Blog
Tsukimi, Tradisi Jepang Melihat Bulan Musim Gugur
- September 29, 2021
- Posted by: Appkey 001
- Category: Budaya Jepang
Seperti yang kita ketahui Jepang memiliki empat musim. Yang menarik di sini, orang Jepang memiliki budaya unik yang mereka lakukan untuk merayakan perubahan 4 musim tersebut. Pada musim gugur misalnya, selain ditandai oleh udara yang sejuk dan dedaunan yang menguning, ada sebuah festival yang terbilang romantis bernama “Tsukimi”. Festival ini sebenarnya sudah ada di Jepang sejak ribuan tahun lalu. Namun Jepang adalah Negara yang sangat menghargai sejarah dan budayanya, mereka berhasil melestarikan budaya ini hingga kini.
Apa itu tsukimi?
Tsukimi juga dikenal dengan sebutan Otsukimi. Dilihat dari kanjinya tsukimi (月見), disusun oleh 2 buah huruf kanji yaitu 月 (dibaca tsuki) berarti bulan, dan見 (dibaca mi) berarti melihat jadi berdasarkan huruf kanjinya tsukimi berarti melihat bulan, lebih tepatnya menikmati indahnya bulan purnama.
Festival ini dilakukan pada musim gugur tepatnya di saat purnama di bulan September. Selain untuk menikmati keindahan bulan purnama festival ini juga bertujuan untuk memberikan persembahan kepada para dewa. Tsukimi juga biasanya dilengkapi dengan menikmati hidangan khas bernama tsukimi ryouri. Hidangan ini terdiri dari berbagai jenis masakan khas perayaan tsukimi yang terbuat dari hasil panen pada musim gugur.
Sejarah tsukimi
Tradisi dan budaya Jepang banyak dipengaruhi oleh budaya dan tradisi dari China. Begitu juga dengan tsukimi, pada zaman Nara (710-794) orang China memperkenalkan tradisi tsukimi di Jepang. Selanjutnya pada zaman Heian (794-1185) kaum bangsawan di Jepang mulai melakukan festival tsukimi yaitu menikmati indahnya bulan purnama pada musim gugur sambil membaca puisi. Tidak hanya membaca puisi, kaum bangsawan juga menikmati indahnya bulan purnama sambil menikmati makanan khas musim gugur yang ditemani oleh sake. Kaum bangsawan menikmati indahnya bulan dari atas perahu karena dapat melihat pantulan bulan di air.
Pada zaman Edo (1603-1868) festival tsukimi mulai menyebar di semua kalangan masyarakat Jepang. Masyarakat biasa yang tidak bisa menikmati pemandangan bulan purnama dari atas perahu hanya bisa menikmati dari depan rumah masing-masing. Sejak saat itu festival tsukimi digabung dengan perayaan musim gugur di Jepang. Festival tsukimi sebenarnya bukan hanya bertujuan menikmati indahnya bulan purnama sambil membaca puisi, melainkan juga memberi persembahan kepada dewa. Hasil panen dipersembahkan kepada para dewa sebagai bentuk terimakasih atas panen yang melimpah sambil mendoakan panen yang berikutnya pun bisa mendapat panen yang melimpah.
Legenda Tsukimi
Tradisi tsukimi yang dirayakan secara turun temurun sampai sekarang tidak lepas dari sebuah legenda yang dipercayai oleh masyarakat Jepang. Legenda tersebut bercerita tentang dua ekor kelinci yang sedang membuat kue mochi di bulan. Sehingga pada waktu memandang bulan purnama orang-orang percaya jika mereka juga sedang melihat dua ekor kelinci yang sedang membuat kue mochi.
Cerita mengenai kelinci berawal dari bertemunya seorang kakek tua dengan seekor kera, rubah dan kelinci. Pada saat bertemu dengan ketiga binatang tersebut, kakek tua ini mengatakan bahwa dia sangat lapar. Karena kasihan kera, rubah dan kelinci ini mencari makanan untuk kakek tua. Sang kera berhasil mendapatkan buah dan kacang-kacangan, sedangkan rubah berhasil mendapatkan ikan di sungai. Malangnya si kelinci meskipun sudah berusaha tetapi tetap tidak mendapatkan apa-apa. Saat kelinci sedang memikirkan sesuatu yang akan dia beri untuk kakek tua, akhirnya kelinci memutuskan untuk mengorbankan dirinya sebagai makanan untuk kakek tua. Kelinci itu melompat ke api dan hangus terbakar.
Melihat pengorbanan kelinci kakek tua itu sangat tersentuh. Ternyata kakek tua adalah penjelmaan dari dewa bulan. Dewa bulan menghidupkan kelinci dan mengajaknya tinggal di bulan. Berdasarkan legenda tersebut sampai sekarang masyarakat Jepang percaya jika pada waktu perayaan tsukimi ada dua ekor kelinci yang sedang membuat mochi di bulan.
Makanan yang disajikan pada festival tsukimi
Di setiap perayaan pasti ada hidangan istimewa, begitu juga saat perayaan tsukimi ada beberapa hidangan istimewa yang menemani. Pada saat perayaan tsukimi, masyarakat Jepang menyiapkan altar yang di hiasi dengan rumput Jepang yang nantinya digunakan sebagai tempat menyajikan berbagai hidangan. Berikut adalah hidangan-hidangan khas pada saat perayaan tsukimi.
Tsukimi Dango
Tsukimi dango merupakan kue yang berbentuk bulat seperti bulan purnama. Lima belas buah kue yang terbuat dari beras ini, disusun berbentuk piramida. Tsukimi dango melambangkan kesehatan dan kebahagiaan. Tsukimi dango dibuat tidak hanya sebagai kudapan melainkan juga sebagai persembahan kepada para dewa sebagai wujud syukur atas hasil panen yang mereka nikmati.
Satoimo
Satoimo merupakan jenis umbi-umbian, di Indonesia disebut dengan talas. Selain mempersembahkan tsukimi dango, juga ada olahan satoimo yang direbus.
Kastanye atau buah kuri
Kastanye atau buah kuri merupakan buah musiman di Jepang. Pada saat tsukimi, menyaksikan keindahan bulan purnama ditemani dengan kastanye bakar atau manisan yang terbuat dari kastanye menyempurnakan perayaan tsukimi.
Tsukimi Udon
Selain hidangan yang sudah dijelaskan di atas, ada satu hidangan yaitu tsukimi udon. Udon khas perayaan tsukimi dibuat dengan menaburkan nori dan telur mentah di atasnya. Telur mentah melambangkan bulan purnama sehingga udon yang terdapat telur mentah di atasnya disebut dengan tsukimi udon.
Temakizushi
Sushi jenis temakizushi juga turut meramaikan perayaan tsukimi. Temakizushi merupakan sushi yang di buat tanpa menggunakan cetakan. Nori dibentuk kerucut lalu diisi nasi beserta isian yang diinginkan dan ditambahkan telur puyuh mentah di atasnya. Telur puyuh mentah merupakan sushi khas pada perayaan tsukimi karena bentuknya mirip dengan bulan purnama.
Tsukimi burger
Yang terakhir adalah tsukimi burger. Tsukimi burger merupakan burger biasa hanya saja di tambahkan telur mata sapi di atasnya. Telur mata sapi melambangkan bulan purnama sehingga disebut dengan tsukimi burger. Pada saat perayaan tsukimi banyak tempat makan siap saji yang menyediakan tsukimi burger.
Tempat favorit merayakan tsukimi
Ada beberapa tempat favorit untuk merayakan tsukimi di Jepang. Di mana saja tempat itu? silakan simak penjelasan berikut.
Tokyo Tower
Tokyo tower merupakan menara yang terletak di ibu kota Jepang yaitu Tokyo. Ketika perayaan tsukimi, lampu menara akan dinyalakan dan di dekorasi dengan hiasan yang identik dengan perayaan tsukimi. Kombinasi cahaya lampu dan cahaya bulan yang menyinari Tokyo tower menambah keindahan perayaan tsukimi.
Tokyo Skytree
Tempat favorit lainnya untuk menikmati indahnya bulan purnama yaitu di Tokyo Skytree. Tokyo skytree merupakan menara siaran yang terletak di sumida, Tokyo. Pada saat perayaan tsukimi, diadakan berbagai macam acara, salah satunya pertunjukan musik.
Kastil Himeji
Kastil Himeji merupakan kastil yang terletak di wilayah Hyogo. Pada saat perayaan tsukimi kastil ini sangat ramai dikunjungi karena dapat menyaksikan berbagai macam pertunjukan musik. Ada banyak stand makanan yang menawarkan berbagai hidangan khas tsukimi. Disediakan juga tempat khusus makan dan minum di tempat terbuka sambil melihat indahnya bulan purnama dengan sempurna.
Kuil Ise
Kuil Ise yang terletak di wilayah Mie juga menjadi tempat favorit saat perayaan tsukimi. Di kuil diadakan pertunjukan pembacaan puisi dan berbagai pertunjukan musik tradisional.
Sankeien Garden
Terakhir ada Sankeien garden. Sankeien garden terletak di wilayah Yokohama, di akhir bulan september sampai awal bulan oktober diadakan berbagai pertunjukan tradisional yang berbeda setiap harinya. Sehingga para pengunjung dapat menikmati pertunjukan tradisional yang berbeda setiap harinya.
Setelah membaca mengenai festival tsukimi bagaimana pendapat mina san? Semoga tulisan saya dapat menambah wawasan mina san mengenai festival tsukimi yang dirayakan pada musim gugur di Jepang.