News & Events
Urashima Taro Cerita Rakyat Jepang yang Melegenda
- October 17, 2022
- Posted by: Appkey 001
- Category: Budaya Jepang
Urashima Taro merupakan sebuah peran protagonis pada cerita rakyat Jepang atau disebut dengan otogi banashi, pada versi cerita modern dikisahkan sebagai seorang nelayan yang mendapatkan keberuntungan setelah menyelamatkan seekor kura-kura di pesisir pantai. Kemudian dirinya dibawa ke istana Naga (Ryuuguu-jo) di dasar laut.
Urashima Taro
Di istana tersebut, Urashima mendapatkan sambutan yang meriah dari sang putri Otohime sebagai hadiah. Dia mendapatkan apa yang diinginkan selama beberapa hari, namun ketika kembali ke desa asalnya. Dirinya menemukan telah pergi setidaknya selama 100 tahun, di saat yang bersamaan dia membuka kotak permata terlarang (tamatebako) hadiah dari sang putri.
Tanpa disangka dirinya langsung berubah menjadi lelaki tua, kisah ini berasal dari sebuah legenda Urashimaki (Urashima no ko) yang tercatat dalam berbagai tulisan kuno Jepang dari abad ke 8. Seperti Fudoki yang ada di Prefektur Tango, Nihon Shoki, dan Manyoushi. Selama periode Muromachi hingga periode Ero, versi Urashima muncul dalam bentuk buku cerita (otogizoushi).
Kemudian dibuat menjadi sebuah gulungan bergambar dan buku bergambar yang dicat secara halus, serta dibuat banyak salinan secara meluas. Teks-teks yang ada di dalamnya sangat bervariasi dan dalam beberapa cerita berakhir dengan Urashima (karakter utama) berubah menjadi seekor bangau, untuk versi modern dibuat lebih nyata seperti dirinya mengendarai perahu ke dunia sang putri.
Sejarah Urashima Taro
Nama lengkap Urashima Taro tidak melekat pada karakter utama cerita ini sampai abad ke 15 atau hingga periode Muromachi, pertama kali muncul dalam sebuah aliran fiksi populer bergambar yang dikenal dengan otogizoushi dan berhasil diadaptasi ke dalam sebuah drama dengan nama kyougen dengan cerita serupa.
Cerita itu sendiri dapat ditemukan di sumber-sumber yang jauh lebih lama lagi, yaitu berasal dari abad ke 8 pada periode Nara. Di mana peran protagonisnya diberi nama urashima no ko. Dibuktikan dalam beberapa sumber sebelumnya seperti fudoki, hal ini hanya ada di beberapa daerah dan Prefektur saja seperti tango no kuni fudoki.
Untuk kisah dari manyoushuu menyebutkan bahwa tidak hana wanita dari tanah abadi (sang putri), namun sang ayah sebagai Dewa Laut (watatsumi) pun diceritakan. Meskipun dewa laut ini tidak dapat secara otomatis disamakan dengan dewa naga atau raja naga, karena pengaruh mitologi Cina tentang sembilan keturunan naga pada periode Tang memiliki cerita yang serupa.
Dunia lain yang dikunjungi oleh Urashima bukanlah ‘istana naga’, hal ini setidaknya sampai versi otogizoushi muncul. Pahlawan tersebut kemudian menjadi Otohime, sang putri bungsu dari raja naga. Bisa dibilang bahwa cerita rakyat ini memang dikisahkan memiliki banyak versi.
Cerita Rakyat Urashima Taro
Kisah Urashima Taro yang akrab bagi sebagian besar orang Jepang mengikuti alur dari penulis dongeng anak-anak Iwaya Sazanami pada periode Meiji, versi ringkas dari pencerita ulang Sazanami kemudian muncul di Kokutei Kyoukasho atau buku teks nasional Jepang untuk sekolah dasar. Buku ini dibaca secara luas oleh anak-anak di masyarakat Jepang.
Suatu hari seorang nelayan muda bernama Urashima Taro sedang memancing ketika dia melihat sekelompok anak-anak menyiksa kura-kura kecil, Urashima berhasil menyelamatkannya dan membiarkannya kembali ke laut. Di esok hari, kura-kura besar mendekatinya dan mengatakan kepadanya bahwa kura-kura yang dia selamatkan adalah jelmaan putri kaisar laut, Ryuujin.
Dirinya ingin bertemu dengan Urahsima untuk mengucapkan rasa terima kasih, kura-kura besar itu secara ajaib memberikan Urashima sebuah insang dan membawanya ke dasar laut. Yaitu istana Dewa Naga Ryuuguu-jou, di sana dia bertemu dengan kaisar dan kura-kura kecil yang sekarang menjadi seorang putri cantik jelita otohime.
Istana ini memiliki pemandangan ke empat musim yang berbeda di setiap bagian sisinya, Urashima tinggal di sana bersama Otohime selama tiga hari. Namun dirinya merasa harus segera pulang ke desanya dan melihat ibunya yang sudah lanjut usia, maka dari itu segera dirinya meminta izin dan pamit untuk pulang ke daratan.
Sang putri mengatakan dia menyesal harus melepas Urashima pergi, tetapi dia berharap bahwa sang lelaki bisa menjaga diri dan baik-baik saja. Sebelum melepas pergi sang putri menghadiahkan sekotak misterius yang disebut dengan tamatebako untuk melindunginya dari bahaya. Namun dia mengatakan untuk tidak pernah membukanya.
Ketika dia pulang, semuanya telah berubah. Rumahnya hilang, ibunya sudah meninggal, dan orang-orang yang dikenal pun sudah tidak terlihat lagi. Dia bertanya apakah ada yang mengenal seorang pria bernama Urashima Taro. Mereka menjawab bahwa telah mendengar seseorang dengan nama itu telah lama menghilang di laut.
Secara ajaib, dirinya menemukan bahwa sudah 300 tahun berlalu sejak hari dia pergi ke dasar laut. Karena terpukul oleh kesedihan, tanpa sadar dirinya membuka kotak yang diberikan oleh sang tuan putri. Kemudian seketika muncul asap putih. Tiba-tiba tumbuh janggut putih panjang dan putih, punggungnya pun membengkok. Dari laut terdengar suara sedih dan manis dari sang putri “sudah kubilang jangan buka kotak itu, di dalamnya ada masa tuamu…”.
Adaptasi Kisah
Adaptasi animasi Urashima ini ditayangkan perdana pada tahun 1918, salah satu dari beberapa anime tertua yang dibuat oleh Jepang. Pada tahun yang sama ketika penulis Oz Ruth Plumpy Thompson mengadaptasinya sebagai “Urashima and The Princess of The Sea” untuk pameran buku besar di Philadelphia, Amerika Serikat.
Cerita ini dipengaruhi berbagai karya fiksi dan sejumlah film, pada tahun 1945 penulis Jepang Osamu Dazai menerbitkan otogizoushi yang mencakup versi cerita lebih luas. Kisah Urashima, seperti tiga lainnya termasuk ke dalam dongeng. Dan sebagian besar lainnya dibuat sebagai cerita pendek, pada tahun 1994 terdapat judul Fisherman of The Sea dengan reka ulang dari cerita sebenarnya.
Cerita berjudul “Anak nelayan Urashima” pada tahun 1886 diceritakan kembali oleh Basil Hall Chamberlain, dan dicetak oleh Hasegawa Takejirou sebagai penerbit cerita pada masanya. Meskipun ilustrasi tidak dicantumkan dalam publikasi, ilustrasi tersebut dikaitkan dengan Kobayashi Eitaku sebagai orang yang dikenal membuatnya.
Tidak ada teks dasar tunggal dalam bahasa Jepang yang dapat diidentifikasi, meskipun telah diduga bahwa Chamberlain diadaptasi dari versi populer dan tidak menyimpang jauh dari itu kecuali menambahkan bagian penjelasan atau instruktif untuk pembaca muda. Chamberlain lebih memiliki untuk memasukkan detail teks-teks kuno, sementara menghindari hiasan dari dongeng rakyat.
Untuk versi dongeng dari Chamberlain, Urashima (bukan Taro) menangkap kura-kura saat memancing di perahunya dan melepaskannya. Kura-kura muncul kembali dalam wujud aslinya sebagai putri dewa laut, dan mengundangnya ke istana naga. Di sana pasangan tersebut menikah dan hidup selama tiga tahun, namun Urashima rindu melihat orang tua dan saudaranya.
Putri naga dengan enggan mengizinkannya pergi, dengan memberikannya sebuah kotak yang diperintahkan untuk tidak pernah dibuka. Karena itu akan menyebabkan dia tidak akan pernah bisa kembali ke istana, ketika dia kembali ke desanya. Ternyata dirinya sudah pergi selama 400 tahun, Urashima sekarang ingin kembali ke istana naga tapi tidak tahu caranya dan akhirnya membuka kotak itu.
Dia berubah menjadi pria tua keriput berambut putih dan meninggal, akhir dengan kematian sesuai dengan tradisi lama dan bukan buku cerita dongeng. Lafcadio Hearn yang tinggal di Jepang dan menerjemahkan atau mengadaptasi banyak cerita hantu dari negara tersebut menulis ulang kisah Urashima dengan judul The Dream of a Summer Day pada abad ke 19.
Keberadaan cerita mengenai Urashima Taro hingga hari ini masih ramai dikisahkan, terlebih dalam buku pelajaran anak-anak sekolah dasar. Sebagai salah satu cerita rakyat yang terkenal di Jepang, peran protagonis ini memberikan banyak kesan positif untuk dipelajari banyak orang. Selain tentang kebudayaan Jepang, www.jepang-indonesia.co.id pun selalu membahas tentang mitologi Jepang.