Blog
10 Keunikan Tata Cara Makan di Jepang
- October 15, 2021
- Posted by: Appkey 001
- Category: Budaya Jepang
Setiap negara memiliki aturan tersendiri mengenai tata cara pada saat makan. Tata cara makan setiap negara sangat unik sehingga sangat menarik untuk diikuti. Begitu juga dengan tata cara makan di Jepang yang terkenal dengan kedisiplinannya dan sangat menghargai orang lain. Karena kedisiplinannya cara makan orang Jepang bisa di bilang sedikit berbeda dari negara lain. Pada segmen kali ini saya akan membahas mengenai 10 keunikan tata cara makan di Jepang.
Timbulnya Etika atau Tata Cara Makan di Jepang
Pada zaman Nara Jepang mendapat banyak pengaruh budaya China, salah satunya dalam bidang mengolah makanan. Teknik memasak dari China pun banyak digunakan oleh masyarakat Jepang dalam mengolah makanan. Pada zaman Heian tata cara makan mulai berkembang dikalangan bangsawan. Seiring berjalannya waktu etika ketika makan semakin berkembang ke kalangan samurai dan masyarakat perkotaan. Masakan Eropa mulai dikenal oleh masyarakat Jepang di awal zaman Meiji. Ketika pengaruh Eropa mulai masuk ke Jepang aturan makan menjadi sedikit longgar dengan kata lain masyarakat Jepang lebih menikmati suasana makan yang santai daripada suasana yang formal karena sedikit kaku.
Sampai saat ini masyarakat Jepang mengikuti dua aturan tata cara makan yaitu formal dan informal. Etika makan formal dilakukan saat makan dengan atasan atau orang yang berkedudukan lebih tinggi. Sedangkan etika makan informal dilakukan saat makan dengan teman atau keluarga. Meskipun masyarakat Jepang mengikuti dua aturan dalam makan, tetap saja tidak keluar dari aturan-aturan makan yang umumnya berlaku di Jepang, hanya situasinya saja yang berbeda.
10 Keunikan Tata Cara Makan Di Jepang
Tata cara makan di Jepang tidak lepas dari sikap dan tata cara penggunaan peralatan makan. Seperti yang sudah diketahui, masyarakat Jepang secara umum makan menggunakan sumpit. Berbeda halnya jika makan di restaurant Eropa maka menggunakan pisau dan garpu. Selain sumpit, yang membuat Jepang berbeda yaitu keberadaan handuk basah disetiap tempat makan. Berikut adalah sepuluh keunikan tata cara makan di Jepang.
1. Posisi Duduk dalam tata cara makan di Jepang
Pada saat makan tidak hanya memperhatikan penggunaan alat-alat makan dan bagaimana cara menyantap makanan tersebut. Tetapi posisi duduk juga harus diperhatikan. Dalam acara makan yang formal, masyarakat Jepang duduk di atas tatami. Posisi duduk yang digunakan ketika menghadiri acara makan resmi yaitu bersimpuh. Tetapi, jika ada arahan untuk mengambil posisi duduk yang nyaman, laki-laki bisa bersila dan yang perempuan bisa menekuk kaki ke salah satu sisi. Sangat tidak dibenarkan jika duduk dengan merentangkan kaki ke depan.
2. Penggunaan Handuk Basah
Masyarakat Jepang sangat menjaga kebersihan, salah satu pendukung menjaga kebersihan yaitu penggunaan oshiburi atau handuk basah hangat maupun dingin. Di semua tempat yang menawarkan fasilitas jasa biasanya menyediakan handuk basah, seperti di spa, hotel dan yang utama di tempat makan. Pada umumnya cara penggunaan handuk basah sama, tetapi perlu diperhatikan, di tempat – tempat makan handuk basah hanya digunakan untuk membersihkan tangan. Meskipun ada beberapa orang yang menggunakannya untuk mengelap wajah, tetapi itu terlihat kurang sopan. Hal ini telihat sepele tetapi sangat mempengaruhi penilaian seseorang terhadap kita. Jadi buat yang baru pertama berkunjung ke Jepang perlu memperhatikan cara menggunakan handuk basah.
3. Mengucapkan Terima Kasih Sebelum Dan Sesudah Makan
Mengikuti aturan makan yang berlaku di suatu negara merupakan hal yang wajib. Salah satu hal unik tata cara makan di Jepang yaitu mengucapkan “itadakimasu” sebelum menyantap makanan dan mengucapkan “gochisosama deshita” setelah selesai makan. Kedua ungkapan tersebut merupakan cara orang Jepang berterimakasih atas hidangan tersebut. Ucapan “itadakimasu” dan “gochisosama deshita” lebih ditujukan untuk diri sendiri.
Ungkapan “itadakimasu” diartikan sebagai “selamat makan” atau “selamat menikmati hidangan”, tetapi untuk beberapa orang yang belum mengenal budaya Jepang sering salah mengartikan sehingga ada beberapa orang yang mengucapkan itadakimasu untuk orang lain padahal orang yang mengucapkan itadakimasu itu tidak sedang makan bersama. Sebagai contoh seorang waiter mengucapkan itadakimasu kepada tamu, itu sangat keliru. Sedangkan ungkapan “gochisosama deshita” lebih menekankan kepada ungkapan “terimakasih atas hidangan ini”.
4. Memegang Mangkuk
Jika ingin mengikuti aturan makan pada situasi resmi, memegang mangkuk pun tidak sembarangan. Mina san akan terlihat lebih elegan jika menyantap makanan dengan memegang mangkuk nasi dengan satu tangan dan memegang sumpit dengan tangan yang lainnya. Selain itu diharapkan untuk tidak menumpukan siku di atas meja. Ini hanya berlaku untuk mangkuk nasi ya, bukan untuk piring besar.
5. Cara Menggunakan Sumpit
Nah ini yang paling utama yaitu cara menggunakan sumpit. Ada beberapa aturan menggunakan sumpit pada saat makan. Yang pertama pisahkan sumpit dengan gerakan horizontal tidak dengan menggosokkan kedua sisi sumpit supaya terpisah. Berikutnya tidak dianjurkan meletakkan sumpit dengan cara menusukkan sumpit ke makanan (nasi), karena menurut kepercayaan orang Jepang menusukkan sumpit di atas makanan merupakan cara menyajikan makanan untuk orang yang sudah meninggal jadi menusukkan sumpit ke makanan dianggap tidak sopan ketika makan bersama. Letakkanlah sumpit pada tempat yang disediakan, atau di sebelah mangkuk.
Berikutnya jangan mengambil makanan dengan cara menusuknya dengan sumpit, tetapi ambil makanan dengan cara menjepit dan posisikan kedua sumpit dengan sejajar. Selain itu, jika ingin berbagi makanan, sangat tidak disarankan untuk memindahkan makanan dari sumpit mina san ke sumpit orang lain. Memindahkan makanan dari satu sumpit ke sumpit yang lain akan mengingatkan pada saat upacara pemakaman di Jepang. Upacara pemakaman yang dimaksud adalah setelah selesai dikremasi tulang belulang yang tersisa akan diambil oleh keluarga dengan cara memindahkannya dari sumpit satu ke sumpit yang lain. Sehingga saat makan sangat tidak dianjurkan memindahkan makanan dari satu sumpit ke sumpit yang lain. Sebaiknya ambil piring orang yang ingin diajak berbagai makanan dan gunakan sumpit yang baru.
6. Mengapresiasi Masakan
Cara mengapresiasi suatu makanan di Jepang sangatlah unik dan ini sangat berbanding terbalik dengan di Indonesia. Jika di Indonesia cara makan yang sopan yaitu tidak mengeluarkan bunyi pada saat menyeruput kuah. Berbeda dengan di Jepang jika mina san menyeruput makanan dengan mengeluarkan suara maka dianggap sangat menikmati hidangan yang dibuat oleh koki. Jadi jika makan bersama orang Jepang jangan ragu untuk menyeruput makanan dan mengeluarkan suara karena hal itu membuat orang yang menyediakan hidangan merasa dihargai.
7. Tidak Menyisakan Makanan
Untuk yang satu ini saya rasa berlaku di semua negara, hanya saja ada negara yang lebih santai menanggapinya. Di jepang usahakan untuk tidak menyisakan makanan, jadi sebelum makan harus dipertimbangkan sanggup atau tidak menghabiskan makanan yang akan dipesan. Jika merasa tidak sanggup makan banyak mina san bisa memesan makanan dalam porsi kecil supaya bisa menghabiskan semuanya.
8. Mengambil Saus
Karena begitu telitinya orang Jepang, mengambil saus pun menjadi perhatian khusus. Pada saat menyantap makanan yang ada pelengkap sausnya seperti sushi, usahakan tidak menambah saus yang sudah disediakan oleh koki. Karena koki sudah menakar saus sesuai kebutuhan, jika mina san minta tambahan saus terkesan kurang menghargai usaha si tukang masak.
9. Menata Peralatan Makan
Selesai makan pun tidak cukup dengan mengucapkan “gochisosama deshita” seperti yang sudah saya jelaskan di atas. Sangat penting untuk menata kembali peralatan makan seperti semula. Letakkanlah sumpit, piring, gelas seperti semula. Ini membuktikan kedisiplinan dan sikap menghargai yang dimiliki oleh orang Jepang sangat luar biasa.
10. Mengajak Berarti Mentraktir
Hal unik yang terakhir yaitu adanya aturan siapa yang mengajak dia yang mentraktir. Jadi budaya di Jepang jika seseorang mengajak orang lain makan maka orang yang mengajak sudah siap untuk membayar tagihan. Jadi jika mina san diundang makan oleh orang Jepang jangan ragu-ragu untuk menerima undangannya. Tetapi mina san jangan hanya menunggu undangan ya, sesekali mina san juga harus mengundang supaya setimpal.
Setelah membaca pembahasan di atas, tata cara makan orang Jepang sangat unik bukan? dapat disimpulkan semua aturan-aturan tersebut mencerminkan budaya kedisiplinan dan menghargai orang lain yang tidak bisa lepas dari keseharian masyarakat Jepang. Semoga tulisan saya bermanfaat mengenai etika makan orang Jepang.