Bagi Anda yang sedang mempelajari bahasa Jepang, untuk menunjukkan suatu objek terutama yang berupa benda, dapat dilakukan dengan menggunakan kata tunjuk (Kore, Sore, Are. Selain itu, dapat juga menggunakan Kono, Sono, Ano. Kedua jenis kata tunjuk ini dalam bahasa Indonesia memiliki arti “Ini, itu dan itu(jauh), akan tetapi pada penggunaannya kedua kata tunjuk ini memiliki perbedaan yang bisa kita lihat melalui penjelasan berikut ini.
Dalam bahasa Jepang, jika kita ingin membicarakan hal-hal yang tidak kita ketahui namanya, kita bisa menggunakan ungkapan seperti kore, sore, are, dan dore untuk menunjukkannya. Dan jika lawan bicara juga mengerti bahasa Jepang, maka ia akan mengerti dengan apa yang kita maksud.
Kore (ini), Sore(itu), Are (itu jauh) juga digunakan untuk menunjukkan atau menerangkan suatu benda yang berada dekat atau jauh dengan pembicara. Benda yang ditunjukkan dengan kata Kore(ini) biasanya berada dekat dengan pembicara (pahak pertama) dan jauh dari lawan bicara (pihak kedua). Kemudian, Sore(itu) adalah kata tunjuk yang menunjukkan suatu benda yang ada jauh dari Pembicara namun dekat dengan lawan bicara. Sedangkan are(itu), digunakan untuk menunjukkan keberadaan benda yang jauh dari pembicara dan juga lawan bicaranya.
Pola kalimat yang digunakan adalah: Kata tunjuk wa kata benda desu.
Contoh kalimat:
Kore wa kaban desu.
Ini adalah tas.
Kore wa inu desu.
Ini adalah anjing.
Sore wa hana desu.
Itu adalah bunga.
Sore wa gakkou desu.
Itu adalah sekolah.
Are wa hondana desu.
Itu adalah lemari.
Are wa hon desu.
Itu adalah buku.
Pola Kalimat Tanya
Contoh kalimat tanya
Kore wa nan desuka.
Apakah ini?
Sore wa nan desuka.
Apakah itu?
Are wa nan desuka.
Apakah itu?
Kore wa gokiburi desuka.
Apakah ini kecoak?
Sore wa tsukue desuka.
Apakah itu meja?
Are wa tempura desuka.
Apakah itu Tempura?
Contoh penggunaan dalam percakapan:
A: Bさん、おはようございます。
B san, ohayou gozaimasu.
Selamat pagi, B
B: A さん、おはようございます。
A san, Ohayou gozaimasu.
Selamat pagi, A.
A: Bさん、それはなんですか?
Bsan, sore wa nan desuka.
B, apakah itu?
B: これはじしょです。
Kore wa jisho desu.
Ini adalah kamus.
A: それはボルペンですか。
Sore wa borupen desuka.
Apaka itu pulpen?
B: はい、これはボルペンです。
Hai, kore wa borupen desu.
Iya, ini adalah pulpen.
Tidak seperti “kono” dan keluarganya, “kore” bukanlah pra-nominal sehingga sering (tidak selalu) diikuti oleh partikel “wa” dan “ga”. Karena mereka tidak terhubung secara langsung tetapi berdiri sebagai “subjek” dari kalimat.
Anda tidak dapat mengatakan, “sore hito desu ka” yang berarti “Orang itu? ‘” Kita harus mengatakan “sono hito” untuk mengatakan “orang itu ? ” atau “orang itu (kita baru saja membicarakannya?”) dalam bahasa Jepang.
Ada satu aturan yang perlu diingat saat menggunakannya. “Dore” diikuti dengan partikel “ga”. Apa itu “ga”? Senang Anda bertanya. Tidak seperti, “wa” yang membuat hubungan longgar dengan subjek, “ga” membuat hubungan yang sangat erat dan lengkap dengan subjek kalimat.
Contoh:
Saat menggunakannya di dalam kalimat, Anda tidak boleh mengatakan
‘Dore wa suki desu ka? yang berarti “mana dari 3 hal ini yang kamu suka?”
Namun, sebagai gantinya, gunakan “ga” sebagai pengganti “wa”.
Seperti yang sudah kita bahasa di atas, baik ‘kono’ dan ‘kore’ memiliki arti yang sama dalam bahasa Indonesia. Jadi jika ‘kono’ berarti ‘ini’ dan ‘kore’ berarti ini, apa perbedaan penggunaannya? Pertanyaan bagus! Kebingungan ini berasal dari fakta bahwa dalam bahasa Indonesia, kata yang sama, ‘ini’ bisa digunakan dalam 2 kalimat yang berbeda secara tata bahasa. Yaitu misalnya pada ‘Ini adalah seorang siswa’ dan ‘Siswa ini cantik’.
Dengan kata lain: ‘kono’, ‘sono’, ‘ano’ dan ‘dono’ disebut pra-nominal yang bisa diubungkan langsung dengan kata benda tanpa ada partikel di antara keduanya. Untuk lebih jelasnya, mari kita perhatikan dalam pola kalimat di bawah ini:
Pola kalimat
Kono/Sono/Ano + kata benda + wa + Kata benda/sifat + desu.
Contoh kalimat:
Kono gakusei wa kawaii desu.
Siswa ini cantik/manis.
Sono bashou wa gakkou desu.
Tempat itu adalah sekolah.
Ano kutsu wa atarashii desu.
Sepatu itu baru.
Kono artinya benda ini sangat dekat pembicara (orang pertama). Sono berarti sesuatu yang dekat dengan lawan bicara (orang kedua) atau sesuatu yang baru saja disebutkan atau diketahui.
Ano artinya sesuatu yang ada di sana jauh atau sesuatu yang pembicara maupun lawan bicara nya ketahui bersama.
Kemudian untuk bertanya, Anda bisa menggunakan kata “Dono”, untuk lebih jelasnya mari kita lihat pada contoh berikut:
Dono ko ga suki desuka.
Anak mana yang kamu sukai?
Dono ensou ga omosiroi desuka.
Pertunjukan mana yang menarik?