher’ pun lebih tebal dan lebar. Digunakan untuk membawakan lagu daerah, dan pick memiliki ukuran lebih kecil dari biasanya.
- Shanshin : berasal dari kepulauan Ryuukyuu di prefektur Okinawa dan bagian paling ujung di prefektur Kagoshima, shanshin terbuat dari kulit ular sanca asal Indonesia dan dipetik dengan pick yang terbuat dari tanduk kerbau.
- Gottan : dan jenis terakhir yang ada pada urutan kali ini adalah shamisen yang berasal dari prefektur kagoshima Jepang serta terbuat dari kayu serta tidak ada unsur hewan dari semua bahannya.
Pesona Shamisen
Baru-baru ini, Shamisen juga menjadi populer di luar negeri. Daya tariknya terletak pada kekayaan ekspresi yang bisa dihasilkan.
Saat Anda merasakan suara tebasan Bachi (Pick) yang tajam pada pertunjukan di luar ruangan, sementara itu bisa juga menghasilkan suara halus dan lembut memenuhi ruangan seperti Ozashiki (ruang perjamuan).
Dapat dikatakan bahwa Shamisen adalah alat musik langka yang memiliki nada ekstrim, berani namun halus.
Kesimpulan
Begitulah kiranya mengenai pembahasan shamisen, poin-poin yang harus dipahami adalah penjelasan mengenai shamisen itu sendiri, lalu mengerti asal usul atau sejarah perkembangan shamisen, serta terakhir adalah jenis-jenis dari alat musik dari Jepang ini. Semoga dengan menyempatkan waktu membaca pembahasan kali ini bisa menambah wawasan mina san mengenai kebudayaan Jepang, bagaimana sudah tertarik memainkan shamisen? Saat berkunjung ke Jepang cobalah untuk memainkan shamisen sambil berfoto sebagai kenang-kenangan ya mina san!