Blog
Yuki Onna : Legenda Urban Jepang tentang Wanita Salju
- May 30, 2022
- Posted by: Appkey 001
- Category: Sejarah jepang
Pernahkah teman-teman mendengar kisah terkenal di Jepang mengenai Yuki Onna? Kisah yang begitu melegenda sebagai mitos Jepang ini begitu akrab bagi orang-orang negeri Sakura. Lalu apa saja fakta-fakta menarik dari kisah Yuki Onna? Dan bagaimana kisah awal munculnya Yuki Onna, sehingga bisa menjadi kisah mitologi Jepang? Mari kita simak dengan menyeluruh pada pembahasan di bawah ini.
Penampilan Yuki Onna
Nama lain dari kisah ini adalah wanita salju asal Jepang, penampilan secara umum dari Yuki Onna yaitu memiliki kulit seputih salju, menggunakan kimono putih dan memiliki rambut indah terurai panjang. Kimono yang digunakan biasanya memiliki bahan tipis dan berbeda dari kebanyakan, terkesan tembus pandang sehingga digambarkan bahwa kulit putihnya begitu jelas terlihat dalam kegelapan malam.
Diceritakan dalam kisah mitologi Jepang, bahwa Yuki Onna merupakan wanita yang memiliki kecantikan luar biasa dan berusia muda. Rambut hitam yang panjang tersebut menutupi kulit putihnya sampai ke bagian bawah kimono. Penampilan pertama Yuki Onna beredar dalam kisah mitologi Jepang dengan tajuk Sogi’s tales of many lands.
Gambaran dari Yuki Onna sedikit berbeda dalam cerita ini, yaitu memiliki rambut putih panjang seperti tulang. Hal ini dianggap sebagai variasi dari tampilan Yuki Onna saja dan tidak berarti menjadi perdebatan panjang, karena pada intinya rambut panjang terurai serta kulit putih yang menjadi identitas utama wanita salju asal Jepang ini.
Kisah Yuki Onna
Di sebuah desa pada prefektur Musahi (sekarang dikenal dengan nama Tokyo) hiduplah dua orang penebang kayu. Mosaku yang merupakan seorang lelaki tua dan Minokichi muridnya berusia delapan belas tahun. Setiap hari mereka pergi ke hutan dengan jarak sekitar 5 mil atau 8 km dari desa mereka untuk menebang kayu.
Perjalanan yang ditempuh pun tidak mudah bagi mereka, menyeberangi sungai menggunakan kapal, melewati hutan, dan menuruni bukit. Arus sungai menjadi semakin kuat dalam kondisi cuaca buruk, hal ini kerap kali mengakibatkan runtuhnya jembatan yang ada di daerah tersebut. Sehingga tidak jarang menghambat perjalanan mereka untuk menebang kayu.
Pada suatu malam yang dingin kedua orang tersebut pulang dalam keadaan badai salju besar, ketika akan menyeberangi sungai mereka melihat orang yang mengemudikan perahu guna membantu mereka menyeberangi sungai sudah tidak ada di tempatnya. Kemudian mereka mencari sebuah gubuk penampungan untuk berlindung dari ganasnya badai salju.
Namun sayangnya gubuk tersebut tidak memiliki jendela dan tempat untuk menyalakan api, tapi gubuk tersebut cukup untuk menjadi tempat mereka berlindung sementara. Mosaku tertidur begitu cepat saat sampai di gubuk tersebut karena kelelahan, hal ini berbeda dengan keadaan Minokichi justru kesulitan tidur karena terganggu oleh suara hembusan angin.
Suatu ketika Minokichi merasakan hembusan angin yang begitu dingin dan berbeda dari sebelumnya sehingga membuat matanya terbuka seketika. Minokichi pun melihat pintu berayun terbuka lebar, terlihat ada seorang wanita cantik dengan kulit halus disertai postur membungkuk. Nafasnya membentuk lapisan embun beku di wajahnya.
Saat itu juga, Minokichi mencoba berteriak tapi tidak bisa bahkan badannya membeku sedingin badai salju, wanita tersebut menghampirinya dan mendekatkan wajahnya. Memiliki tampilan pucat layaknya tumpukan salju yang menumpuk di sekitar gubuk serta rambut hitam panjang terurai menutupi hampir seluruh tubuhnya.
Wanita itu membungkuk lebih dekat ke bagian telinga Minokichi dan membisikkan beberapa hal.
“Aku bermaksud memperlakukanmu layaknya pria lain, tapi aku tidak bisa karena aku kasihan kepadamu. Usiamu masih sangat muda, kamu adalah anak laki-laki yang tampan”.
“Minokichi aku tidak akan menyakitimu sekarang, tapi jika jamu mengatakan apa yang terjadi pada malam ini bahkan kepada ibumu. Aku akan mengetahuinya dan aku akan mendatangimu seketika lalu membunuhmu. Ingatlah kata-kataku” tutupnya sambil kembali menjauhkan mulutnya dari telinga Minokichi.
Setelah berbisik, wanita itu meluncur keluar melalui pintu seperti bayangan es tanpa meninggalkan bekas kaki sedikit pun. Anggota tubuh Minokichi yang seakan kaku tak berdaya akhirnya bisa kembali bergerak normal kembali, saat kejadian tersebut Minokichi bergumam dalam benak.
“Apakah ini mimpi? Apakah wanita itu Yuki Onna? Atau hanya roh lainnya?” Ucapnya kebingungan.
Selanjutnya dengan sigap, Minokichi langsung memeriksa pintu dan sekitar untuk memastikan keadaan. Setelah itu, dia menghampiri Mosaku untuk memeriksa apakah baik-baik saja atau tidak. Sekujur tubuh Mosaku membeku layaknya bongkahan daging dalam mesin pendingin, Minokichi pun seketika terjatuh dalam lelap karena kelelahan dan ketakutan.
Minokichi dan Yuki Onna
Pada pagi hari sang pengemudi kapal kembali siap di pinggir sungai, dan menemukan Minokichi tidak sadarkan diri di sebelah tubuh Mosaku yang membeku dalam gubuk penampungan. Mereka di bawa kembali ke desa dan pada akhirnya bisa sembuh dalam beberapa hari, Minokichi menjelaskan bagaimana mereka bisa melewati badai namun tanpa menyebutkan mengenai Yuki Onna.
Saat keadaan sudah pulih seperti semula, Minokichi kembali bekerja sebagai penambang kayu. Pada suatu hari dia bertemu dengan seorang wanita cantik dengan kulit putih pucat dan rambut hitam panjang terurai. Karena mereka berpapasan pada akhirnya obrolan terbuka pun terjadi, wanita tersebut bernama O-Yuki. Dia mengatakan bahwa orang tuanya sudah meninggal dan sedang dalam perjalanan.
Tujuan dari perjalanannya adalah untuk membatu kerabatnya di daerah Edo sebagai nelayan, tidak butuh waktu lama untuk Minokichi terpesona pada O-Yuki. Sehingga obrolan berlanjut pada pertanyaan pribadi seperti “apakah kamu sudah bertunangan? Apakah kamu sudah menikah?” Dan jawabannya adalah belum, hal ini tentu disambut senyuman ceria dari Minokichi.
Singkat cerita, O-Yuki kemudian diminta untuk tinggal sementara setelah dibawa ke rumah Minokichi dan diperkenalkan kepada ibunya. Sang ibu begitu menyukai wanita ini dan pada akhirnya mereka menikah dan menjadi pasangan, namun sayangnya sang ibu harus menutup usia lima tahun kemudian. Minokichi dan O-Yuki memiliki 10 putra dan putri dengan kulit putih pucat yang indah.
Pada suatu malam yang tenang, tiba-tiba ingatan Minokichi melayang pada saat kejadian di gubuk penampungan. Hal ini karena putihnya kulit O-Yuki, kemudian Minokichi mulai bercerita pada sang istri.
“Dia begitu putih pucat, aku begitu takut padanya. Aku tidak pernah yakin apakah itu mimpi yang kulihat atau sang wanita salju….” Cerita Minokichi.
Di saat yang bersamaan O-Yuki mulai menjerit histeris, suaranya seperti rataoan angin musim dingin dan rambutnya beterbangan liar seolah dilemparkan badai mengamuk.
“Itu adalah aku dan sudah kubilang jangan pernah kau ceritakan tentang kejadian itu kepada siapapun” ucap O-Yuki.
“Namun demi anak-anak, aku tidak akan membunuhmu. Rawatlah mereka sebaik mungkin, jangan pernah untuk menyesali apa yang sudah terjadi” tambah O-Yuki kepada Minokichi.
Seketika itu badannya mulai larut menjadi kabut putih yang berputar melalui atap dan menghilang, lalu apakah O-Yuki adalah sang Yuki Onna? Apakah dia sadar dan bisa menyerupai manusia? Dan apakah anak-anak mereka pun bisa menjadi seperti ibunya? Entahlah kisah mitologi Jepang tersebut masih menjadi misteri bagi kebanyakan orang.
Terdapat beberapa versi lainnya dari kisah Yuki Onna dan tentu saja menarik untuk dibaca bagi teman-teman, namun tidak perlu khawatir. Karena teman-teman akan mendapatkan lebih banyak lagi update mengenai sejarah dan kebudayaan Jepang pada pembahasan berikutnya. Maka dari itu, jangan lupa untuk selalu mengikuti https://jepang-indonesia.co.id/ ya!!