Blog
Aoshima, Pulau Unik Penuh Kucing di Jepang
- January 30, 2023
- Posted by: Appkey 001
- Category: Tempat wisata di jepang
Aoshima atau dikenal dengan pulau kucing ini memiliki penyebutan Neko no Shima. Sebuah pulau yang ada di Prefektur Ehime ini terkenal dengan populasi kucing seperti namanya, jumlah kucing yang telah dilaporkan melebih jumlah manusia dengan rasio antara 6:1 dan 10:1. Tetapi karena penduduk lanjut usia di pulau tersebut telah jauh menurun karena meninggal.
Aoshima
Karena hal tersebut rasionya telah meningkat pesat menjadi hampir 36:1, kucing dikenal sebagai hewan yang memerangi hama pengerat di kapal penangkap ikan sejak zaman dulu. Tetapi karena kebanyakan kucing berdiam diri dan tinggal di pulau, sehingga bisa berkembang biak di pulau tersebut dalam jumlah yang besar.
Kucing yang menghuni di pulau Aoshima diberi makan dari sumbangan makanan seluruh Jepang, kucing di pulau ini pun mengonsumsi makhluk kecil dan makanan sisa dari banyak pengunjung yang datang. Pulau ini memiliki panjang kurang lebih 1 mil atau 1,6 km, dulunya pulau ini merupakan bagian dari Nagahama di distrik Kita
Tapi pada tahun 2005, Aoshima menjadi bagian dari Ouzu. Populasi manusia menurun sejak perikanan sarden habis dan pekerjaan berpindah ke kota lain, pada bulan Februari 2019. Hanya enam penduduk manusia saja yang tinggal di pulau ini, pada awalnya di tahun 1945 pulau ini merupakan desa nelayan dengan populasi sekitar 900 orang.
Pada tahun 2013, pulau ini diperkirakan menjadi rumah bagi 50 penduduk. Pada tahun 2018, Ehime Shimbun melaporkan bahwa populasinya menurun menjadi 13 orang dengan usia rata-rata di atas 75 tahun. Pada tahun 2019, The Asahi Shimbun Globe melaporkan bahwa hanya enam penduduk yang tersisa di pulau tersebut.
Pulau ini menarik banyak wisatawan untuk mengunjungi kucing dan memberikan mereka makanan, populasi kucing di sini dilaporkan antara 120 hingga 130 kucing antara tahun 2015 hingga tahun 2018. Pada bulan Februari 2018, dilaporkan oleh Ehime Shimbun bahwa semua kucing di pulau ini akan dimandikan atau dikebiri untuk menurunkan populasinya.
Hal ini memiliki tujuan tidak lain untuk mengantisipasi penurunan populasi manusia, terlebih untuk usia muda karena populasi usia tua lebih mendominasi. Pada bulan Oktober, sekitar 210 kucing telah berhasil dikebiri dan dibuat mandul. Dengan perkiraan 10 kucing lainnya tidak berhasil ditangkap, karena disembunyikan oleh penduduk usia tua yang menentang program kebiri ini.
Aoshima dan Kucing
Namun apa sebenarnya yang membuat pulau ini begitu istimewa? Dan apa perbedaan dengan pulau kucing lainnya? Ada beberapa alasan, tapi salah satunya adalah saat teman-teman datang ke pulau ini para penduduk akan begitu antusias menggendong kucing dengan maksud menyambut tamu. Berbagai ras dan warna kucing bisa ditemui di pulau ini.
Bagi pecinta kucing, tentu pulau ini merupakan surga yang bisa mewujudkan mimpi mereka. Berjalan-jalan di sekitar pulau dengan sejauh mata memandang bisa melihat kucing, atau sekadar berbaring untuk menikmati waktu melihat kegiatan kucing makan, bermain, bahkan hanya berguling menghabiskan waktu luang.
Aoshima bukanlah tempat wisata yang bisa menemukan wahana permainan, di sini ketenangan begitu dihormati serta pulau ini dimiliki pribadi. Beberapa orang lokal mungkin akan senang untuk berinteraksi dengan pengunjung. Tetapi ada pula para penduduk yang tidak ingin diusik, maka dari itu menghindari untuk interaksi dengan orang asing.
Di pulau ini bahkan tidak memiliki akomodasi transportasi, toko, kedai, atau bahkan mesin penjual otomatis yang begitu banyak tersebar di setiap belokan di Jepang. Maka dari itu bila berkunjung ke pulau ini, teman-teman harus memungut sampah yang dibawa dari bekas makanan dan tidak bisa meninggalkan serta mengambil apapun dari tempat ini.
Sedangkan untuk kucing, warga sekitar memberikan makanan mereka setiap harinya. Sehingga kucing tidak akan meminta makanan, namun para pengunjung yang ingin memberikan makanan pun diperbolehkan. Asalkan tidak membuat kegaduhan dan memberikan makanan yang layak, membawakan mainan untuk para kucing pun bisa dilakukan oleh pengunjung.
Aoshima sebenarnya berevolusi menjadi “pulau kucing” secara tidak sengaja, beberapa dekade lalu. Terdapat sebuah desa nelayan yang ramai dan mata pencahariannya berbasis pada ikan sarden, seperti yang sudah dijelaskan pengembangbiakan kucing memiliki maksud untuk mengusir hama berupa tikus bagi para nelayan.
Namun seiring berjalannya waktu, aktivitas nelayan untuk mengambil ikan di pulau ini menurun, begitu pula seiring dengan populasi manusianya. Sehingga di pulau ini hanya tersisa kucing saja, setelah beberapa pecinta kucing menemukan pulau ini. Berita dari mulut ke mulut menyebar dengan cepat, kemudian diperkuat dengan akses internet yang membuat ketenaran pulau kucing ini meluas hingga seluruh dunia.
Masa Depan Aoshima
Terlepas dari popularitas pulau ini, seperti yang sudah disebutkan bahwa tidak ada kedai khusus kucing atau kafe yang dikelola dengan tujuan komersial. Maka dari itu setelah diadakannya program kebiri kucing pada tahun 2018, tidak ada cara untuk memelihara “pulau kucing” dalam jangka panjang. Karena kucing sangat bergantung pada manusia terlebih makanan untuk bertahan hidup.
Kebenaran yang menyedihkan adalah bahwa pulau ini kemungkinan besar akan berakhir menjadi pulau tidak berpenghuni, jalur penyeberangan lokal dipertahankan untuk digunakan oleh penduduk. Jadi tidak ada akses sama sekali untuk penduduk luar pulau untuk masuk ke dalam, begitu juga sebaliknya. Karena kapal feri pun ikut langka seiring berjalannya waktu.
Namun jika teman-teman memiliki ketertarikan merawat kucing, memelihara kucing, dan berdedikasi serta menghormati kesejahteraan koloni penduduk di sini. Teman-teman masih memiliki kesempatan untuk menghabiskan waktu berharga bersama banyak kucing di pulau ini dengan keadaan damai.
Aoshima dapat diakses dengan perahu dari pelabuhan Nagahama, setiap perjalanan dari arah membutuhkan waktu sekitar 35 menit dan biaya perjalanan pulang pergi membutuhkan 1.360 Yen. Sedangkan untuk anak-anak dibawah usia 12 Tahun setengah harga, terdapat dua keberangkatan per hari pada pukul 8 pagi dan pukul 2 sore hari.
Satu-satunya kapal feri kembali pada pukul 4 sore hari, karena jumlah kursi terbatas disarankan untuk naik kapal feri pada pagi hari setidaknya pukul 8 pagi. Hal ini dilakukan untuk mengamankan slot kursi pulang pada pukul 4 sore nantinya, pertimbangkan keberangkatan teman-teman dengan prakiraan cuaca pada hari tersebut.
Pelabuhan Nagahama berjarak 5 menit berjalan kaki dari stasiun kereta Iyo-Nagahama yang dapat dicapai dengan jalur JR Yosan, sekitar 1 jam dari stasiun Matsuyama. Stasiun ini sendiri dapat diakses langsung dari Tokyo, Osaka, dan Kyoto dengan kereta api (kira-kira membutuhkan waktu perjalanan selama 4 jam).
Kemudian bila teman-teman menggunakan pesawat terbang, keberangkatan lokal ke bandara Matsuyama membutuhkan waktu sekitar 1 jam 40 menit. Perhitungan ini berdasarkan jarak dari bandara Haneda atau bandara Narita di Tokyo. Sedangkan dari bandara Itami di Osaka hanya membutuhkan waktu satu jam saja.
Jika teman-teman menyukai hewan, kawasan Setouchi penuh dengan pulau-pulau menawan di laut dan pedalamannya. Hal ini termasuk pulau kucing dengan kepadatan tertinggi di Jepang, selain pulau Aoshima, ada juga Manabeshima di Prefektur Okayama, Sanagishina dan Ogijima di Prefektur Kagawa, Iwashima di Prefektur Yamaguchi, serta Muzukijima di Prefektur Ehime.
Total ada 6 pulau kucing dan teman-teman tinggal memilih destinasi yang cocok berdasarkan waktu, dana, serta jarak akses masing-masing. Jika lebih menyukai kelinci, Prefektur Hiroshima bisa menjadi pilihan. Di mana Okunoshima merupakan satu-satunya pulau kelinci di Jepang, untuk rusa bisa ditemukan di pulau Miyajima dan pulau Itsukushima.
Populasi rusa shika bisa banyak ditemukan, hewan suci dari kuil Torii merah terapung yang paling terkenal. Di Indonesia pun tidak jauh berbeda, meskipun tidak ada spesifik pulau kelinci kucing. Bahkan pulau rusa, namun terdapat banyak orang-orang yang mencintai binatang. Terlebih lagi kucing, untuk mengetahui hewan-hewan menarik lainnya di Jepang. Kunjungi www.Jepang-Indonesia.co.id.