Blog
Mengenal Sadou | Tradisi minum teh di Jepang
- July 17, 2021
- Posted by: appkey
- Category: Budaya Jepang
Mina san, konnichiwa, ogenki desuka. Semoga mina san selalu dalam lindungan-NYA dan sehat selalu. Berjumpa lagi dengan saya disini untuk membahas mengenai budaya Jepang. Berbicara mengenai budaya tidak akan ada habisnya, karena cakupan budaya sangatlah luas seperti pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat dan kebiasaan lainnya yang ada di dalam sebuah kelompok masyarakat. Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas mengenai budaya minum teh di Jepang. Tradisi minum teh di Jepang dikenal hampir di seluruh dunia. Tradisi minum ini begitu unik dan mengandung filosofi yang sangat menarik. Berikut saya akan memaparkan berbagai hal mengenai tradisi minum teh di Jepang.
Sejarah tradisi minum teh di Jepang
Di Jepang upacara minum teh merupakan ritual tradisional yang dilakukan saat menyajikan teh untuk tamu. Yang kini kita kenal dengan sebutan sadou, sedangkan pada zaman dulu upacara minum teh disebut dengan cha no yu. Tradisi minum teh di Jepang berasal dari China. Pertama kali dikenal pada zaman Heian, berawal dari kaisar Saga yang disuguhi teh oleh pendeta yang bernama Eichu pada saat berkunjung ke provinsi Omi pada tahun 815.
Kaisar Saga sangat terkesan dengan penyajian teh yang dilakukan oleh pendeta Eichu. Ketika itu, teh yang disuguhkan berupa teh hasil fermentasi setengah matang. Berbeda dengan sekarang yang lebih mirip dengan teh oolong, sejenis teh Tionghoa yang memiliki warna antara hijau dan hitam. Cara pembuatannya pun sangat sederhana, yaitu dengan cara merebus teh dengan air panas dan hanya dinikmati di beberapa kuil agama Budha.
Pada zaman kamakura tradisi minum teh di Jepang mulai populer seiring dengan ajaran zen yang disebarkan di Jepang oleh pendeta Eisai dan Dogen sambil memperkenalkan matcha atau teh hijau bubuk yang dikenal saat ini. Ajaran zen dan teh semakin populer di Jepang dan penanaman teh mulai dilakukan diberbagai wilayah di Jepang. Pada zaman itu perangkat minum teh dari dinasti Tang sangatlah mahal, sehingga upacara minum teh hanya bisa dilakukan oleh kalangan Daimyo. Daimyo yaitu orang yang memiliki pengaruh besar di suatu wilayah. Upacara minum teh dikalangan Daimyo disebut dengan Daimyocha.
Filosofi minum teh
Pada awal zaman Edo, upacara minum teh atau sadou kebanyakan dilakukan oleh kalangan Daimyo dan masyarakat kalangan atas. Selain itu penduduk kota yang mapan secara ekonomi pun ikut melakukan upacara minum teh. Karena ini adalah tradisi yang tergolong mewah, tidak heran hanya masyarakat menengah ke atas yang mampu melakukannya.
Pada saat itu banyak aliran yang mau mengajari upacara minum teh kepada kalangan yang tertarik ingin mempelajarinya. Karena menjadi trend, Berbagai aliran upacara minum teh kemudian beramai-ramai menarik mengajak masyarakat agar mempelajari kesenian ini di tempatnya. Jaman semakin berkembang, kini tradisi minum teh di Jepang semakin memasyarakat dan menjadi tidak begitu formal.
Untuk mempertahankan filosofi upacara minum teh, maka kaum samurai menyempurnakan upacara minum teh, meskipun tidak begitu diminati oleh masyarakat karena di nilai kaku. Di era Muromachi (1336-1573) keindahan dari upacara minum teh mulai muncul sehingga tradisi minum teh di Jepang dilakukan oleh semua kalangan di Jepang. Upacara minum teh secara elegant, modern dan sarat dengan makna dipelopori oleh Sen no Rikyu (1522-1591), sehingga diberi julukan bapak cara minum teh modern. Selain itu, Sen no Rikyu terkenal dengan falsafahnya yaitu setiap pertemuan harus dihargai karena tidak pernah bisa diulang kembali. Sampai saat ini banyak terdapat sekolah upacara minum teh di Jepang.
Tata upacara minum teh di Jepang
Setelah mengetahui perkembangan tradisi minum teh di Jepang, sekarang saya akan membahas mengenai tata cara pelaksanaan upacara minum teh di Jepang. Upacara minum teh biasanya dilaksanakan saat musim dingin dan menghabiskan waktu kurang lebih empat jam. Upacara minum teh secara tradisional diadakan di ruangan khusus yang disebut dengan chashitsu, dimana lantainya beralaskan tatami dan perapian.
Pertama para undangan harus mengikuti ritual membersihkan diri dengan berjalan di tanah basah yang disebut dengan roji. Berjalan di tanah basah merupakan simbol pembersihan diri dari debu atau kotoran sebelum mengikuti upacara minum teh. Setelah berjalan di tanah basah, para tamu mencuci tangan dan mulut dari air yang sudah disediakan di dalam baskom batu yang disebut dengan tsukubai sebagai simbol pemurnian terakhir.
Kemudian tuan rumah menyambut para undangan dengan menunduk tanpa suara. Uniknya setelah menyambut para undangan, tuan rumah membersihkan peralatan yang akan digunakan pada saat upacara minum teh di depan para undangan dengan gerakan yang halus dan detail.
Setelah semua peralatan siap, tuan rumah mulai membuat teh pekat. Tiga sendok teh bubuk matcha merupakan takaran setiap mangkuk teh untuk para undangan, pertama 3 sendok teh bubuk matcha dicampurkan dengan air panas sedikit sehingga membentuk pasta tipis, selanjutnya ditambahkan lebih banyak air yang diperlukan sehingga campurannya terlihat seperti sup.
Ketika teh siap untuk disajikan, tuan rumah menyajikan satu persatu kepada undangan dengan saling memberi hormat. Sebelum minum teh tamu harus mengangkat dan memutar gelas terlebih dahulu untuk menghormati tuan rumah atau master yang menyajikan teh.
Setelah semua tamu minum teh, peralatan yang digunakan dibersihkan dan jika ada para undangan yang ingin melihat peralatan upacara minum teh, bisa meminta izin kepada tuan rumah untuk melihatnya. Karena peralatan upacara minum teh ini sangat unik dan dihormati maka harus hati-hati dalam melihatnya. Para undangan kemudian diperbolehkan pulang dan memberikan penghormatan dengan cara membungkuk kepada tuan rumah.
Peralatan dalam tradisi minum teh di Jepang
Peralatan yang digunakan pada saat upacara minum teh di Jepang sangatlah unik dan di hormati. Peralatan yang digunakan disebut dengan chadogu. Berikut adalah peralatan yang harus ada pada saat pelaksanaan upacara minum teh.
- Chakin, merupakan kain berwarna putih berbentuk persegi panjang digunakan untuk membersihkan mangkuk teh.
- Chaki atau Natsume, merupakan tempat yang digunakan untuk menyimpan bubuk teh. Sebenarnya wadah ini disebut dengan chaki, tetapi berhubung ada beberapa bentuk yang menyerupai buah plum maka di sebut juga dengan Natsume.
- Chasaku, merupakan sendok panjang yang terbuat dari bambu, digunakan untuk mengambil bubuk teh dari dalam chaki.
- Okama, merupakan gentong untuk tempat air.
- Hishaku, merupakan sendok panjang yang berfungsi untuk mengambil air panas atau dingin pada saat upacara.
- Chasen, merupakan alat yang digunakan untuk mencampur teh, alat ini terbuat dari satu batang bambu kecil dan tipis sehingga mudah rusak.
- Chawan, merupakan mangkuk kecil yang digunakan untuk minum teh. Chawan di desain dengan dasaran yang rendah supaya mudah digunakan pada saat musim panas agar teh cepat dingin, sedangkan pada musim dingin digunakan chawan yang memiliki desain dasaran yang tinggi.
Makna tradisi minum teh di Jepang
Tradisi minum teh di Jepang sangatlah sakral dan penuh makna. Makna yang pertama yaitu menggambarkan kebersamaan, keakraban, rasa kekeluargaan antara tuan rumah dan tamu undangan. Yang kedua sebagai wujud rasa hormat dan penyampaian terimakasih kepada yang lebih tua. Ketiga sebagai gambaran seni dan falsafah hidup. Semakin ahli seseorang dalam menyajikan teh maka semakin tinggi pula jiwa seni dan pandangan serta falsafah hidup yang dimiliki. Keempat melatih kedisiplinan diri.
Proses dalam upacara minum teh sangat mementingkan keteraturan. Mulai dari persiapan, penyajian, dan membersihkan alat yang digunakannya. Sehingga orang yang melakukannya diharuskan memiliki kedisiplinan yang sangat tinggi sehingga upacara ini dikatakan sebagai ajang untuk melatih kedisiplinan diri. Makna terakhir dalam tradisi minum teh di Jepang yaitu kesederhanaan. Pada saat mengikuti upacara minum teh, tidak mengenal status sosial, semua tamu memiliki kedudukan yang sama sehingga bisa menghormati antar sesama dan menikmati suasana minum teh yang penuh dengan kesederhanaan.
Hal penting yang dapat kita pelajari dari tradisi ini adalah kedisiplinan dan saling menghormati. Sehingga tidak heran jika orang Jepang memiliki kedisiplinan yang sangat tinggi dan menghormati orang lain. Apakah mina san berminat untuk berpartisipasi dalam upacara minum teh di Jepang? semoga tulisan saya bermanfaat dan mohon maaf jika ada kesalahan penulisan, sampai jumpa di segmen berikutnya.