Blog
Jinrikisha Kereta Manusia yang Hadir di Jepang
- October 7, 2022
- Posted by: Appkey 001
- Category: Budaya Jepang
Jinrikisha atau kereta berbentuk kereta ini merupakan kendaraan bertenaga manusia untuk mengangkut orang, fungsinya sebagai sarana berkeliling dari satu tempat ke tempat lain terutama pada periode Meiji hingga periode Taisho dan awal periode Showa. Penumpang duduk di belakang (dalam gerbong), dan dua roda pada poros melintang ditarik oleh seseorang di depannya.
Pengertian Jinrikisha
Kendaraan ini disebut dengan ‘jinriki’ atau ‘rikisha’ untuk beberapa waktu, seorang pria becak pun merupakan sebutan lainnya atau dikenal dengan istilah ‘shariki’. Dalam bahasa Inggris lebih akrab dikenal dengan penyebutan rickshaw dan diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang sebagai ‘rikisha’, di Indonesia bentuknya mirip dengan andong yang menggunakan tenaga kuda.
Meskipun jinrikisha dapat menampung satu hingga dua penumpang, kendaraan ini populer dengan hanya memiliki satu tempat duduk saja. Biasanya dioperasikan oleh satu orang (ditarik oleh satu orang), namun ketika seseorang penumpang sedang terburu-buru. Dua atau lebih orang diperbolehkan untuk menariknya, kadang bisa didorong secara bersama secara bergantian.
Jumlah kendaraan bertenaga manusia ini menurun di wilayah metropolitan Tokyo sekitar tahun 1926, dan mencapai puncaknya di beberapa provinsi yang terkenal akan wisatanya sekitar tahun 1935. Diikuti dengan sedikit peningkatan jumlah setelah perang ketika kendaraan dan bahan bakar langka, namun untuk saat ini sangat jarang digunakan untuk perjalanan jarak jauh.
Akhir-akhir ini, fungsi utama dari jinrikisha digunakan untuk tur jalan-jalan di tempat wisata yang populer. Bisnis seperti ini awalnya ada di tempat wisata dengan memiliki banyak bangunan kuno, seperti di Kyoto dan Kamakura misalnya. Untuk di daerah pusat kota seperti Tokyo pun beberapa masih menyediakan wisata transportasi ini, seperti di Asakusa Tokyo.
Di mana orang-orang yang menaiki bisa menikmati pemandangan aktivitas ibu kota, seiring berjalannya waktu kendaraan ini banyak ditemui untuk transportasi di tempat istirahat air panas (onsen). Daerah Izu dan Dogo Onsen merupakan contoh dari banyak, daerah China Town pun tidak luput untuk dihampiri oleh wisata satu ini.
Secara umum, jinrikisha membawa orang ke tempat-tempat wisata dalam perjalanan yang bisa ditempuh dengan jarak pendek. Sambil membawa penumpang, orang yang menarik akan menjelaskan banyak hal. Seperti sejarah tempat tersebut, tempat membeli oleh-oleh, dan saran tempat yang wajib dikunjungi. Hal ini serupa dengan pemandu wisata perjalanan.
Untuk di beberapa tempat, terdapat tur wisata yang menggunakan kendaraan bertenaga manusia ini. Berikut merupakan rute yang tersedia di Jepang.
- Kota Otaru di Prefektur Hokkaido
- Distrik Asakusa di Tokyo
- Kota Kwagoe di Prefektur Saitama
- Kota Narita di Prefektur Chiba
- Kota Kamakura dan China Town di Prefektur Kanagawa
- Kota Kakegawa dan kota Matsuzaki di Prefektur Shizuoka
- Kota Takayama dan Gujohachiman di Prefektur Gifu
- Taman Nara di Prefektur Nara
- Pelabuhan Moji di Prefektur Fukuoka
- Kota Yufu di Prefektur Oita
Masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu per satu, meskipun tidak bisa digunakan sebagai transportasi jarak jauh lagi. Namun teman-teman bisa menikmati keindahan kota di Jepang dengan mengendarai jinrikisha, di bawah undang-undang lalu lintas jalan. Kendaraan ini termasuk kategori ringan, namun bukan sepeda maka dari itu tidak bisa menggunakan lajur sepeda di trotoar.
Tarif yang dikenakan untuk satu kali tur berada di kisaran 1.000 Yen hingga 2.000 Yen per orang selama sepuluh menit, dalam mata uang Rupiah sekitar 100 Ribu Rupiah hingga 200 Ribu Rupiah. Dengan tarif tersebut, teman-teman akan mendapatkan fasilitas berupa penjelasan, sejarah, dan rekomendasi tempat favorit dari sebuah kota.
Meskipun memungkinkan untuk dinaiki tiga orang, karena memiliki dua tempat duduk di dalamnya. Namun tarif tambahan akan dikenakan atau bagi teman-teman yang dirasa memiliki bobot terlalu berat, tarif tambahan pun akan dikenakan. Selain digunakan untuk jalan-jalan, kereta ini terkadang digunakan dalam upacara pernikahan dan festival di Jepang.
Sejarah Jinrikisha di Barat
Pada tahun 1707, Claude Gillot seorang seniman asal Prancis melukis sebuah karya dengan dinamai ‘Les Deux Carrosses’, bila diterjemahkan secara harfiah ke dalam bahasa Indonesia akan memiliki arti ‘dua pelatih’. Lukisan ini menunjukkan dua gerobak yang mirip dengan jinrikisha, gerobak ini digunakan di kota Paris pada abad ke 17 hingga 18.
Di Prancis istilah kendaraan ini dikenal dengan nama ‘vinaigrettes’, hal ini berdasarkan bentuknya mirip dengan gerobak yang dibuat untuk mengangkut barang-barang seperti tong anggur dari pabrik anggur terkenal di Prancis. Untuk di Jepang, kereta yang digunakan saat ini digunakan oleh seluruh dunia berasa dari Jepang pada tahun 1868 sejak periode Meiji.
Karena penemuan di Jepang saat itu, hadirnya kendaraan tenaga manusia ini memberikan banyak kemudahan dibandingkan dengan tandu yang digunakan sebelumnya. Dan tenaga manusia jauh lebih murah daripada menggunakan kuda, maka tidak membutuhkan waktu lama untuk kereta ini populer di Jepang sebagai transportasi.
Tidak pasti siapa yang pertama kali jinrikisha, beberapa sumber mengatakan bahwa Albert Tolman merupakan orang yang bertanggung jawab. Seorang pandai besi asal Amerika, dikatakan bahwa dirinya menemukan transportasi ini untuk kegiatan misionaris di Worcester, Massachusetts pada tahun 1848.
Cerita lain mengabarkan bahwa Jonathan Scobie yang menemukan kendaraan ini, seorang misionaris keturunan Amerika dan membawanya ke Jepang. Penemuannya diketahui ada pada tahu 1869, dan dikatakan bahwa dia mengangkut istrinya yang cacat pada awalnya. Menyusuri jalan dengan menarik seorang diri menuju Yokohama.
Popularitas di Jepang dan Asia
Untuk di Jepang sendiri, Yosuke Izumi merupakan orang yang diketahui menemukan ‘kereta’ manusia ini bersama dengan Kosuke Takayama dan Tokujiro Suzuki. Mereka membuatnya karena terinspirasi dari kendaraan serupa yang dilihat di Tokyo pada kisaran tahun 1868, pada tahun 1870 Prefektur Tokyo memberikan izin untuk menjual kendaraan satu ini.
Namun dengan catatan tidak memiliki warna dan bentuk yang mencolok, bila terjadi sebuah kecelakaan atau merugikan masyarakat maka akan dikenakan hukuman. Dengan izin ini, mereka disebut dengan ‘jinrikisha sogyoji’. Seperti layaknya kebanyakan kendaraan, diperlukan otoritas dan lisensi untuk mengoperasikan kerta ini. Bersamaan dengan hadirnya lisensi di tahun yang sama.
Sebelumnya terdapat kurang lebih 10 ribu tandu yang digunakan untuk mengangkut berbagai macam barang, seiring berjalannya waktu menghilang pada tahun 1872 di Tokyo. Sementara jumlah kendaraan tenaga manusia naik di angka 40 ribu, menjadikannya bentuk transportasi umum di Jepang. Dilaporkan bahwa sebanyak 25 ribu kereta bereda di Tokyo pada tahun 1876.
Selain itu, sejak pertengahan tahun 1870an. Kereta ini mulai diekspor ke berbagai negara Asia, mulai dari Asia Tenggara, Cina, hingga India. Khususnya Daisuke Akiba yang berhasil membuka toko dengan nama Akiba Store di Ginza, Tokyo. Penemuan versi terbaru pun digunakan, tambahan penutup atas diberikan untuk melindungi penumpang dari cuaca maupun lumpur.
Menghasilkan variasi yang inovatif dengan kinerja tinggi dan penampilan mewah, keuntungan besar pun didapatkan dengan mengekspor ke sebagai besar negara luar. Di sisi lain, Izumi dan teman-temannya yang diberikan wewenang untuk membuat dan menggunakan kereta ini. Mengalami kesulitan untuk mengumpulkan biaya penggunaan, dan tidak mendapatkan banyak keuntungan.
Di negara Asia, kendaraan ini masih bisa ditemui. Di mana setelah diekspor dari Jepang dan menggunakan penyebutan ‘rikisha’, sebagian besar dari mereka dihiasi oleh ornamen. Ada juga kereta yang dimodifikasi agar bisa ditarik oleh sepeda, bukan oleh manusia lagi. Di India, kendaraan ini disebut dengan ‘rikusha’ dan tukang becaknya dikenal dengan nama ‘rickshaw wallah’.
Untuk sekarang, kendaraan tradisional jenis ini cukup jarang ditemui kecuali jika teman-teman mengunjungi beberapa kota di luar Jakarta. Seperti misalnya Yogyakarta, meskipun begitu tenaga yang digunakan adalah kuda bukan lagi manusia seperti zaman dahulu. Begitulah perkembangan yang didapatkan dari kereta tenaga manusia ini, tunggu selalu artikel dari kami di www.jepang-indonesia.co.id.